Wisudawan dan Wisudawati telah memenuhi Hall kampus. Jenna maju sebagai mahasiswa dengan nilai cumlaude pertama dalam fakultas kedokteran. Betapa senangnya hati Jenna. Tidak sia-sia belajarnya selama ini. Andai Luke tahu, pasti dia akan bangga.
"Sayang, selamat ya.. Mom dan dad sangat bangga sama Jenna." Angeline memeluk dan memberi bucket bunga lily bermacam warna pada Jenna.
"Selamat sayang.. Daddy sungguh senang Jenna mendapatkan nilai tertinggi di Fakultas." Antonio menambahi.
"Thank you Mom, thank you dad. I love you." Jenna memeluk Antonio dan Angeline.
"Wuaaahhhh Jennaaa Jennaaa Jennaa!!!!."
Lagi-lagi Stella berteriak. Memang anak satu ini punya pita suara yang unik. Merdu tidak, fals iya.
"Berisik Stelll!." Jenna berdecak sebal.
"Akhirnya kitaa lulus jugaa! Huaaahhh!!!." Stella kesenangan memeluk Jenna.
"Selamat ya Stell, paman bangga." Ucap Antonio.
"Selamat juga sayang, sukses selalu yaa." Angeline cipika cipiki bersama Stella.
"Terima kasih paman, terima kasih aunty."
Angeline dan Antonio pamit undur diri karena harus mengurusi pekerjaannya masing-masing. Jenna dan Stella akan mengobati rindu yang nanti akan datang jika Stella dan Jenna berpisah, karena besok Stella sudah berangkat untuk menggapai cita-citanya di Italy.
"Yuk Jenn kita balik, ganti baju dulu. Ya kali jalan-jalan pakek kebaya sama konde gini."
"Eh kamu bawa baju ganti gak?."
"Bawa dong, ayok ke rumah kamu aja. Nanti aku bersih-bersih disana. Kangen juga nih sama Cio hahaha."
"Brondong lagi brondong lagi. Yaudah ayok."
Berhubung Jenna bawa mobil sendiri, jadi Stella menumpang. Karena tadi dia pergi dengan kedua orang tuanya. Jenna mengemudikan mobil kesayangannya dan pulang kerumah bersama teman terkonyolnya satu ini.
Satu hari full, Jenna habiskan dengan jalan-jalan bersama Stella. Mulai dari pergi belanja, makan, dan membantu Stella menyiapkan perlengkapannya untuk besok dia bawa ke Italy.
~^•^~
Dilain tempat, duduklah seorang pria diruang kerjanya dengan stelan Jas yang mahal. Setelah membubuhkan tanda tangan kontrak perusahaannya, pria itu melepaskan pena lalu mengangkat telepon dari seseorang.
"Halo." Ucap pria tersebut.
"....."
"Baiklah, bawa keruanganku sekarang."
Tut
Sambungan dimatikan.
Pria tersebut mengambil bingkai foto yang berada diatas meja kerjanya lalu mengusap lembut foto tersebut. Didalam foto itu, terdapat dua orang, pria dan wanita. Pria itu tersenyum dan mengecup foto tersebut.
Tok tok tok..
"Masuk."
Datangalah satu orang pria muda dari balik pintu dan menghampiri pria tadi.
"Tuan, ini berkas yang anda minta."
"Ck! Ayolah Alvin, kita hanya beda satu tahun. Jangan panggil aku Tuan, oke? Panggil dengan nama saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenna will you?
Romance(End✔️) Tuhan telah merencanakan ini semua. Aku percaya semua tentang kita adalah takdir. Namun ketika takdir tak berjalan sesuai dengan apa yang kita mau, akankah kita bisa merubahnya?. Entahlah, hanya Tuhan, Jenna, dan Luke yang tahu. "Tunggu aku...