PART 1

11.6K 431 38
                                    

"Ketika kamu meninggalkanku tanpa alasan, maka melupakanmu adalah sebuah keharusan."

*****

DRTDRTT...

Getaran ponsel di nakas membuat Tiara segera membuka notifikasi pesan masuk.

19:30
Jefra : "Ra, aku mau bilang sesuatu sama kamu. Temuin aku di taman tempat biasa kita ketemu."

Tiara tersenyum tipis melihat pesan dari pacarnya itu.

"Pasti Jefra mau ngasih gue kejutan buat anniv kita. Duh, apa gue pura-pura nggak tau ya?" gumamnya sendiri seraya membayangkan apa yang akan dilakukan Jefra nantinya.

Tiara beranjak dari tempat tidurnya, ia mengganti pakaian rumahnya dengan celana jeans dan atasan berwarna putih. Namun ia menoleh ke arah jendela kamarnya, menampakkan pemandangan malam yang saat ini sedang gerimis. Tiara mengambil hoodie putih yang biasa ia kenakan dan kemudian bergegas menemui Jefra.

"Mbak Ara mau ke mana malam-malam begini?" tanya asisten rumah tangga di rumah Tiara.

"Mau ketemu Jefra bentar."

"Hati-hati mbak, di luar lagi gerimis."

"Siap mbak Asri!" ucapnya setengah berteriak karena bergegas keluar untuk segera bertemu Jefra.

Jarak antara rumah Tiara dan taman tempat mereka bertemu tak terlalu jauh, jadi Tiara lebih memilih berjalan kaki.

15 menit kemudian.

Tiara masih menunggu kedatangan Jefra di taman. Gerimis hujan yang tak kunjung berhenti membuat tubuh gadis itu menjadi basah sebagian. Untung saja Tiara memakai hoodienya, jadi ia bisa melindungi kepalanya dari hujan dengan menggunakan tudung hoodienya.

Dari arah kejauhan ia bisa melihat Jefra yang juga menggunakan hoodie, namun berwarna hitam. Tiara melambai pada lelaki yang sedang berjalan ke arahnya dengan senyum lebarnya. Ia begitu senang saat bertemu Jefra. Meskipun mereka bertemu setiap hari di sekolah, namun Tiara tak pernah bosan.

"Jadi kamu mau bilang apa Jef?" ucap Tiara untuk memecah keheningan. Sedari tadi mereka hanya duduk tanpa mengatakan apapun.

"Jadi Ra, aku mau bilang sesuatu. Dan yang aku mau bilang ke kamu itu..." ucapan Jefra menggantung. Ia seakan tak bisa melanjutkan kata-katanya. Bahkan Jefra tak berani menatap mata Tiara. Sedangkan gadis itu masih menunggu dengan senyuman manis di bibirnya.

"Aku mau kita putus, Ra." ucap Jefra dengan menoleh ke arah Tiara.

DEG.
Suasana tampak hening diantara keduanya. Satu detik, dua detik, tiga detik, dan....

"HAHAHAHA! It's a prank?!" balas Tiara dengan tawa yang terlepas tanpa berpikir jika hal yang dikatakan Jefra adalah sebuah keseriusan. Gadis itu masih tertawa hingga ia menyadari satu hal. Raut wajah Jefra sama sekali tak berubah, rautnya masih sama seperti ketika ia mengatakan untuk putus darinya. Bahkan Jefra tak mengalihkan tatapannya.

Tiara menghentikan aktivitasnya untuk tertawa, ia memandang wajah Jefra lekat.

"Jef? Ini cuma prank, kan? Kamu mau ngerjain aku di hari jadi kita yang kedua tahun, kan?"

Jefra masih terdiam, ia tak tega melihat raut Tiara yang memelas terhadap dirinya. Jefra meraih tangan Tiara, dan kemudian menggelengkan kepala.

"Aku serius Ra. Aku pengen kita putus tapi secara baik-baik."

Tiara menepis tangan Jefra, ia mulai merasakan hal yang paling ia takuti, ditinggalkan oleh orang yang disayanginya.

Gadis itu memalingkan wajahnya, cairan bening di pelupuk matanya tak dapat ia tahan lagi. Perkataan singkat Jefra mampu membuat hati Tiara hancur seketika. Ia mencoba tenang dan bertanya pada lelaki di depannya itu.

MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang