Extra Part : Fanny

53.2K 1.5K 15
                                    

Fanny POV

"Selamat ya Merlyn cantikkk! Aduhhh rumah lu bagus bangetttt..."

"Eeehh! Lu ga usah ngalihin perhatian! Lu gue undang ke sini karena lu masih ngutang gue satu cerita. Cepetan! Gue udah nunggu cerita lu dari lima tahun yang lalu!!!" teriak Merlyn ga sabaran.

Ah sahabat gue ini yang satu ini. Hebat sekali dia masih bisa mengingat dan menagih janji setelah lima tahun berlalu. Tapi demi Merlyn deh, gue cerita.

"Iye iyeee.... Gue cerita. Jadi gini suami gue yang sekarang itu orang yang memperkosa gue. Well, jangan teriak..." kata gue tepat waktu.

"Ta-tapi.. tapi gimana bisa?! Jadi sebenernya lu kenal sama orang brengsek yang merkosa lu waktu itu?" tanya Merlyn ga percaya.

"Yaaaa gitu deh. Julian itu temen tetangga gue dari entah zaman apa. Tapi gue Cuma anggap dia sebagai kakak gue doang, karena emang Julian terlalu dewasa buat gue. Dia udah punya pacar dan gue sama sekali ga level sama dia. Hehe.. Eeehhh ga taunya satu malam dia mabok berat karena diputusin pacarnya. Jadi, lu tau lah kelanjutannya." Cerita gue.

"Oooo... jadi lu juga suka sama Julian sejak lama?" tanya Merlyn yang sukses membuat gue tersedak.

Merlyn bukannya membantu gue, tapi malah menertawakan gue. Aduhhh, sahabat gue yang satu ini emang unik ga ketolongan ya! Terlalu pinter bikin kesimpulan. Eh, tapi bener juga sih.

"Yaaaa gitu deh. Gue emang suka sama Julian sejak kecil, dan buat gue dia the first and the last. Sayangnya Julian ga suka sama gue.." kata gue malu.

"Siapa bilang aku ga suka sama kamu?"

Astaga. Jangan bilang kalau sekarang Julian ada di belakang gue! Aduhhh, Merlyn juga udah cekikikan, berarti Julian beneran ada di belakang gue nih? Sejak kapan?! Bukannya dia udah langsung ke kantor setelah nganterin gue pulang?

Oh my.

"Mer, jangan bilang Julian ada di belakang gue?" tanya gue retoris.

"Sana pulang. Jangan bikin mesum di rumah gue... cari territorial kalian sendiri." Usir Merlyn.

Apaan sih Merlyn. Gue ga mau berbuat mesum juga di rumah orang kok!

Fine. Ga ada yang di pihak gue! Dengan ragu, gue menoleh ke belakang dan melihat Julian yang sudah bersender manis di ambang pintu penghubung antara ruangan ini dengan ruangan entah apa itu. Tangannya dilipat di depan dada, dan senyum miringnya ditujukan pada gue.

Yaaaa.....

"Oh... Emm... Kamu ga ngantor, Jul?" tanya gue kikuk.

"Ayo kita pulang." Kata Julian dingin sambil mendahului gue keluar dari rumah Merlyn.

Yah, padahal gue belum puas ada di sini.

***

"Jadi kamu suka sama aku dari kapan?" tanya Julian saat pintu kamar ditutup.

"Mungkin dari saat kamu pertama kali pindah ke sebelah rumah aku." Jawab gue jujur.

"Terus kenapa ga pernah bilang???" tanya Julian lagi yang sudah mengambil tempat duduk di pinggiran ranjang samping gue.

"Mmm... soalnya ... soalnya kamu suka sama Della, tetangga seberang rumah." Cicit gue.

Aisshhh malu sekali menjawab pertanyaan seperti ini. Lagipula itu sudah lama sekali!

"Aku ga pernah suka Della kok."

"HA?"

Bohong! Julian sendiri kok yang bilang sama gue kalau dia suka sama Della! Bahkan gue masih inget banget Julian cium pipi Della saat dia berusia sepuluh tahun! Well, usia gue kan Cuma beda dua tahun sama Julian, masa iya gue lupa?!

My Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang