PART 2

7.2K 312 11
                                    

"Kamu beruntung ketika orang lain yang meninggalkanmu. Itu berarti kamu tak menyakiti hatinya. Dan Tuhan berusaha menunjukkan jika dia bukan yang terbaik bagimu."

*****

"Araaa, tungguin gue!" teriak gadis yang berlari dengan napas tersengal.

Tiara menoleh ke belakang, menunggu sahabatnya yang menuju dirinya. Ia menunjuk jam tangan di tangan kirinya, memberi isyarat seolah menyuruh Nada berlari lebih cepat.

"Kelas dimulai lima belas menit lagi." ucapnya setelah Nada berjalan sejajar dengannya.

"Gila gue butuh oksigen, panas banget hari ini." timpal Nada dengan mengipas-kipaskan tangannya ke wajahnya.

Nada menyeka keringat di pelipisnya, ia menoleh ke arah Tiara yang sama sekali tidak berkeringat.

"Ra, lo sakit? Kok lo nggak kepanasan sih? Pake hoodie hitam lagi. Nggak ngerti gue sama lo."

"Bukan gue yang sakit, tapi lo yang lari-lari tadi. Lagian ini masih pagi, dapet keringat dari mana coba." bantah Tiara.

Nada hanya tersenyum kecut dengan ucapan Tiara. Mereka bergegas menuju kelas.

Sesampainya di kelas, mereka langsung menuju empat kursi kosong di belakang, tempat yang biasa mereka duduki.

Hari ini pelajaran bahasa indonesia yang rata-rata disukai para siswa, tentu saja juga karena guru mereka yang begitu ramah.

Tak lama kemudian, seorang lelaki masuk setelah mereka berdua. Lelaki itu mendudukan dirinya tepat di seberang Tiara, dengan jarak yang tak begitu jauh.

Tiara yang baru saja duduk langsung terpaku memandang lelaki itu, namun jika ia ingat kejadian dua hari yang lalu, hatinya terasa perih. Bahkan ia masih mengingat kejadian buruk itu dengan detail, kata tiap kata yang diucapkan lelaki itu masih membekas di hatinya. Kemudian ia mengalihkan pandangannya, berusaha untuk tak memandang laki-laki itu terus-menerus.

"Nad, kok lo pindah tempat duduk?" tanya Arsen dengan tatapan bingungnya karena saat ini Jefra duduk disampingnya dan menggantikan Nada.

Nada menoleh dan melihat Arsen juga Jefra secara bergantian dengan canggung. Saat Nada akan membalas ucapan Arsen, tiba-tiba Jefra mengatakan, "Mulai sekarang gue duduk disini Sen. Biar Nada duduk sama Tiara."

Mendengar hal itu, Nada, Arsen, dan Tiara agak terkejut dibuatnya. Nada dan Arsen mengernyitkan dahi dan menatap heran Jefra. Lelaki itu berbicara seolah tak ada apapun yang baru saja terjadi.

Tangan Tiara mengepal kuat dengan tatapan menunduk, ia tak berani menatap mata Jefra. Gadis itu kesal mendengar ucapan sepele dari Jefra. Selama dua tahun mereka bersama dan selalu satu kelas, baru kali ini Tiara berpisah tempat duduk dari Jefra, dan itu terasa sangat menyakitkan. Apalagi Jefra mengatakan hal itu seolah tak terjadi apapun diantara dirinya dan Tiara.

"Loh, Jef tapi bukannya lo sama Ara-"

"Sen, nanti gue jelasin." potong Nada dengan cepat. Ia tak ingin Arsen bertanya dengan polosnya pada Jefra mengenai perpindahan tempat duduk mereka.

*****

Satu jam lebih berlalu untuk mata pelajaran yang ditempuh di kelas mereka. Beberapa siswa berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin. Yah..pelajaran setelahnya kosong. Menyisakan Tiara, Nada dan Arsen yang masih sibuk menyelesaikan catatannya karena mereka duduk di paling belakang, mereka jadi kesulitan melihat papan tulis. Meskipun tulisan di papan tidak banyak, namun mereka tetap menyempatkan untuk mencatatnya.

MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang