"Selamat malam semuanya. Terima kasih sudah mau hadir diacara lamaran saya dengan Jenna."
Jenna terkejut saat mendengar ucapan yang Luke lontarkan dari atas panggung itu.
Lamaran?
Luke melamarnya?
"Terima kasih untuk Daddy dan Mommy yang sudah membantu saya menyiapkan acara ini. Sudah saatnya saya mengikat Jenna, rasanya jika terlalu lama tidak diikat. Bisa-bisa dia kabur."
Sontak semua orang terkekeh, begitupun dengan Jenna. Tak terkecuali anak-anak Panti yang asik mendengarkan sambil memakan es krim juga camilan manis lainnya.
"Terima kasih juga untuk wanita yang akan saya lamar malam ini, Jenna. Terima kasih telah setia menungguku. Kecelakaan yang dulu saya alami membuat saya jauh darinya. Apalagi sifat pengecut yang saya miliki ini. Hanya takut tertolak dengan keadaan saya yang buruk rupa. Saya meragukan rasa cinta yang begitu besar darinya untuk saya.
Sehingga saya bergerak menjauh tanpa memperdulikan perasaannya kepada saya. Malam ini juga, dengan hati yang tulus saya ingin mengikat kamu dan menjadikan kamu sebagai pendamping hidupku sampai akhir nafas berhembus. Menjadi rumah untuk saya pulang, dan menjadi tempat berlabuh untuk saya."
Nampak mata Jenna yang berkaca-kaca. Luke memandang Jenna lembut dari atas panggung.
Ucapan manis yang Luke lontarkan terus berlanjut. Semua orang fokus mendengarkan apa yang Luke ucapkan. Lain halnya dengan Stella. Dari tadi Stella duduk gelisah karena menahan ingin buang air kecilnya. Dengan terburu-buru, akhirnya Stella bangun dari duduknya dan meninggalkan taman untuk pergi ke kamar mandi yang berada di lantai satu rumah Antonio.
Setelah selesai dengan buang air kecilnya, Stella bergegas keluar sambil merapihkan dressnya yang sedikit berantakan. Karena fokusnya jatuh pada dressnya, Stella tak sengaja menabrak pelayan yang mengurusi catering yang di sewa oleh Luke untuk acara lamarannya.
Lantas nampan berisikan minuman berbagai warna itupun jatuh ke lantai.
Prangggg
Pranggg
Krek
Krek
Si pelayan laki-lakipun mengeram marah sambil membersihkan pakaiannya yang tertumpahkan minuman itu.
"Duh maaf ya mas, saya gak sengaja."
Ucap Stella sambil menatap pelayan laki-laki yang tengah menundukan wajahnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya pada bajunya yang basah.
"Iya tidak apa-apa, lain kali hati-hati."
Deg
Suaranya?
Pelayan itu hendak beranjak pergi, namun langkahnya dicegah oleh Stella.
"Tunggu!." cegat Stella sambil memegang pergelangan tangan pelayan tersebut.
Pelayan itu berbalik menghadap Stella dan menyeringai.
"Pak Bams?!."
"Hai Nona manis..." Ucap Bambang sambil menyeringai.
"TOLONG... TOLONGGG"
DUK
DUK
DUK
"TOLONG! TOLONG KELUARKAN SAYA!."
Stella melepaskan genggamannya pada Bambang lalu berlari ke sumber suara yang meminta pertolongan. Lantas Bambang mendapatkan kesempatan untuk lari dan merencanakan aksinya. Berfikir tak ada waktu lama yang dia miliki, Bambang segera mengambil alat yang akan menjadi tamengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenna will you?
Romance(End✔️) Tuhan telah merencanakan ini semua. Aku percaya semua tentang kita adalah takdir. Namun ketika takdir tak berjalan sesuai dengan apa yang kita mau, akankah kita bisa merubahnya?. Entahlah, hanya Tuhan, Jenna, dan Luke yang tahu. "Tunggu aku...