Sesuai dengan kesepakatan, Luke menjemput Jenna dari kerjanya. Saat ini, Luke sedang dalam perjalanan menuju Rumah Sakit tempat Jenna bekerja. Seharian ini Luke mengawasi pembangunan kantor pusatnya yang baru. Progres pencapaian hampir lima puluh persen. Itu tandanya sebentar lagi gedung kantor pusatnya akan berdiri dengan gagah.
Luke menyempatkan diri untuk membeli bunga mawar putih dan merah untuk Jenna tadi. Bucket mawarnya telah tersimpan cantik dikursi belakang kemudi. Luke memasuki area parkir mobil. Area tersebut berada didepan gedung Rumah Sakit.
Dari posisi seperti ini, Luke dapat melihat mobil Jenna yang terparkir cantik. Luke juga bisa melihat lobby rumah sakit, sehingga pada saat Jenna keluar, Luke bisa memantaunya.
Lima menit menunggu, Jenna tak kunjung keluar. Akhirnya Luke memutuskan untuk menelpon Jenna.
Dering pertama tidak diangkat.
Dering kedua masih juga tidak diangkat.
Dering ketig...
"Halo..."
"Akhirnya kamu angkat juga sayang. Aku udah di bawah nih, kok kamu lama sih?." ucap Luke sambil mengetuk-ngetuk kelima jari kanannya dikemudi.
"Iya maaf ya, handpohonenya aku silent. Jadi gak tau kalau kamu telepon aku."
"Yaudah aku tunggu di bawah ya."
"Iya ini sedikit lagi aku turun."
Jenna memutuskan sambungan telepon lalu bergegas merapihkan tasnya dan barang bawaannya. Melepaskan snelinya lalu menyampirkan dilengan sebelah kirinya. Jenna keluar dari ruangannya dan mengunci pintu.
Setelah itu, Jenna berjalan menuju lift, memasukinya lalu menekan tombol lantai lobby berada. Pada saat Jenna tiba di lantai tujuannya dan hendak keluar dari lobby. Munculah George dari arah cafetaria menuju pintu keluar lobby juga.
"Hai Lie!." Sapa Geo sambil sedikit berlari menghampiri Jenna.
Jenna menengok kearah sumber suara dan mendapatkan Geo yang sedang membawa segelas kopi yang berembun basah ulah dari es yang berada dalam campuran kopinya.
"Haii Geo."
"Mau pulang? Tumben jam segini sudah pulang.."
"Ah iya.. Pekerjaanku sudah selesai, jadi bisa pulang lebih awal."
Dari kejauhan, Luke memandang Jenna yang berjalan keluar dari dalam lobby. Sambil tertawa bersama seorang lelaki. Terlihat bahagia..
Siapa?
Kok Jenna ketawa-ketawa?
Cemburu ya?
Iyalah!
Luke keluar dari mobilnya lalu bersidekap didepan kap mobil. Jenna menghampiri Luke lalu mencium pipi kanannya.
"Maaf membuatmu menunggu lama."
Luke hanya diam dan memandang Geo menyelidik.
Eh tunggu!
Kok Jenna berani menciumnya didepan orang lain? Biasanya dia malu-malu.
Luke menatap mata Jenna. Seakan mengerti dengan tatapannya, Luke langsung merangkul pinggang Jenna dengan posesif. Geo merasakan panas didadanya. Melihat wanita yang disukainya mencium lelaki lain dan dipeluk dengan begitu erat.
"Geo, kenalin. Ini Luke, pacar aku."
Geo terdiam cukup lama, sampai jabatan tangan dari Luke menghancurkan segala fantasinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jenna will you?
Romance(End✔️) Tuhan telah merencanakan ini semua. Aku percaya semua tentang kita adalah takdir. Namun ketika takdir tak berjalan sesuai dengan apa yang kita mau, akankah kita bisa merubahnya?. Entahlah, hanya Tuhan, Jenna, dan Luke yang tahu. "Tunggu aku...