PART 11

3.4K 166 2
                                    

1 tahun kemudian.

Pukul 07:30

Tiara turun dari kamarnya dan menuju ke dapur. Ia langsung menyambar roti isi keju di meja makannya.

"Bang, motor gue kapan balik dari bengkel?" tanyanya dengan suara agak tak jelas karena mulutnya penuh akan roti. Sedangkan tangannya sibuk memakai jam tangan.

"Besok udah selesai kok. Mau gue anter hari ini?"

Tiara menggeleng pelan mendengar tawaran Rafka. "Gue bareng Arsen aja." jawabnya dan kemudian pergi karena ia baru saja mendengar suara motor Arsen.

"Eh Fhey tunggu. Hoodie lo ketinggalan nih, hari ini cuaca lagi buruk banget. Jaga-jaga aja kalo hujan lo masih pake hoodie." ucap Rafka yang kemudian memberikan hoodie hitam milik Tiara.

"Thanks bro." balasnya.
.
.
.
.

"Sen, lo bawa jas hujan nggak?"

"Apaa? Nanti hujan?!" sahut Arsen. Ia mendengar perkataan Tiara dengan samar-samar. Mereka sedang berkendara menuju kampus, dan jalanan pagi ini begitu padat.

"LO BAWA JAS HUJAN KAGAK WOY?!" ucap Tiara setengah berteriak dan menekankan perkataannya.

"OH JAS HUJAN. GUE NGGAK BAWA." jawab Arsen dengan tak kalah berteriak.

"NGEBUT SEN NGEBUT! MULAI GERIMIS NIH!" perintah Tiara sambil menepuk pelan punggung Arsen. Dan tentu saja dengan berteriak.

Tiara menyuruhnya mengebut bukan tanpa alasan, tapi karena saat ini hujan mulai turun dan membasahi mereka berdua yang hanya menggunakan hoodie.

Sesampainya di kampus, mereka berdua langsung menuju kelas. Arsen yang merasa agak tidak nyaman menggunakan hoodie akhirnya ia lepas. Lain halnya dengan Tiara, ia malah sangat percaya diri menggunakan hoodie hitamnya lengkap dengan tudung kepala. Ada yang salah? Tentu saja tidak. Kampus mereka tak pernah melarang mahasiswa nya memakai jaket/hoodie ketika di kelas, asalkan pakaian mereka sopan. Lagipula cuaca akhir-akhir ini sering hujan, jadi banyak mahasiswa yang mengikuti kuliah dengan memakai jaket/hoodie nya.

Tiara menghela napas ketika melihat kelas begitu penuh hari ini.

"Ada yang kosong tuh Ra." ucap Arsen yang kemudian diikuti oleh Tiara.
Tiara melihat seluruh kursi di kelas, kini hanya tersisa satu kursi setelah ia duduki bersama Arsen, yaitu kursi di sampingnya.

"Sen, menurut lo siapa yang belum dateng?" tanyanya dengan pandangan yang masih melihat sekeliling. Ia menurunkan tudung kepalanya agar bisa leluasa melihat sekelilingnya.

"Nggak tau lah, ya kalik gue absenin satu-satu." jawab Arsen santai dengan mengeluarkan ponsel di tasnya.

Tiara berdecak, "Ck, gawat nih Sen. Semoga aja yang dateng terakhir dan duduk disamping gue bukan orang aneh deh."

Mendengar ucapan Tiara membuat Arsen tersenyum tipis seraya menggelengkan kepala. Ia tahu jika Tiara sering tidak beruntung jika ada pembagian kelompok untuk tugas ataupun teman duduk di sampingnya. Oleh karena itu, mulai dari awal mereka masuk kuliah hingga saat ini, Tiara selalu duduk di samping Arsen dan tak hentinya berdoa jika akan ada tugas kelompok.

MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang