MOVE ON

Epilog

Rencana Tuhan memang indah dan adil. Mungkin kamu adalah salah satu rencana Tuhan untuk membuatku lebih bersabar dan membuat hatiku lebih tegar untuk tak patah lagi. Membuat pikiran ini seakan tenang walau kadang hati berontak untuk terus bertanya mengapa akhirnya seperti ini. Akhir yang sulit dijelaskan ketika berakhir dengan berbuah lara.

Kini aku tersadar jika pertemuan kita bukan sekedar kebetulan, namun juga bukan tanpa alasan.

Lagi dan lagi aku tersadar. Sejak hubungan yang mungkin tak seharusnya dijalani akhirnya telah usai, aku pun mengerti jika tidak semua hati mampu memaklumi dan tidak semua perasaan mampu bertahan.

Kamu yang memilih untuk tak memulai suatu hubungan baru karena rasa sakit di masa lalu, tenang, kamu tidak sendiri. Aku di sini, dengan segala rasa sakit dan luka yang membekas mencoba bangkit dan berusaha tak mengungkit semua hal yang pernah membuatku terpuruk. Sedikit demi sedikit, berusaha untuk percaya jika kebahagiaan bukan berasal dari orang lain ataupun sebuah hubungan baru, melainkan dari diri sendiri. Dirimu yang harus membuat kebahagiaan itu.

Pada akhirnya porsi kebahagiaan setiap manusia telah diatur. Tinggal bagaimana kita berusaha memainkan peran dalam tiap kisah hidup kita dan menikmati tiap kebahagiaan sekecil apapun.

Bagiku, sedekat apapun kita dengan orang yang kita suka, memulai suatu hubungan baru seperti pacaran tak menjamin akhir yang bahagia. Namun bukan berarti juga jika kesendirian adalah suatu hal yang menyedihkan. Akan ada saatnya dia yang pantas membuatmu bahagia akan datang dan membahagiakanmu dengan caranya sendiri.

Bagiku, pacaran hanya untuk mereka yang takut kehilangan. Mereka takut ditinggalkan oleh orang yang mereka sayangi dan akhirnya mengikat orang itu dengan status pacaran. Akan ada kalanya jika kebahagiaan hati datang bersamaan dengan orang yang tepat dan saling percaya satu sama lain untuk menuju hubungan yang lebih serius.