Gary POV
Ini sudah lima tahun dan sampai detik ini gue masih belum menemukan Merlyn. Di manapun! Di sudut mana pun gue ga bisa menemukan dia!!!
Gue nyaris gila!!!
Gue hubungin Renata, Fanny dan Alva... tapi nihil! Merlyn seperti hilang ditelan bumi! Dan alasan dia menghilang tidak lain dan tidak bukan adalah karena berita kecelakaan itu! Padahal lima tahun yang lalu, gue hanya mengalami patah tulang tangan kiri gue, dan kondisi gue baik-baik saja.
Saat kecelakaan beruntun itu, gue segera lompat keluar dari mobil untuk menyelamatkan diri. Ya masa gue mau bunuh diri dengan berdiam di dalam mobil yang jelas saja sudah ga mungkin menghindari kecelakaan dan menghadapi maut? Gue ga sebodoh itu! Gue selamat dan sehat walafiat! Bahkan saat Mama datang, gue masih bisa tertawa.
Tapi begitu Mama bilang Merlyn pergi, gue pun langsung mencari supir Mama dan meminjam mobilnya untuk gue bawa mencari Merlyn.
Renata menduga, kalau Merlyn takut gue seperti mantan calon suaminya, Reinald. Gue sendiri ga menyangka kalau Merlyn sudah berkali-kali dilamar. Dan gue lebih ga menyangka kalau Merlyn juga berkali-kali gagal menikah. Huff...
Pantas saja saat gue melamar dia, yang terlihat itu keraguannya yang sangat nyata.
Gue lelah harus mencari. Sudah lima tahun... walau ga selama sepuluh tahun seperti sebelumnya, tapi gue merasa lima tahun ini lebih menyiksa! Mungkin sudah waktunya gue merelakan Merlyn... mungkin ada orang yang lebih baik untuknya.
"Gar, gue tau Merlyn dimana." Kata Alva tiba-tiba saat pintu ruangan kantor gue baru saja didobrak olehnya.
Mata gue jelas melotot. Kenapa saat gue sudah menyerah, Alva malah membawakan gue berita seperti ini???
"Lu tau darimana?" tanya gue yang yang tiba-tiba semangat.
"Dia di Bali. Jangan tanya gimana gue tau. Yang jelas, gue juga mau ikut ketemu Merlyn dan melabrak tu anak! Berani-beraninya dia bikin Renata nangis-nangis tiga bulan penuh. Ck!" kata Alva kesal.
***
Dalam hitungan jam, gue dan Alva sudah sampai di Bali dan berdiri di depan pintu besar dengan ukiran-ukiran khas Bali.
"Va.. lu yakin ini rumahnya?" tanya gue.
"Yakin." Kata Alva mantap.
Oke. Berarti ini saatnya. Semoga saja gue bisa bertemu lagi dengan Merlyn. Please, gue mau ketemu sama Merlyn!
Tok tok tok
Belum ada yang menjawab.
Tok tok tok
Masih belum ada yang menjawab.
"Va... lu yakin di rumah ini ada orangnya?" tanya gue lagi.
"Iss... mana tau orangnya lagi tidur. Coba ketok lagi." Perintah Alva.
Tok tok tok
Krieeetttt
Pintu terbuka, tapi di hadapan gue dan Alva tidak terlihat adanya orang. Gue merinding. Ini... bukan rumah hantu kan? Ga mungkin pintu bisa terbuka sendiri. Serem banget! Tapi suasana rumah ini sangat mendukung. Bayangkan saja, banyak sekali pohon-pohon besar, pintu dari kayu, ukiran-ukiran. Mendukung kan?!
"Om beldua ciapa?"
Gue dan Alva berbarengan menengok ke bawah. Astaga! Ternyata yang membuka pintu itu anak kecil ini?!
"Mmhh... nama aku Alva, dan dia namanya Gary. Kita berdua mencari perempuan yang bernama Merlyn. Adek kenal ga?" tanya Alva yang sudah berjongkok mensejajarkan wajahnya.
"Om cali Mama???"
Mama?
"Emang nama mama kamu siapa?" tanya gue yang juga ikut berjongkok.
"Merrrrr-lyn..." kata anak perempuan itu sekuat tenaga mengucapkan 'r'.
Gue dan Alva terkekeh. Tapi hanya sebentar sebelum akhirnya kami tersadar.
"Anaknya Merlyn?!" kata Alva ga percaya.
Jangan bilang kalau setelah lima tahun Merlyn pergi, dia sudah menikah dan mempunyai anak di Bali. Ini ga mungkin kan? Dan kalau dilihat baik-baik, anak perempuan ini punya kemiripan dengan Merlyn! Lihat saja bulu matanya, hidungnya, bibirnya... dia benar-benar seperti Merlyn!
"Giseeeeeeel!!! Mama kan sudah bilang kalau ada tamu, diajak masuk! Kok malah di depan pintu aja sih?!"
Suara itu...
"Merlyn..." kata gue tanpa sadar.
Hanya dalam hitungan detik, Merlyn yang sudah ada di depan mata gue, segera menarik anak kecil itu dan membanting pintu dengan keras. Gue dan Alva langsung terkaget-kaget dan tersadar. Astaga! Itu benar-benar Merlyn, dan dia menolak untuk.... bertemu dengan kami?
"Gar, itu beneran Merlyn kan?" tanya Alva.
Gue hanya bisa mengangguk.
"Dan dia udah punya ... anak?"
Dan itulah kenyataan yang paling membuat gue merasa dihantam palu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding Story
RomanceAnother story dari "I have to be STRONG!" “Kalau gitu, lu mau nikah sama gue ga?” Gary bilang apa? Dia kan Cuma tau gue belum menikah, bukan berarti gue tidak punya pacar kan? Walau kenyataannya gue juga belum punya pacar sekarang ini. Oh, mungkin...