ENAM BELAS

18 5 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Luke, Jenna, Jonathan, dan Christy berada di Raja Ampat. Enam hari sudah mereka berlibur, dan besok mereka akan meninggalkan tempat ini. Dan di hari-hari terakhir juga, tiga orang tengah sibuk mempersiapkan kejutan untuk Jenna. Luke, Jonathan, dan Christy, mereka sibuk mempersiapkannya. Tentu saja itu semua tanpa sepengetahuan Jenna. Yaiyalah, namanya juga kejutan. Luke sebisa mungkin mengalihkan perhatian Jenna agar tidak curiga.

Saat ini Jenna sedang duduk didepan penginapannya. Memandang laut biru dengan air yang begitu jernih. Suara kicauan burung yang berterbangan di langit menambah kesan bahagianya, di tambah warna langit sore hari yang kejinggaan itu. Apalagi mengingat sikap Luke padanya akhir-akhir ini. Membuat jantungnya terus berpacu dengan cepat. Inikah yang namanya jatuh cinta?.

"Heh nenek lampir. Ngelamunin apa lu?." Christy datang lalu duduk disamping Jenna.

Jenna berdecak sebal. Mengganggu suasana saja.

"Bisa gak sih gak usah manggil nenek lampir?!. Aku kan princess." Jawab Jenna sambil mengayunkan rambutnya centil.

"iya deh untuk kali ini aja. Besok engga, besoknya lagi juga engga, dan seterusnya engga." Jenna menyentil dahi Christy.

"Awwwhh sakit tau. Tuh kan, mana ada princess nyentil-nyentil kayak lu."

"Aku cantik, aku tau, dan aku diam."
Ucap Jenna sambil membuat lambang damai dengan jari telunjuk dan tengahnya.

"Ayo siap-siap. Gue mau ngajak lu ke suatu tempat." Ajak Christy sambil menarik tangan Jenna untuk berdiri.

"Mau kemana?." Tanya Jenna bingung saat mereka sudah berjalan masuk ke penginapan.

"udah siap-siap aja. Nanti juga tau."

Jenna dan Christy memasuki kamar mereka. Christy memilihkan pakaian untuk Jenna pakai. Sebuah dress sabrina selutut berwarna putih bermotif bunga-bunga di ujung dressnya menjadi pilihan Christy.

"Ini, pakai ini ya. Sana mandi cepet."

Jenna berdeham lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Dengan diam-diam, Christy menelepon seseorang.

"Halo.." jawab orang dibalik telepon itu.

"Dia sudah bersiap. Akan kukabari jika kita menuju kesana." Ucap Christy dengan seringainya.

"Baiklah, jangan sampai dia curiga sedikitpun. Katakan sesuai dengan rencana kita. Jangan sampai meleset, oke?."

"Ini kenapa kayak pembunuhan berencana si?. Hahahahah."

"Sayang, kau harus menjaga sikapmu. Jangan sampai kita di cekik sampai mati oleh pangeran berkuda poni. Eh maksudku berkuda putih."

"Iya iya Jonathanku sayang. Percayakan semua pada kekasihmu yang hot ini."

Sambungan telepon terputus. Tak lama kemudia Jenna keluar dari kamar mandi dengan rambut yang tergulung handuk.

"Aku harus banget nih pakai baju ini?. Kan udah mau malam Chris, apa gak banyak nyamuk?. Sabrina gini modelnya." Jawab Jenna sambil meneliti dress yang sudah dia pakai.

"Iyap, harus. Lu cantik pake ini. Udah yaa cepet. Nanti keburu malam. Gue mau mandi juga. Siap-siap ya, dandan juga. Jangan lupa tuh keringin rambut."

Christy hendak berjalan kedalam kamar mandi, namun langkahnya dihentikan oleh Jenna.

"Eh bentar deh Chirs, Luke sama Jo kemana?. Kok daritadi aku ga liat mereka ya?."

Chris sedikit kaget, harus ngomong apa ya dia?.

"Ohh itu, ehm apa tuh.. Itu lohhh.. Mereka tuh, lagi nyari. Iya lagi nyari oleh-oleh buat mamanya Jo."

Jenna will you? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang