TIGA PULUH TIGA

23 3 0
                                    

Setelah satu minggu dirawat, Luke sudah di perbolehkan pulang. Namun Luke harus kontrol seminggu sekali untuk melihat jahitannya yang belum begitu mengering.

"Jangan lupa abiskan obatnya ya, inget loh kamu harus istirahat dulu. Gak boleh banyak bergerak kalau gak mau jahitannya lepas." Ucap Jenna penuh dengan tatapan silet.

"Aku gak boleh di rawat aja yaa di sini. Masih sakit nih, rawat lagi aja yaa Jenn.."

"Astagaa.. Orang-orang tuh mau cepet pulang, kamu malah betah di rumah sakit. Udah jangan kebanyakan ngebantah deh. Alvin, kamu bawa Luke pulang yaa..."

Luke berdecak sebal, Alvin mengiyakan perkataan Jenna.

"Setelah pulang kerja, aku kerumah kamu."

Luke mengangguk lalu menggapai wajah Jenna.

Cup

Satu kecupan mendarat di kening Jenna.

"Pulangnya jangan malam-malam ya.. Nanti aku kangen."

Jenna mengangguk dan tersenyum. Alvin segera membantu Luke untuk berjalan dengan merangkulnya. Luke, Alvin, dan Jenna keluar dari ruang rawat inap. Luke dan Alvin pulang ke rumah, sedangkan Jenna masih harus bekerja.

Sekarang Jadwal Jenna jadi acak. Terkadang Jenna masuk pagi sampai malam hari, masuk siang sampai malam hari, bahkan masuk malam sampai pagi hari. Belum lagi di tambah jika ada operasi dadakan. Mau itu tengah malam Jenna lagi asik tertidur, Jenna harus tetap melaksanakan tanggung jawabnya sebagai Dokter bedah.

Setelah pengakuan Luke seminggu yang lalu, akhirnya semua yang ditutupi oleh Luke sudah Jenna ketahui. Tante Shireena dan Om Grady, orang tua dari Luke juga sudah datang ke Indonesia menemui keluarga Jenna. Mereka minta maaf perihal menutupi apa yang sudah terjadi.

Masih ingat waktu Antonio mempunyai informasi tentang Luke? Jadi, waktu itu. Antonio membangun kerja sama dengan satu perusahaan. Dan ternyata perusahaan adalah kepunyaan Luke. Karena Luke akan memindahkan kantor pusatnya di Indonesia. Maka dari itu, Luke ingin membangun kerja sama dengan Antonio untuk membantunya mendesain gedung baru.

Antonio yang memang juga bergerak dalam bidang usaha property itupun mengetahuinya. Karena dalam kontrak kerja, tertera nama Lucas Pradipta Darlet. Antonio hapal betul bahwa Darlet itu siapa. Maka dari itu Antonio hendak memberi tahu kepada Jenna. Namun, Jenna telah mengetahuinya sendiri.

Saat ini, Grady Darlet atau daddy dari Luke ingin fokus pada kesehatannya. Maka dari itu segala aset perusahaan turun kedalam tangan Luke. Grady terkena serangan jantung satu tahun belakangan ini. Lukepun menyanggupi permintaan daddynya untuk melanjutkan perusahaan yang dimiliki daddynya, juga melanjutkan saham-saham yang telah dia tanam sedari masih bersekolah.

......

Malam harinya Jenna sudah bersiap untuk pulang. Namun lagi-lagi Geo datang secara tiba-tiba. Sepertinya Jenna membenarkan perkataan Suzen sewaktu didalam lift itu. Geo tak henti-hentinya melakukan pendekatan pada Jenna. Salah Jenna juga sih, dia tidak mau mengekspos hubungannya dengan Luke. Jika Geo bertanya kenapa Jenna sering masuk ruang rawat Luke. Jenna pasti berucap "Dia pasienku, dan aku temannya."

"Mau pulang Lie?." Tanya Geo yang menyembulkan kepalanya di balik pintu ruangan Jenna.

Jenna hanya membalasnya dengan dehaman lalu mengarah ke pintu untuk keluar karena Jenna akan pulang.

"Pulang bersamaku ya?." Tawar Geo.

"Tidak Geo, aku akan pulang dengan mobilku sendiri." Jawab Jenna sambil mengunci ruang kerjanya.

"Ayolah Lie.. Sekali ini saja, kamu selalu menolak jika aku ajak jalan atau mengantarmu pulang."

Karena aku risih bodoh!. Gumam Jenna dalam hati.

Jenna will you? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang