SEBELAS

20 5 0
                                    

Luke sudah sampai di ruang keluarga Jenna dan duduk di karpet berbulu dengan meja kaca di tengahnya. Daripada dia kena timpuk, lebih baik dia kabur. Sudah sekitar 15 menit dia menunggu. Jenna tak kunjung datang juga. Wanita memang lama kalau mandi bukan?.

Dan dia juga melupakan tas juga camilannya yang dia tinggal di lantai kamar Jenna. Shit! Harus naik lagi kalau begini. Luke melangkahkan kaki untuk naik ke kamar Jenna lagi. Saat melangkah naik tangga, Luke berpapasan dengan Cio. Adik laki-laki Jenna.

"Haii Luke, sudah lama datang?." Tanya Cio pada Luke.

"Hai Cio, hmm yaa sudah cukup lama. Oh ya dimana tante Angeline?."

"Mom sedang pergi ke yayasan, ada penggalangan dana di sana. Untuk anak penderita kanker."

"Ohh begitu, kau mau kemana?."

"Aku haus, mau minta dibuatkan jus. Apa kau mau?."

"Ahh tidak,kamu saja. Aku mau ke kamar Jenna dulu. Dia dari tadi mandi gak kelar-kelar. Takut pingsan di kamar mandi hahaha."

"Ohhh, yasudah. Ku tinggal ya."

Cio menuruni tangga lagi lalu pergi ke arah cooking room untuk meminta dibuatkan jus. Cio sudah sedikit lebih dewasa. Umurnya yang menginjak 8 tahun sedikit merubah sifat kanak-kanaknya. Belum lagi tampilannya yang seperti orang dewasa. Sangat amat mirip dengan Antonio versi kecil.

Luke meneruskan langkahnya untuk pergi ke kamar Jenna. Saat dia tiba di depan pintu ada keraguan untuk membuka pintu langsung. Namun dia tepis jauh-jauh. Luke menggenggam gagang pintu lalu membukanya.
Betapa terkejutnya Luke melihat Jenna yang hanya memakai handuk yang dililitkan ke tubuhnya, rambutnya dikuncir cepol ke atas menampakkan leher jenjangnya, mengekspos bahu,lengan juga setengah pahanya. Membuat luke menelan ludah berkali-kali.

Jenna sedang memilih pakaian di lemarinya. Sehingga tak menyadari kedatangan Luke. Saat masih asik mencari pakaian, Jenna sedikit terusik karena ujung matanya menangkap seseorang yang sedang berdiri. Sontak Jenna menengok ke arah pintu kamarnya. Dimana Luke masih berdiri mematung memandangi Jenna.

"Lukeee ihhhh ngapain sih di situ!?!." Tanya Jenna sambil meraih selimut yang ada di tempat tidurnya lalu menutupi tubuhnya yang hanya berbalut handuk.

"Emm itu aku, a-aku cuma itu apa tas aku ketinggalan di situ." luke terbata-bata sambil menunjuk ke arah tasnya yang tergeletak di lantai.

"yaudah sana cepet ambil! Aku mau pake baju, cepetan keluar."

Luke berjalan mengambil tasnya juga camilan yang tadi dia bawa. Lalu berjalan ke luar kamar Jenna tanpa menutup pintu kamarnya lagi.

"Lukeee!! Tutup pintunya lagi!."

"Eh iya iya lupa, cepetan deh pake bajunya aku tunggu di sini."

Luke menutup pintu kamar Jenna lalu menunggu Jenna di depan pintu kamarnya. Sekitar 3 menitan, Jenna keluar dengan kaus oblong berwarna putih dan celana jeans biru di atas lututnya. Rambutnya masih tercepol seperti tadi. Uhh gemasss.

"Ayo cepet kita belajar." ajak Jenna pada Luke, lalu mengikuti Jenna berjalan ke ruang keluarga.

Sesampainya di ruang keluarga Jenna mengambil posisi duduk di karpet bulu dengan meja di tengah, sama seperti Luke. Posisi meja yang rendah memudahkan mereka untuk menjajarkan buku- bukunya.

"Mau belajar kimia dulu atau fisika?." Tanya Luke sambil menunjuk buku pelajarannya.

"Emmm fisika dulu deh, aku masih belum jelas sama soal yang cari tegangan listrik."

"Okeey, pertama kamu harus hapalin dulu makna-maknanya.
W itu = Energi listrik. V itu = tegangan listrik, I itu = kuat arus litrik. Dan t itu = waktu....."

Jenna will you? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang