TIGA PULUH DELAPAN

11 2 1
                                    

Rintihan kesakitan memenuhi sebuah ruang persegi panjang yang berjalan. Didalam ambulan yang terus melaju kencang, dengan sirine yang menggelegar membelah jalanan yang padat. Luke menguatkan Jenna yang terus melemah, dan mengeluarkan banyak darah.

"Awsshh sakith..."

"Jenna, hey sayang.. Please bertahan."

Luke menangis melihat Jenna yang kesakitan. Dia tau persis bagaimana rasa sakitnya ditusuk dengan pisau. Terkutuklah orang yang membuat cintanya sengsara kesakitan.

Jenna menghapus air mata Luke yang tanpa malu merosot kepermukaan pipinya.

"Ja-ngan nangish Luke.. Aku gak apa-apa. Cuma sakith aja."

Jenna memejamkan matanya, menahan sakit yang terus menyerang tubuhnya. luka tusuk yang dibuat Bambang begitu dalam. Jenna mengeluarkan banyak darah dari perutnya. Apalah arti seorang Dokter Bedah. Saat seperti inipun Jenna hanya bisa merasakan sakit yang luar biasa hebatnya. Tim medis ambulan berupaya memberikan pertolongan pertama bagi Jenna. khususnya oksigen untuk membantu Jenna bernafas.

"Sayang tetap buka matanya.. Tolong jangan tutup mata kamu, aku takut."

Jenna mencoba tersenyum dan mengangguk lemah.

"Maaf yaah.. Lamaran-nya jadi kacau ginih. Aku boleh gak, awwh.." Kata-kata Jenna terjeda karena rasa sakit yang akan bertambah.

"Hei udah jangan banyak bicara sayang.."

Jenna menggeleng lagi, kekeuh ingin melanjutkan perkataannya.

"Aku minta, kamu lamar aku lagi seka-rang, ahh.. Lamar aku lagi di- disinih. Aku belum te-rima lamarhhan k-kamu tadih.. Aku takut belum sempat menerima kamuh..." Dengan susah payah Jenna menyelesaikan perkataanya.

Luke menggeleng dan terus menggengam tangan kanan Jenna yang sudah dingin dan memucat itu.

"Enggak! Kamu jangan ngomong begitu yang."

"Please.. Luke..."

Ambulan berehenti, pintu terbuka, dan dengan segera menurunkan Jenna dari dalamnya. Luke dengan setia menemani Jenna yang didorong masuk kedalam ruang bedah. Genggaman tangan Jenna mengendur, Jenna mulai kehilangan kesadarannya. Sesampainya didepan ruang bedah, Luke menepati keinginan Jenna.

"Jenna WILL YOU MERRY ME?" Dengan suara bergetar Luke menyebutkannya.

"Yesh, i-i do Luke." Jawab Jenna lalu benar-benar kehilangan kesadarannya. Brankar didorong masuk kedalam ruang bedah. menyisahkan Luke yang berdiri dengan sejuta harapan untuk cintanya.

"Bertahanlah Jenn.. Aku mencintaimu sayang.."

..........

Operasi dimulai, Luke terus merapalkan doa-doa untuk Jenna. Angeline, Shirena, dan Grady pun telah tiba sesaat Jenna dimasukkan kedalam ruangan bedah. Cio masih merasa shock, dan memutuskan untuk tinggal di rumah. Sedangkan Antonio mengurusi si Biadab Bambang yang telah dia tahan.

Kekacauan yang dibuat Bambang sangatlah hebat. Mulai dari menyusup, mengaku-aku sebagai pelayan catering yang terlambat datang, penusukan pada Jenna, dan banyaknya barang yang hancur di rumah Antonio.

Gampang saja membereskan itu semua. Antonio dan Grady mempunyai banyak koneksi. Sengaja tidak memakai lembaga kepolisian, karena Antonio mempunyai cara tersendiri untuk menghukum orang-orang yang berusaha mengusik ketenangan keluarganya.

Jangan heran jika Antonio memiliki penjara bawah tanah yang berada dikediamannya. Sudah banyak koruptor, pemeras bisnis yang dia jalani. Mati membusuk didalam sana. Apalagi si penjahat seksual seperti Bambang ini. Mudah saja dilenyapkan.

Jenna will you? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang