Bab 15 : 'Sekretaris dan Bosnya'?

35K 1.7K 7
                                    

Gary POV

Gue ga menyangka ternyata Merlyn itu lebih perfeksionis daripada saat dulu gue kenal di kampus! Dia ga membiarkan gue membatalkan satupun meeting, baik di dalam atau di luar kantor. Bahkan, apa yang dia jadwalkan harus selesai hari itu, artinya HARUS BENER-BENER SELESAI!

Merlyn tega banget! Padahal gue yang bos, tapi gue malah merasa gue hanya 'babu' dari sekretaris gue sendiri. Bayangkan saja, gue harus patuh dengan semua jadwalnya tanpa boleh meng-cancel satupun!

Tapi ada juga perasaan senang karena gue ga usah bersusah payah mengarang alasan untuk bertemu dengannya. Dia datang setiap hari ke kantor gue dan sibuk mengurus ini itu. Gue menikmatinya saat dia mengomel dan marah besar karena gue yang jenuh dan malas bekerja. Gue merasa itu seperti perhatiannya khusus untuk gue!

Tapi ini udah sebulan dan gue bener-bener capek.

"Gue mau mogok kerja! Titik!!!"

"Heh! Lu itu bos tau ga? Ya masa lu mau mogok kerja?! Emang lu mau karyawan lu semua ikutan bolos kerja, he?" oceh Merlyn sambil berkacak pinggang.

Jelas gue ga mau, tapi gue capek!!! Bosen tau ga kerja mulu! Apalagi ga ada istirahat. Gue segera bangkit berdiri dari kursi gue dan berjalan ke arah kulkas. Mengambil minuman dingin dan meneguknya. Segarnya...

Merlyn masih terus mengoceh, tapi sayangnya telinga gue udah kebal. Gue terus berjalan memutar ruangan gue. Sepertinya gue butuh renovasi. Bosen ah dengan suasana ini. Mungkin gue akan memberikan warna-warna cerah pada sofa gue. Juga sepertinya gue butuh mengganti meja gue dengan warna lain selain hitam. Oh, dan warna tembok gue.

"GARYYYY DENGERIN DONGGGG!!!!" teriak Merlyn yang mengekori gue.

Gue segera berbalik dan menghadap ke arah Merlyn. Tapi Merlyn malah ga mengira gue akan berhenti jalan, sehingga dia menabrak gue. Refleks, Merlyn menarik kemeja gue dan gue ikut limbung karena ga siap!

Brukkkkk

"Auwww... Gar!!! Sakitttt!!!" kata Merlyn sambil meringis.

Untung aja tangan gue sempet menahan kepala Merlyn agar ga kepentok lantai! Tapi gue dan Merlyn emang jatuhnya heboh. Bahkan sekarang posisi gue dan Merlyn itu hot banget! Gue tepat ada di atas Merlyn dan mata kami sejajar. Dekat sekali! Ugh, ini sih sama seperti waktu kejadian ciuman di apartemen gue!

Kalau ada orang yang lihat keadaan gue sekarang, pasti bisa menduga yang aneh-aneh!

"ASTAGA GARYYY! KAMU NGAPAIN ANAK ORANG HAH?!"

Suara Mama?! Gue segera menoleh ke arah pintu. Damn! Bener kan, pasti diduga yang aneh-aneh!

"ASTAGA SON! JADI INI KERJAAN KAMU SEHARI-HARI HAH?!"

Kenapa Papa juga datang?!

Wah ini sih pasti susah jelasinnya! Tapi yang paling penting, gue harus membetulkan posisi gue dan Merlyn lebih dulu. Gue berusaha bangun, kemudian membantu Merlyn berdiri. Papa dan Mama masih terus mematung di depan pintu.

"Silahkan masuk dan duduk." Kata gue yang sibuk merapikan kemeja gue.

"Papa dan Mama ga perlu duduk! Cepat jelasin apa yang terjadi!" perintah Mama.

"Mer, kamu ambil minum buat orang tua saya ya. Ayo Pa, Ma... silahkan duduk." Kata gue sambil menarik tangan mereka.

Dengan pasrah, Papa dan Mama ikut juga duduk di sofa. Merlyn dengan segera keluar dari ruangan dan menyiapkan minum. Suasana hening sampai Merlyn kembali membawa nampan berisi tiga cangkir teh.

"Silahkan diminum, Pak.. Bu.." kata Merlyn sopan lalu permisi pergi.

"Nona muda! Duduk!!!" perintah Papa tegas.

Merlyn ragu, tapi gue malah memaksa Merlyn untuk duduk di samping gue. Walau awalnya enggan, tapi akhirnya Merlyn duduk juga. Papa dan Mama masih terus menatap gue dan Merlyn dengan tajam. Pasti bakal panjang nih ceritanya.

"Jelasin!" tuntut Papa.

"Merlyn itu sekretaris Gary. Sekretaris yang lama itu udah ga tau kemana. Penjelasannya selesai."

"Itu yang kamu bilang penjelasan?! Mama juga tau sekretaris kamu itu uda kabur. Terus??" sindir Mama.

"Son, Papa ga pernah ngajarin kamu seperti itu." kata Papa.

Maksudnya 'seperti itu' tuh apa?

"Pak.. Bu.. saya benar hanya sekretarisnya Gary." Kata Merlyn membela.

Bagus Merlyn. Tapi itu ga akan membantu sama sekali!

"Tadi Gary sibuk mikirin renovasi ruangan ini. Jadi Gary muter-muterin ruangan. Ga taunya Merlyn yang ngomel dari tadi karena Gary kurang kerjaan, ikut muter-muter di belakang Gary. Tanpa sadar, Merlyn nabrak Gary yang tiba-tiba berhenti. Well, Merlyn nyaris jatuh. Gary niatnya baik mau nolong, tapi ikut jatuh! Posisinya ya emang bikin banyak orang salah paham." Jelas gue dengan modifikasi.

"Hah! Mama ga percaya! Kamu kira Mama ga kenal kamu, he? Mama sering mergokin kamu sama jalang di kantor! Cuma ga Mama labrak aja!" sindir Mama.

Oh ya? Wah. Berarti selama ini gue berusaha bohong itu percuma ya? Kalau gitu gue bilang aja sejujurnya. Ck! Tapi cuma ciuman kok, ga lebih. Kantor bagi gue tetep tempat kerja!

"Sekretaris Papa juga bilang gitu! Emang kamu ga bosen main-main mulu sama jalang, heh?" tambah Papa.

Jalang?! Eittsss... Ini sudah di luar toleransi gue. Memang cewek-cewek sebelumnya itu jalang, tapi Papa di sini menyindir Merlyn!

"Jaga bicara Papa sama Mama! Merlyn itu bukan jalang! Dia sekretaris Gary!" kata gue marah.

"Halaaahh! Ga usah dibela-bela lah! Udah ketahuan gitu! Sekretaris kek, pelacur kek.. dua-duanya sama-sama ngelayanin kamu kan?! Emang Mama pernah ngajarin kamu buat ngerendahin kaum Mama, hah?"

"Kamu itu kerja di kantor ini! Bukan main gila sama sekretaris sendiri, Gar! Papa benar-benar kecewa sama kelakuan kamu!"

"Tapi Merlyn bener-bener sekretaris Gary!!! Cuma sekretaris yang kerjanya menyusun jadwal Gary!" kata gue kesal.

"Kenapa ga jujur aja? Ga perlu ditutupi seperti itu! Mama udah kebal sama kelakuan kamu!"

"Umur kamu itu udah tiga puluh Gar! Dewasa sedikit lah!"

Rasanya gue bisa gila! Kenapa Papa sama Mama ga bisa dengerin gue ngomong sama sekali sih!? Kemarahan gue memuncak! Merlyn itu sekretaris gue!!! SEKRETARIS GUE!

"KENAPA PAPA DAN MAMA GA BISA PER-..."

"Maaf Pak, Bu.. Saya memang hanya sekretaris Pak Gary. Kemarin saya baru tanda tangan kontrak kerja, jadi saya tidak bisa kabur seenaknya." potong Merlyn.

"Mer.."

"Saya bukan seorang wanita murahan, dan hubungan saya dan Pak Gary hanya sebatas sekretaris dan bosnya saja. Tidak lebih!"

Gue ga menyangka. Kalimat itu malah seperti menyilet hati gue. Hanya sebatas 'sekretaris dan bosnya'?

"Tapi jika Bapak dan Ibu tidak menyukai kinerja saya, silahkan pecat saja saya. Saya harap, dengan cara itu Bapak dan Ibu merasa lega. Permisi." Kata Merlyn lalu bangkit berdiri dan pergi.

Ruangan itu hening, sampai suara pintu yang ditutup Merlyn pelan pun bisa terdengar begitu jelas.

"Merlyn itu temen kuliah Gary. Setelah bertahun-tahun, kami bertemu lagi. Dia wanita terbaik yang pernah Gary temui. Sayang, sampai detik ini Gary masih belum bisa meraih hatinya. Jika Papa dan Mama ga ada urusan lagi, silahkan pergi. Gary ada meeting satu jam lagi."

Gue segera bangkit dan pergi ke kamar mandi. Mencuci muka gue dan berharap semua akan kembali baik-baik saja.

My Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang