SEPULUH

23 4 0
                                    

Tahun-tahun berlalu. Kini Luke dan Jenna sudah di penghujung kelulusan.  Tinggal hitungan minggu mereka akan melepas masa putih abu-abunya itu. Semua berjalan seperti biasa. Dan rasa takut kehilangan telah tumbuh diantara Luke dan Jenna.

Bertahun-tahun juga Luke menyimpan rasa Cinta yang amat sangat untuk Jenna. Entah,apa Jenna juga seperti itu? Luke sangat pengecut, dia tidak berani mengatakan perasaan yang sesungguhnya pada Jenna. Perasaan yang lebih dari sekedar teman dekat. Luke takut, jika Jenna tau perasaannya. Jenna akan menjauhinya, luke tidak mau itu terjadi.

Jika kalian tanya mulus atau tidak pertemanan mereka, tidak, tidak selalu mulus. Ingat perempuan yang bernama Ileona? Kakak kelas mereka yang tergila-gila pada Luke. Ketika dia tau bahwa luke dekat dengan Jenna. Jenna selalu diperlakukan tidak baik olehnya. Untunglah Luke selalu berada di sisi Jenna, sehingga Jenna aman terkendali.

Hanya satu tahun keresahan yang mereka rasakan karena Ileona, perempuan itu lulus lebih dahulu dari mereka. Untunglah dia adalah kaka kelas. Jika seangkatan? Habis sudah Jenna. Banyak juga lelaki yang mendekati Jenna. Tapi mereka akan mundur jauh-jauh karena si protektif Luke yang mengaku-aku kalau Jenna adalah kekasihnya. Nyatanya tidak
:( poor luke.

"Luke, ayo ke resto. Aku laper." Ajak Jenna pada Luke yang masih berkutat pada tugas Kimianya.

"Mmm iya, ayo. Eh tunggu, Jo dan Chris kemana?."

Yapp, kedua teman mereka. Jo dan chirsty menjadi sepasang kekasih sekarang. Entahlah apa yang membuat mereka seperti itu sekarang. Dulu sering bertengkar. Tapi sekarang jadi sepasang kekasih yang manis.

"Entahh, mungkin sedang bermanja-manja ria." jawab Jenna yang sambil berjalan dengan kotak bekal di tangan kirinya lalu menarik luke dari bangkunya dengan tangan kanan.

" Eh eh eh, apa ini tarik-tarik. Mau manja-manja juga sama aku hmm?". Goda luke sambil mencolek dagu Jenna.

"Apasih colek-colek, emangnya aku sabun colek hah?!?!. Udaah deh ayo laper ihhh."

Mereka bergegas ke resto sekolah. Seperti biasa, Soto betawi adalah makanan kesukaan Jenna. Bekal yang Jenna bawa tentu saja untuk Luke. Laki-laki itu sangat menyukai roti bakar dengan selai coklat dan taburan keju parut buatan Jenna. Luke akan meminta itu tiap hari, jika Jenna tak menurutinya maka Luke akan merengek seperti anak bayi tidak dapat susu.

Jangan tanya, Luke bukan hanya memakan roti bakar buatan Jenna. Luke akan memakan roti itu jika dia sudah makan nasi. Laki-laki memang seperti itu bukan? Makan banyak tapi tidak akan gemuk, hanya bertambah tinggi, tinggi , dan tinggi.

"Kamu mau soto juga kayak aku?." Tanya Jenna pada Luke.

"Emm engga deh bosen, pesenin aku nasi goreng bakso sosis aja. Sini roti bakarnya aku pegang, nanti kamu yang makan lagi." Luke menarik paksa kotak roti bakarnya.

"ckk, dasar godzila. Besok-besok aku gamau bikinin lagi. Bayangin aja hampir 3 tahun tiap pagi aku manggangin tuh roti buat kamu. Kamu gak bosen apa Luke?."

"Siapa suruh waktu itu nawarin aku pertama kali? Aku kan jadi suka. Ya engga lah yakali aku bosen. Kan buatan kamu." ucap luke sambil mengedipkan sebelah matanya.

"cihhh, gombal kelas kakap."

Luke hanya tertawa garing. Jenna memesan makanan untuk mereka berdua. Setelah makanan datang mereka makan dan diselingi percakapan tentang pelajaran. Mereka harus lebih extra belajar, karena 2 minggu lagi akan diadakan ujian akhir sekolah.

"Gimana kalo kita belajar bareng tiap hari? Kan lumayan tuh, kamu bisa ngajarin aku kimia sama fisika. Ya jujur aja deh, aku kan kurang pinter dari kamu." Tanya Jenna pada Luke.

Jenna will you? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang