Penghuni rumah sedang makan bersama di ruang tengah, seperti biasa sangat riuh. Terlebih penghuni termuda yang saat ini bertengkar karena hal sepele. Mereka sangat kekanakan! Bahkan Jisung yang pada dasarnya seorang bayi pun bahkan tidak ribut seperti Lucas dan Mark. Dia malah diam dengan tenang dipangkuan Baekhyun sambil makan bubur.
"Ya Tuhan... hentikan pertengkaran bodoh kalian! Memangnya kalian tidak malu pada Jisung apa? Huh?!" kesal Doyoung yang sudah tidak tahan mendengar cekcok antara Lucas dan Mark.
Kedua laki-laki itu pun seketika diam. Mereka belum pernah melihat Doyoung semarah ini. Dan itu sungguh benar-benar menakutkan.
"Sabar, Doyoung-ah..." ucap Baekhyun sambil tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Doyoung masih manatap tajam pada Lucas dan Mark. Seakan ingin memakan mereka hidup-hidup "Tidak bisakah kalian tenang hari ini? Ini hari liburku! Dan aku ingin sebuah ketenangan!"
Lucas dan Mark mengerjapkan mata dengan takut seiring bentakan dari Doyoung "Ma-maafkan aku, hyung..." ucap Mark dengan gugup.
"Iya, Hyung... maafkan aku juga. Semua ini gara-gara Mark! Dia-"
"Sudah cukup!" potong Doyoung pada kalimat Lucas yang seketika membuat empunya menutup mulut dengan rapat.
Baekhyun sedari tadi hanya menonton dan sesekali tertawa kecil. Mereka lucu sekali.
"Ah nenek, hari ini aku ingin belanja beberapa keperluan Jisung. Eum... bisakah nenek menjaganya sebentar selama aku keluar?" tanya Baekhyun pada nenek Kim yang sedang melahap sarapan.
Nenek Kim tidak langsung menyetujuinya. Alih-alih dia malah memincingkan mata kepada Baekhyun yang membuat pria itu mengercit heran.
"Nenek curiga padamu. Setiap minggu selama hampir 2 bulan ini kau selalu keluar dengan berbagai alasan. Apa kau benar-benar malakukan alasanmu itu? Bukannya nenek keberatan menjaga Jisung, hanya saja nenek merasa ada yang kau sembunyikan" kata nenek Kim yang sontak membuat Baekhyun gusar.
"Aku tidak menyembunyikan apapun nek... percayalah padaku" ucap Baekhyun membela diri. Sebenarnya ia tidak enak membohongi nenek Kim seperti ini terus-menerus. Tapi... mau bagaimana lagi?
"Baiklah kalau begitu... nenek percaya padamu" ucap nenek Kim yang berusaha mempercayai Baekhyun.
Baekhyun tersenyum senang "Terimakasih, nek"
.
.
Pagi ini Baekhyun kembali lagi menjenguk Chanyeol di rumah sakit seperti hari minggu yang sudah-sudah. Hampir selama dua bulan ia melakukan rutinitasnya itu.
Ckleeek
Baekhyun membuka pintu ruangan Chanyeol dan melihat pria itu masih terbujur di ranjang. Baekhyun tersenyum cerah lalu menghembuskan napas panjang.
"Selamat pagi, Chan~" sapa Baekhyun penuh semangat meski ia tahu tak akan ada balasan. Ngomong-ngomong seiring berjalannya waktu dan interaksi dengan Chanyeol semakin dekat, yah walaupun hanya dihari minggu, jujur membuat Baekhyun tidak merasa canggung lagi. Buktinya dia sudah tidak memanggil Chanyeol dengan sebutan 'tuan' lagi. Bukankah itu sebuah kemajuan?
Baekhyun duduk dikursi disamping ranjang Chanyeol setelah meletakkan tasnya diatas sofa. Dia mengusap dengan lembut pipi pria itu sambil tersenyum manis.
"Waktunya mandi, hum?" ucap Baekhyun lalu beranjak dari kursinya dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk mengambil keperluannya.
Baekhyun keluar dari kamar mandi dan meletakkan baskom berisi air diatas nakas dekat Chanyeol. Perlahan dia mulai melepas satu per satu kancing baju pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
By My Side | CHANBAEK #COMPLETED
FanfictionBaekhyun menjadi pengasuh anak Chanyeol karena istri pria itu telah meninggal saat melahirkan. Namun, karena sebuah kejadian menyakitkan Baekhyun mengandung anak Chanyeol yang sama sekali tidak mencintainya. Yah, status mereka tidaklah lebih, hanya...