PART 26

2.4K 133 2
                                    

Tiara melirik jam di dinding yang telah menunjukkan pukul 08:30, sedangkan kelas dimulai pukul 09:00.

Ia bergegas turun ke lantai satu dengan berlari kecil. Ia menghampiri Rafka di meja makan, dan menyomot satu buah roti tawar isi keju yang telah disiapkan mbak Asri.

"Bang, kunci motor gue." mintanya pada Rafka yang juga sedang sarapan.

Rafka malah terdiam dan tersenyum.

"Kok malah senyum?! Serius bang, gue udah telat nih. Jangan bercanda."

Tiara terus mencari kunci motor di dekat ruang tamu dan kembali ke meja makan lagi. Namun nihil ia tak menemukannya.

"Tuan putri nggak perlu repot naik motor sendiri."

"Tuan putri apaan sih bang?! Emang dipikir ini negeri dongeng!" tanggap Tiara ketus, ia sibuk mencari kuncinya bahkan sampai bertanya ke mbak Asri, namun mbak Asri pun juga tak tahu keberadaan kunci motor Tiara.

Rafka menarik ujung tas ransel milik Tiara dan membuat gadis itu terhenti seketika dengan sedikit terkejut. Rafka mendekatkan dirinya ke telinga Tiara.

"Pangeran lo udah nungguin tuh di depan. Buruan keluar sekarang atau lo bakal telat." bisiknya, setelah itu menunjukkan kunci motor Tiara tepat di wajah gadis itu.

Tiara mengernyitkan dahi, ia bingung dengan ucapan abangnya. "Pangeran?"

Rafka memegang kedua bahu Tiara dari belakang dan mendorong gadis itu untuk menuju teras rumahnya. Tiara tak bisa berkata-kata karena mulutnya terisi roti keju dan membuat ekspresi wajah gadis itu terlihat lucu.

Deg.
Sesampainya di teras rumah, Tiara terkejut melihat Genta yang telah menunggunya di depan rumah dengan motor. Seketika itu juga, Tiara dengan cepat mengunyah roti kejunya hingga mulutnya agak penuh.

"Nah itu pangeran lo. Sana berangkat keburu telat." ucap Rafka dengan tersenyum.

Tiara berbalik dan menatap Rafka. Ia bermaksud untuk protes. "Tapi bang-"

"Udah sana buruan, kasian dia udah nungguin daritadi. Daahh!!" ujar Rafka dengan melambaikan tangannya.

Mau tidak mau akhirnya Tiara keluar rumah dan menghampiri Genta.

"Lo kenapa jemput gue Ta?" tanya Tiara sembari memakai helmnya sendiri.

"Pengen aja."

Tiara kembali melihat jam di tangannya, merasa tak ingin terlambat sampai di kampus, ia langsung naik di motor Genta dan laki-laki itu langsung melaju menuju kampus.

Selama di perjalanan, mereka hening tanpa pembicaraan. Hingga Tiara membuka obrolan.

"Ta?"

"Hm?" sahut Genta dengan menoleh sekilas ke belakang. Ia sedang fokus menyetir, meskipun jalanan tak terlalu ramai, namun ia tetap berhati-hati.

Tiara membuka mulutnya namun dengan cepat mengurungkannya. Ia merasa ini bukan waktu untuk membicarakan hal itu.

"Nggak papa." ucap Tiara dengan tersenyum.

*****

Sesampainya di kampus, Tiara dan Genta dengan cepat menuju kelas. Untung saja dosen mereka belum datang jadi mereka aman dari kata terlambat.

Pandangan Tiara menyapu seluruh isi kelas untuk mencari Arsen. Tepat saat ia melihatnya, Tiara melambaikan tangan. Namun Arsen hanya tersenyum dan beralih menatap ponselnya.

DRTDRTT...
Ponsel Tiara bergetar. Ia segera membuka sebuah pesan masuk yang ternyata dari Arsen.

09:00
Arsen : "Ra, sorry hari ini gue nggak bisa jagain kursi buat lo. Tiba-tiba si Dimas sama Layla nyerobot dua kursi di samping gue."

MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang