PART 13

3K 154 0
                                    

"Hmm, bingung gue." gumamnya.

Tiara berdiri di depan kaca lemari dengan memandang dua hoodie favoritnya yang berwarna hitam dan putih. Ia menatap kedua barang itu secara bergantian dengan jari telunjuk yang menunjuk bergantian kedua hoodie itu. Rautnya tampak serius berpikir hanya untuk masalah pakaian yang akan ia kenakan hari ini.

Tiara bukan seorang gadis yang tomboy, namun ia memang suka memakai hoodie, lebih nyaman menurutnya. Penampilannya juga terlihat cantik meskipun mengenakan hoodie dan sama sekali tak terlihat tomboy. Ia bisa memperlihatkan sisi cantik versi dirinya meskipun terbalut dengan hoodie. Rambut sebahu, kulit putih, hidung mancung dengan lesung pipi tipis membuatnya terlihat manis dan cocok dengan pakaian apapun yang ia kenakan.

"Oke jadi logikanya gini, kalo kemaren gue udah pake hoodie hitam dan kembaran sama Genta, jadi hari ini mending pake yang putih biar nggak samaan lagi kalik ya."

Kemudian ia mengambil hoodie putih dan memakainya, ia siap berangkat kuliah pagi ini. Namun sebelum itu ia mengirim pesan pada Arsen agar tak perlu menjemputnya karena hari ini motor matic kesayangannya telah pulang dari bengkel.
.
.
.

Tiara memarkir motornya dan melepas helmnya. Ia melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 08:30. Lagi dan lagi ia terlalu awal untuk berangkat kuliah. Hal yang selalu menjadi kebiasaan sedari dia kecil, yaitu tak ingin terlambat. Dan meskipun ia terlambat, pasti ada saja orang yang lebih terlambat dari dirinya.

Beberapa menit kemudian seorang mahasiswa lain memarkir motornya di samping Tiara. Laki-laki bertubuh tinggi itu turun dari motornya dan melepas helmnya, tepat saat itu pula saat ia berbalik badan ia sedikit terkejut karena Tiara berdiri tepat di belakangnya.

Tiara menghela napas, "Lo nggak bosen apa kembaran hoodie sama gue?"
Mendengar hal itu Genta juga baru tersadar jika dirinya hari ini memakai kemeja hitam yang dibalut dengan hoodie putih, persis seperti Tiara.

"Bosen? Tapi gue nggak ngerasa kembaran sama lo." balasnya, kemudian ia berlalu meninggalkan Tiara dan berjalan menuju kelasnya.

Saat perjalanan menuju kelasnya, mereka melewati beberapa ruang dan beberapa mahasiswa yang lewat pun memperhatikan mereka. Genta dan Tiara persis seperti couple.

Merasa tak nyaman dengan pandangan beberapa orang, Tiara menaikkan tudung hoodie nya untuk menutupi kepalanya, meskipun itu tak mempengaruhi mereka yang melihatnya.

"Pagi Ra. Kok lo kayak buru-buru gitu sih?" sapa seorang lelaki yang tiba-tiba berjalan di samping Tiara.

Gadis itu menoleh sekilas dan tersenyum canggung. "Ah iya pagi Rel. Nggak papa kok, takut telat aja. Gue duluan ya." pamit Tiara begitu saja dan mempercepat langkahnya untuk sampai ke kelas.

Farel pun menghentikkan langkahnya dan melihat jam di tangannya. "Takut telat? Bukannya masih ada waktu sekitar tiga puluh menit sebelum kelas mulai?" tanyanya sendiri dengan terheran.

Begitu sampai di kelas, Genta langsung mencari tempat duduk dan diikuti dengan Tiara di belakangnya. Ia duduk tepat di belakang Genta. Bukan karena ingin duduk di sana, melainkan itu adalah tempat duduk yang biasa ia dan Arsen tempati.

Kelas masih sepi, hanya beberapa mahasiswa yang baru datang. Tiara melepas hoodie putihnya agar mahasiswa lain tak meledeknya lagi.
Ia memajukan tubuhnya sedikit, "Eh Ta, gue mau bilang." ucapnya dengan volume suara yang agak pelan.

Merasa ucapannya tak di respon Genta, ia memanggil lagi. "Genta!!! Lo denger gue nggak sih?!"

Kali ini dengan suara yang agak keras dan membuat beberapa mahasiswa yang baru datang pun menoleh sekilas.

MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang