Genta membalikkan badan, "Berhenti ngikutin gue dan bertingkah seakan kita deket dan punya kesamaan. Lo pikir cuma karena warna hoodie kita sama, terus kita deket gitu?! Jangan mimpi!" tegas Genta dengan suara agak meninggi.
Mendengar itu, Tiara mundur dua langkah untuk memberi jarak di antara mereka. Ia menatap Genta lekat sekaligus heran. "Ta, kok lo ngomong gitu sih?!"
Genta tak menanggapi ucapan Tiara. Ia berbalik dan pergi menuju kelas. Tiara menatap punggung Genta yang semakin menjauh.
"Sebelum kita deket, sikap lo dingin Ta. Dan sekarang lupa ingatan pun sikap dingin dan cuek lo masih melekat." gumam Tiara.
BUKK!!
Tiara tersentak ada seseorang yang menepuk pundaknya."Ngapain berdiri di sini?"
Tiara menoleh dan ternyata seseorang itu adalah Arsen. "Lagi usaha Sen." ucapnya dan kemudian berlalu pergi.
Arsen terheran dengan ucapan sahabatnya itu. Namun ia tak terlalu menghiraukannya dan berjalan menyusul Tiara.
*****
Kelas Tiara baru saja selesai. Para mahasiswa keluar kelas untuk segera pulang. Seperti biasanya Tiara menjadi yang paling akhir.
"Ra, ntar sore gue sama Nada main ke rumah lo ya." ucap Arsen.
Tiara mengambil ranselnya dan berjalan keluar bersama Arsen. "Terserah lo."
Merasa sikap Tiara agak cuek, Arsen bermaksud menghibur dan menjahili Tiara dengan mengangkat tas ransel gadis itu sehingga Tiara tampak seperti tokoh dora.
"Bawaan lo berat banget sih. Mau kuliah apa mau pindahan mbak? Hahaha!" tanyanya dengan diiringi suara tawa.
Langkah Tiara terhenti. Ia menoleh ke arah Arsen yang sedang cengengesan. "Sen, turunin tas gue nggak?! Ini ntar kalo lo lepasin, punggung gue bisa sakit."
Arsen mengangguk dengan menahan tawa, setelah itu dia melepaskan tas Tiara secara tiba-tiba dan membuat punggung gadis itu mendadak sakit karena beban tasnya.
"Aduh sorry Ra, tangan gue licin." ucapnya dengan sengaja. Ia bahkan tersenyum lebar seakan tak bersalah.
Tiara menghela napas dan mengepalkan tangannya. "Sini nggak lo!" serunya dengan mengejar Arsen yang telah berlari meninggalkannya begitu saja.
Arsen berhenti sejenak dan membalikkan badan. "Kejar gue kalo bisa, wleee!!!" ledeknya dengan menjulurkan lidah, kemudian ia lanjut berlari dan membuat Tiara semakin kesal.
Tiara berlari kencang untuk menyusul Arsen, hingga ia tak menyadari ada seseorang dari arah berlawanan sedang berjalan. Tiara menabrak laki-laki itu.
BRUKK!!
Tiara terjatuh, sedangkan laki-laki itu masih berdiri tegap, karena Tiara yang menabraknya dan memberhentikan langkah kakinya secara tiba-tiba.
Gadis itu mendongak untuk melihat siapa laki-laki itu. "Eh sorry, gue nggak sengaja buat-" Tiara memandang laki-laki itu sejenak. "Genta?"
Genta menatapnya sekilas, ia membuang muka. "Kenapa sih lo muncul terus?! Risih gue lihatnya!"
Sontak Tiara berdiri dan membersihkan tangannya yang tadi menyentuh lantai. "Sorry Ta, gue nggak tau kalo ada lo. Gue lagi ngejar Arsen dan-"
"Nggak usah alesan! Lo suka sama gue dan lagi usaha buat deketin gue?!"
Tiara mengerutkan keningnya, ia terdiam dan tak menyangka jika kecelakaan itu membuat Genta jadi amat sensitif terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON
Ficção AdolescenteSebuah kisah patah hati dari seorang gadis yang pernah ditinggalkan oleh seseorang. Ditinggalkan tanpa alasan dan bersembunyi di balik kalimat 'kita putus baik-baik' adalah hal yang paling tak diduga olehnya. Berusaha untuk move on, ia dihadapkan ke...