TIGA PULUH

15 2 0
                                    

Jenna memasuki gedung tempatnya bekerja lalu segera naik ke lantai delapan dimana ruangannya berada. Sebelumnya Jenna menemani Lucas untuk sarapan terlebih dahulu di cafe rumah sakit, karena Lucas mengaku belum sempat sarapan. Jennapun menyetujuinya karena memang masih banyak waktu sebelum dirinya mulai bekerja. Jenna memasuki lift lalu menekan angka delapan. Ketika berada di lantai empat, pintu lift terbuka dan masuklah Geo kedalam lift.

"Loh Lie?."

"Ya Geo kenapa?."

"Tadi aku kerumahmu berniat menjemput, tapi kata pelayan kamu sudah berangkat lebih pagi. Kenapa baru tiba?."

"Oh maaf Geo, tadi aku menumpang dengan temanku dan menemaninya sarapan terlebih dahulu. Maaf ya aku tidak tahu."

"Iya tidak apa-apa." Sahut Geo dan diberi senyuman oleh Jenna.

Angka menunjukan lantai delapan, pintu lift terbuka lalu keluarlah Jenna.

"Geo aku duluan."

Geo melambaikan tangan dari dalam lift dan menuju lantai sembilan dimana ruangannya berada. Jenna memasuki ruangannya lalu membaca riwayat pasien yang harus dia tangani sore nanti, pasien tersebut mengalami usus buntu. Operasi usus buntu atau apendektomi adalah operasi pembedahan untuk mengangkat usus buntu atau umbai cacing (appendix) yang telah terinfeksi.

Usus buntu merupakan suatu organ berbentuk kantung yang menempel pada usus besar di bagian kanan bawah. Prosedur apendektomi (Operasi) termasuk salah satu tindakan darurat medis, pada keadaan dimana usus buntu meradang dengan hebat dan terancam akan pecah.

Tak lama pintu diketuk. Jenna mempersilahkan orang itu masuk, lalu munculah salah satu suster.

"Permisi dokter Lie." Sapa suster tersebut, Jenna mendapati panggilan dengan Lie karena Geo. Jadinya semua rekan kerjanya di rumah sakit memanggilnya dengan sebutan dokter Lie.

"Oh hai Suzen, ada apa?." Tanya Jenna pada suster yang bernama Suzen itu.

"Dokter Geo meminta aku untuk memberi tahu dokter Lie kalau dokter Geo meminta dokter Lie untuk memeriksa pasien transplantasi ginjal kemarin."

"Baiklah, setelah ini aku akan keruangannya."

"Baik dokter, saya permisi dulu ya. Sampai jumpa."

Suzen berbalik dan meninggalkan ruangan Jenna. Jenna kembali memeriksa data-data pasien yang akan dia tangani. Tak lama terdengar dering dari teleponnya, Jenna mengambil teleponnya itu dari tasnya.

Daddy👨‍💼 calling...

"Hallo sayang.."

"Ada apa Dad?."

"Daddy menemukan informasi tentang Luke."

Jenna tersentak, dadanya terasa sakit mendengar nama Luke.

"A-apa itu Dad?? Jika buruk lebih baik jangan beri tahu aku."

"Tidak, ini terlihat aneh. Barusan daddy menandatangani kontrak kerja dengan sebuah perusahaan..."

Kringg.. Kringg..

Suara telepon wireles yang berada di atas meja kerja Jenna berbunyi, lantas menghentikan perkataan Antonio.

"Dad, sudah dulu ya. Nanti malam kita lanjutkan, aku akan tidur di rumah Daddy."

"Baiklah, semangat bekerja sayang."

Ketika sambungan telepon terputus, Jenna langsung mengangkat telepon wireles terusebut.

"Ya halo?."

Jenna will you? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang