"Ihhh lucu banget Luke." Sorak Jenna yang sedang mengamati anakan penyu didalam kotak kaca berisikan pasir pantai yang bersih.
"Tentu, nanti setelah mereka lebih besar sedikit. Mereka akan dilepas kelautan." Jawab Luke antusias.
"Benarkah?. Apa kita bisa liat pelepasan penyu?." Tanya Jenna pada salah satu penjaga disana.
"Tentu nona, nona bisa kembali kesini esok pagi. Kami akan melepaskan penyu-penyu yang ada di kotak sebelah sana." Jawab penjaga pria itu seraya menunjuk kotak yang sama seeperti yang ada didepannya saat ini.
"Wahh, okee. Besok aku akan kesini. Jam berapa kira-kira?."
"Nona bisa datang pukul 09:00 pagi."
Jenna mengangguk tanda mengerti. Waktu menunjukkan jam makan siang. Beruntung mereka mendapatkan penerbangan pada waktu dini hari. Jadi tiba di raja ampat tak terlalu siang.
"Jenna, kita makan dulu ya. Udah siang, tadikan cuma makan pasta di pesawat. Pasti lapar kan?." Ajak Luke pada Jenna.
Jenna yang hendak mengangkat anakan penyu dan menaruh ketelapak tangannyapun memberhentikan aktifitasnya, lalu menoleh kearah Luke.
"Baru juga aku mau gendong penyunya. Heem, yaudah deh. Laper juga sih."
Luke mengerutkan dahinya. Gendong? Anakan penyu di gendong?. Dasar, ada-ada saja.
"Yuk, kita cari restoran." Luke mengulurkan tangannya untuk Jenna genggam. Dan Jennapun menggengamnya.
"Terima kasih mas, besok kami kesini lagi." Pamit Luke pada penjaga penyu tadi.
"Sama-sama tuan muda."
Luke dan Jenna berkeliling untuk mencari restoran. Ini kali pertama bagi mereka berdua mengunjungi raja ampat. Walaupun Daddy Luke punya penginapan disini. Tapi mereka tak pernah merasakannya.
"Luke kita makan apa nih?." Tanya Jenna sambil mengitari pandangannya ke restoran yang ada di sekelilingnya, dan tetap berada dalam genggaman Luke.
"Seafood mau? Udang bakar atau sotong bakar?."
"Ih aku kan alergi udang. Kamu juga bukannya alergi udang ya?."
Jenna memang alergi udang dari kecil. Kalau menyentuh udang sedikit saja, benar-benar ingin mati rasanya. Muntah-muntah, kepala pusing, lemas, dan wajahnya akan merah membengkak. Namun Luke tak separah Jenna. Paling akan muncul bercak merah di bibirnya. Lalu bibirnya membengkak.
"Hahaha iyaa, aku tak mau membuatmu mati karena makan itu."
"Sotong bakar juga enak, sama ikan gurame asam manis. Itu kita ke restoran itu aja. Tempatnya unik."
Jenna menunjuk salah satu restoran yang berada di sebrang toko-toko aksesoris berbahan cangkang kerang.
Restoran yang unik, bertemakan bajak laut. Lukepun mengangguk dan menarik tangan Jenna agar jalan lebih cepat ke restoran itu.Setelah masuk kedalam restoran, Jenna memilih tempat duduk dilantai dua. Dan mengarah langsung ke arah pantai. Bangku dan mejanyapun unik. Mejanya seperti perahu yang terbalik, lalu bangkunya seperti mainan jumping pirate.
Luke memanggil pelayan restoran tersebut. Pelayan restoran tersebut datang sambil membawa lembaran menu.
"Silahkan dipilih menunya." Pelayan menyerahkan lembaran menu tersebut.
Jenna mengamati setiap menu yang tertera disana.
"Mmm mbak, aku mau sotong bakarnya, umm minta sambal rujaknya ya mbak. Gurame asam manisnya satu. Oh iya Luke kamu mau apa?." pelayan mencatat pesanan Jenna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jenna will you?
Romance(End✔️) Tuhan telah merencanakan ini semua. Aku percaya semua tentang kita adalah takdir. Namun ketika takdir tak berjalan sesuai dengan apa yang kita mau, akankah kita bisa merubahnya?. Entahlah, hanya Tuhan, Jenna, dan Luke yang tahu. "Tunggu aku...