Berhubung hari ini Jenna lepas tugas. Jennapun memutuskan untuk pergi berlibur bersama dengan Luke. Kondisi Luke juga sudah baik. Luka jahitannya sudah mengering. Jenna dan Luke berencana untuk pergi ke puncak. Menghirup udara yang dingin juga sejuk. Memanjakan mata mereka yang sudah terlalu penat menatap hiruk pikuk ibu kota.
"Sayang aku pake baju apa yaa!!!???."
Teriak Luke dari dalam kamar. Jenna yang sedang menyiapkan sarapan untuk merekapun harus bersabar karena keribetan yang dibuat Luke.
Jenna menyudahi aksi memasaknya lalu naik ke lantai atas dan memasuki kamar Luke.
"Apa sih teriak-teriak?." Ucap Jenna sambil berjalan ke arah Luke yang hanya melilitkan handuk di pinggangnya dan berdiri didepan lemari pakaian yang terbuka.
"Ini loh aku pake baju apa?."
Jenna membuang napas lelah lalu bergerak untuk mencarikan Luke satu stell pakaian.
"Nih pakai ini aja!."
Jenna menyerahkan satu celana jeans berwarna hitam, kaus oblong berwarna putih, juga sweater berwarna biru dongker.
Luke tersenyum lalu mencium pipi Jenna dan masuk ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya.
"Cepet jangan lama! Takut macet!."
"IYAA SAYANG!!." Teriak Luke dari dalam kamar mandi.
Jenna turun lagi kebawah untuk melanjutkan masakannya. Di rumah, Luke tidak mempekerjakan pelayan. Jika untuk makan, Luke akan memesan saja atau pergi ke luar. Dan untuk bersih-bersih rumah. Luke akan menyewa jasa bersih-bersih rumah dari aplikasi online. Tapi berhubung sekarang ada Jenna. Jenna akan selalu menyiapkan makanan untuk Luke dan juga Alvin.
Namun sejak dua hari yang lalau. Alvin harus kembali ke Berlin karna mengurusi perpindahan kantor pusat ke Indonesia. Dan Luke mengurusi pembangunan di Indonesia. Alhasil Jenna dipaksa untuk menemani Luke dirumahnya. Terkadang Luke yang akan menginap di rumah Jenna.
"Sayang aku udah siap!." Ucap Luke sambil menuruni tangga.
"Iyaa sayang, aku di dapur!."
Luke menyusul Jenna ke arah dapur.
"Cantik banget sih pacar aku." Goda Luke sambil memeluk Jenna dari samping. Dan mencuri satu kecupan di pipi kanan Jenna.
Jenna juga berpakaian sama dengan Luke. Memakai celana jeans berwarna hitam, juga sweater berwarna biru dongker yang membalut tubuh bagian atasnya.
"Yuk jalan.. Udah siap semua nih."
Jenna dan Luke memutuskan untuk sarapan didalam mobil. Jenna sudah membawanya didalam kotak-kotak bekal. Jenna menyiapkan nasi goreng dengan suwiran ayam, sosis, dan bakso, juga roti bakar kesukaan Luke. Tak lupa perasan air jeruk hangat juga air putih yang Jenna tuang kedalam botol stainless.
Luke dan Jenna pergi dengan memakai mobil Jenna. Mobil pemberian Luke dulu. Didalam mobil, Jenna dengan telatennya menyuapi Luke yang sedang menyetir itu. Tak ketinggalan juga, Jenna menyuapi dirinya sendiri. Sambil bersenandung kecil karena lagu yang diputar Luke dari radio.
Ini saat-saat yang diinginkan oleh Jenna. Bisa berpergian memakai mobil pemberian dari Luke dan bersama dengan orangnya. Jenna tersenyum haru, Tuhan tak pernah main-main dengan takdir. Jenna bersyukur takdirnya berakhir baik. Tapi tidak, ini belum akhir dari kisahnya dengan Luke. Masih banyak lika liku yang harus dia lewati nantinya, pasti!. Entah kapan itu.
......
"Sayang jangan jalan duluan dong..."
Seru Luke saat mereka telah tiba di sebuah kebun teh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenna will you?
Romansa(End✔️) Tuhan telah merencanakan ini semua. Aku percaya semua tentang kita adalah takdir. Namun ketika takdir tak berjalan sesuai dengan apa yang kita mau, akankah kita bisa merubahnya?. Entahlah, hanya Tuhan, Jenna, dan Luke yang tahu. "Tunggu aku...