"Kita semua punya luka masing-masing, hanya saja berbeda porsinya. Akan jadi sebuah kebohongan jika manusia tak pernah merasakan sakit hati di hidupnya dan merasa jika semuanya baik-baik saja."
*****
Pukul 09:15
Hari ini kebetulan Tiara tak ada kelas, jadi ia bisa pergi ke suatu tempat yang selama ini selalu ia kunjungi tiap tahunnya.
Tiara menatap foto berbingkai di atas nakasnya. Tanpa disadari air matanya menetes mengingat semua momen bersama orang yang ada di foto itu. Papa, Mama, Tiara, dan Rangga adiknya. Foto yang begitu terkenang hingga saat ini, di mana momen foto waktu itu menjadi momen foto terakhir kali bagi mereka. Foto yang sekaligus menjadi saksi hari terakhir mereka berkumpul bersama dan bisa tertawa tanpa semua masalah.
Kemudian ia mengambil foto itu dan memeluknya dengan erat seakan takut kehilangan.
"Kenapa kamu pergi secepet ini sih dek?"
Tok..tok..tok..
"Masuk." ucap Tiara yang kemudian menyeka air matanya dan meletakkan foto itu di atas nakas kembali.
"Fhey, Om Haris udah siap." ujar Rafka. Ia bisa melihat kesedihan mendalam pada adik sepupunya. Di hari yang sama setiap tahunnya, kesedihan Tiara seolah terkumpul menjadi satu untuk ditumpahkan di hari ini. Ini adalah hari yang membuat keluarganya menjadi tak utuh kembali. Hari yang seakan telah merenggut kebahagiaan dan keharmonisan keluarganya.
Tiara mengangguk dan segera turun ke lantai satu. Ia mendapati jika Papanya dan Rafka memakai pakaian warna serupa dengannya. Pakaian bernuansa hitam.
Mereka bertiga segera masuk ke mobil dan menuju suatu tempat. Di mobil mereka tak banyak bicara karena sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak seperti biasanya yang selalu bercanda ria, kini mereka terhanyut dalam pikiran masa lalu yang hingga detik ini masih membekas di ingatan mereka.
Sesampainya di tempat pemakaman umum, mereka bertiga langsung menuju makam yang saling bersebelahan. Yaitu makam dari adik Tiara dan kedua orang tua Rafka. Makam ketiganya bersebelahan dan penyebab ketiganya meninggal pun juga sama. Sebuah kecelakaan.
Flashback on
Dua belas tahun yang lalu, tepatnya pada Juni 2008. Terjadi kecelakaan beruntun di mana sebuah truk dengan sopir yang mengantuk hilang kendali dan menabrak tiga mobil dari arah berlawanan. Dua mobil di antaranya adalah mobil milik Papa Tiara yang di dalamnya ada Pak Haris, Bu Laras, Tiara, dan Rangga adiknya. Sedangkan mobil di belakangnya yaitu ada Rafka dan kedua orang tuanya.
Kecelakaan itu terjadi begitu cepat dan tanpa mereka duga sekalipun. Kecelakaan itu merenggut nyawa Rangga dan kedua orang tua Rafka. Mereka baru saja pulang dari foto keluarga. Namun takdir berkata lain karena kecelakaan itu. Mereka semua terluka parah, sedangkan orang tua Rafka meninggal di tempat, dan Rangga meninggal ketika perjalanan menuju rumah sakit.
Untungnya, Tiara dan kedua orang tuanya, juga Rafka bisa selamat meskipun terluka parah. Bahkan Pak Haris hampir saja tak tertolong jika ambulans terlambat datang ke lokasi kejadian.
Akibat musibah itu, Bu Laras menyalahkan Pak Haris atas semua kecelakaan yang terjadi, hanya karena Pak Haris yang menyetir dan memilih jalan yang berbeda dari biasanya. Pak Haris hanya berusaha menghindari macet, namun ia tak menduga jika kejadiannya akan seperti ini. Setelah semua kecelakaan itu, Mama Tiara meminta cerai karena ia merasa jika Pak Haris yang menyebabkan hilangnya nyawa Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON
Teen FictionSebuah kisah patah hati dari seorang gadis yang pernah ditinggalkan oleh seseorang. Ditinggalkan tanpa alasan dan bersembunyi di balik kalimat 'kita putus baik-baik' adalah hal yang paling tak diduga olehnya. Berusaha untuk move on, ia dihadapkan ke...