Layla memberi Tiara secarik kertas. Mereka duduk bersebelahan karena hanya tersisa dua kursi untuk mereka.
Tiara melirik Layla yang memberinya kertas kecil tanpa menoleh sekalipun. Ia membuka kertas tersebut dan membacanya.
'Makasih Ra ucapan lo yang tadi. Gue jadi lebih pede buat ketemu pacar gue nanti :)'
Tiara tak membalasnya, melainkan ia menoleh dan tersenyum pada Layla yang kini juga menatapnya. "Sama-sama." bisiknya. Mereka masih berada di dalam kelas, jadi supaya dosen tak mendengar suara mereka, Tiara dan Layla melakukan hal itu.
.
.
.
Satu jam empat puluh lima menit kemudian mata kuliah mereka telah selesai. Para mahasiswa keluar kelas untuk segera pulang."Ra, gue duluan ya." pamit Layla.
Tiara membalasnya dengan mengangguk. Kini di dalam kelas tinggal Tiara, Arsen, dan Genta. Setelah membereskan alat tulisnya, Arsen menuju tempat duduk Tiara.
"Ra, lo nggak pulang?""Nggak Sen, lo duluan aja. Gue mau ngerjain tugas sama tuh cowok." jawabnya dengan menunjuk Genta yang berada di deretan tempat duduk agak depan.
"Oh gitu." balas Arsen dengan tersenyum sembari memandang Tiara dan Genta secara bergantian.
Tiara yang menyadari akan keanehan Arsen pun mulai bergeming. "Ngapain lo senyum-senyum? Nggak pulang? Ntar Nada nunggu."
Alih-alih pulang, Arsen malah mendekatkan diri pada Tiara dan memposisikan dirinya untuk membisikkan sesuatu pada sahabatnya itu. "Lo cocok Ra sama Genta."
Tiara mengernyitkan dahi, ia tahu jika Arsen pasti akan meledeknya seperti ini.
PLAKK!!
Tiara memukul punggung Arsen. Tak terlalu keras, namun cukup membuatnya bersuara."Aduh sakit dong! Dah lah gue pulang aja. Semangat buat tugas sama Genta. Hahaha!"
Kemudian Arsen pergi meninggalkan Tiara dan Genta untuk mengerjakan tugas berdua. Lagipula, Nada sudah menunggunya di parkiran. Mereka sepakat untuk pulang bersama.
Sesaat setelah Arsen pergi, Genta berdiri dari duduknya dan menuju tempat duduk Tiara. Ia mendudukkan diri di samping Tiara, lalu mengeluarkan laptop dari tasnya. Untung saja hari ini kelas mereka tak dipakai oleh mahasiswa semester lain, jadi mereka bisa leluasa menggunakannya untuk mengerjakan tugas.
"Tadi di perpus gue juga nyari buku buat referensi."
Tiara mengangguk dan kemudian melihat buku yang dipinjam Genta dari perpustakaan. Satu dari tiga buku tersebut sama dengan salah satu buku yang dipinjamnya dari perpustakaan.
"Kita gabungin aja hasil ringkasan masing-masing. Buat mempersingkat waktu juga." ucap Tiara.
Mereka berdua tampak serius dalam mengerjakan tugas. Tiara yang paling banyak bicara di sini, ia tahu jika Genta adalah laki-laki pendiam yang tidak akan bicara padanya kecuali ditanya lebih dulu. Terkadang Genta juga bertanya singkat mengenai tugas mereka.
Mereka berdua bergantian dalam mengetik dan membaca, karena hari ini Tiara tak membawa laptopnya, jadi mereka harus bergantian. Genta yang mengetik dan Tiara yang membaca referensi, kemudian sebaliknya.
.
.
.
Pukul 16:20Tiara menghela napas, ia menyenderkan punggungnya di kursi. Satu jam lebih Tiara dan Genta mengerjakan tugas makalah yang diberikan oleh Bu Heni. Memang berbeda jika kedua orang pintar berada dalam satu kelompok. Mereka dapat menyelesaikan beberapa bagian penting dalam makalah tersebut, hanya tinggal beberapa bagian yang harus di edit lagi. Termasuk cepat? Tentu saja, mereka mengerjakannya tanpa jeda.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON
Novela JuvenilSebuah kisah patah hati dari seorang gadis yang pernah ditinggalkan oleh seseorang. Ditinggalkan tanpa alasan dan bersembunyi di balik kalimat 'kita putus baik-baik' adalah hal yang paling tak diduga olehnya. Berusaha untuk move on, ia dihadapkan ke...