PART 35

3K 151 1
                                    

Pukul 18:15.
Satu jam sebelum Genta menuju rumah Tiara.

Setelah pulang kuliah, Genta menuju ke perpustakaan untuk mengembalikan beberapa buku. Perpustakaan kampus mereka memang buka hingga malam pukul 19:00.

Saat ia sedang membaca buku, tiba-tiba kepalanya terasa sakit. Kepeningan yang hebat menyerang kepalanya. Tak tahan akan sakit di kepalanya, Genta pun berlari ke kamar mandi, ia tak ingin menarik perhatian beberapa mahasiswa yang ada di perpustakaan.

Laki-laki itu masuk ke kamar mandi. Ruangan itu terdapat kaca besar dan beberapa bilik kamar mandi. Genta melihat dirinya sendiri di kaca kamar mandi dan mendapati wajahnya yang agak pucat. Ia memegangi kepalanya sendiri, berharap sakit itu segera hilang. Namun nihil, ia merasakan sakit begitu hebat di kepalanya hingga rasanya seperti akan meledak. Semakin ia mencoba menahannya, rasa sakit itu kian bertambah.

Clek...
Pintu kamar mandi terbuka. Seorang laki-laki dengan ransel di punggungnya masuk dan tiba-tiba menarik kerah baju Genta dan memukulnya. Genta yang tak mengerti apapun sontak terkejut. Ia sempat membalas pukulan laki-laki itu beberapa kali, namun setelahnya ia jatuh tersungkur. Ia tak dapat lagi membela dirinya akibat kepalanya yang sakit.

"Gue berusaha ngerelain Ara buat deket sama lo. Tapi bisa-bisanya lo lupa ingatan dan bicara yang enggak-enggak ke Ara."

"Si-siapa lo?" tanya Genta dengan terbata-bata. Ia masih berada di posisi yang sama, yaitu terjatuh dengan posisi terduduk di samping dinding. Ia sama sekali tak mengenal laki-laki di depannya ini.

Laki-laki itu menaikkan sudut bibirnya, "Lo mungkin juga nggak inget gue. Gue Farel, laki-laki yang cintanya pernah ditolak Ara. Meskipun gue ditolak, tapi gue nggak akan biarin Ara sedih lagi karena cowok!"

Farel menarik baju Genta dan memukulnya sekali lagi hingga kepalanya terhantam keras ke dinding. Seketika itu juga Genta tak sadarkan diri. Wajahnya penuh luka memar akibat pukulan Farel.

"Gue harap ingatan lo cepet kembali dan lo harus minta maaf ke Ara!" tegas Farel dan kemudian pergi dari kamar mandi, meninggalkan Genta yang pingsan.

Tampaknya selama ini Farel memperhatikan Tiara dan ia juga tahu perubahan sikap Genta pada gadis itu akibat lupa ingatan.

Dua puluh menit kemudian.

Genta terbangun dari pingsannya dan menyadari jika dia terduduk di kamar mandi. Ia mencoba bangkit namun tak mampu karena rasa sakit yang begitu hebat di kepala kembali menyerang dan wajahnya yang kini memar akibat pukulan Farel. Tubuhnya terasa lemas. Hingga beberapa ingatan tiba-tiba muncul di kepalanya.

"Apa-apaan nih... lo ngikutin hoodie gue?!"
"Yang boleh pake hoodie hitam bukan cuma lo aja."

"Katanya cokelat bisa bikin bahagia. Semoga itu berlaku buat lo."

"Lo kenapa berbuat sejauh ini sih Ta? Kenapa belain gue? Kenapa lo dateng disaat gue emang membutuhkan seseorang?"
"Karena gue suka sama lo Ra. Gentala Alterio suka sama Tiara El Fheyla."

"Kasih tau gue ya Ra kalo lo suka sama gue."
"Kenapa emang?"
"Biar gue siap, karena cewek secantik dan setulus lo mau suka sama cowok kayak gue."

"Cokelat. Katanya bisa bikin bahagia. Kayak gue yang..." ucapnya menggantung dengan menyodorkan sebuah coklat berukuran sedang untuk Tiara.
"Yang apa?"
"Yang lagi usahain lo buat bahagia."

"Gue tau kapan ulang tahun lo Ra. Dan gue janji bakal dateng ke rumah lo saat hari itu tiba."

Mata Genta tiba-tiba membelalak lebar mengingat semua momennya bersama Tiara. Ia mulai ingat. Semua kenangan yang pernah ia lalui bersama Tiara seakan terlintas di benaknya dengan jelas. Apa ini keajaiban? Mungkin saja. Lagipula, Genta hanya lupa ingatan sebagian dan itu bersifat sementara. Ingatannya dapat pulih kapan saja.

MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang