Selamat membaca
"Ozil ayo bangun cepet bilang sama abang mana yang sakit" Panji mengelus lembut tangan zilla
"Bang Panji infusannya lepasin, gw gak tega liatnya" putra menjauh dari zilla karena tak tahan melihat adiknya lemah tak sadarkan diri, meski putra sangat takut dengan darah tapi kejadian tadi memaksanya untuk berani berhadapan dengan darah demi adiknya
"Oy Ozil bangun napa jangan tutup mata terus nanti banyak belek loh" galih mendekati zilla mengelus rambutnya pelan sesekali menciumnya juga
"Besok kita sekolah siapa yang bakalan jaga si ozil disini?" Tanya Panji dengan tangan masih setia mengengam jari jemari zilla yang terbaring lemah
"Lo aja, gw mau kasih pelajaran sama si David sumvah gw jadi enek manggilnya pen muntah" Putra berbicara dengan sedikit emosi
"Bukanya kek orang muntah malah jadi kayak orang yang nahan berak lu" panji menertawakan ekspresi putra yang sudah memerah karena kesal
"Tau ah haredang" marah putra
"Apa? rendang?" Kata galih
"Lo mah gatau lagu haredang ya" ucap putra menyepelekan
"Oh lagu rendang ya tau lah" pede galih
"Serah bang galih dah"
"Udah jam 02:67 nih buruan pulang besok sekolah dan galih besok lo tanggung jawab di anggota OSIS gw percayakan semuanya ke elo" Panji menatap galih serius
"Iya lo bisa percayakan semuanya ke gw termasuk si david, Sans brow betewe tu mata jangan liat liat aku gitu jijik bang"
"Najis" Panji memutar bola matanya malas
"Yu capcus pulang gw pen bobok nih" putra keluar dari ruang rawat zilla disusul galih yang mengekor di belakangnya
"Dek tidur yang nyenyak ya, abang disini gak akan kemana mana" Panji menidurkan dirinya di sebuah sofa besar yang lumayan membuatnya nyaman
-----
Brugghh.............
Gretakkk............
"Ups kaki lo patah gak?maaf keinjek" putra menatap nanar kaki David yang penuh darah serta kebiru biruan
Mereka sedang berada di ruang kesenian yang kosong terkecuali cuma ada putra dan galih yang sedang asik menyiksa David
"Kalian boleh siksa gw sepuasnya tapi gw malah ngerasa seneng karena udah buat adik kalian hancur" kata David di sela sela ucapannya yang sedang meringis kesakitan
"Bangsat! Bego! Laki laki apaan lo yang cuma bisanya nyakitin perempuan, ingat lo lahir dari rahim seorang perempuan seharusnya lo bisa lebih ngehargain perempuan" kata Galih yang sudah tidak bisa menahan emosinya
"Gw pikir karena lo gak banyak berinteraksi sama orang lain, lo bakal punya sikap yang bisa memperlakukan perempuan layaknya ratu bukan malah memperlakukannya seperti hewan peliharaan" tambah putra dengan tatapan membunuhnya
"Keluar kalian dari sini kalau tak ingin di keluarkan dari sekolah" gumam David sambil bangun dari jatuhnya
"Bang ayo pergi gak guna juga kita disini" putra merangkul galih agar keluar dari ruang kesenian tersebut karena emosi galih belum sepenuhnya hilang
Setelah mereka keluar dari ruang kesenian, galih yang merasa di rangkul putra pun menghempaskan tangan putra
"Njir paan dah jijik banget pake rangkul rangkul segala" galih brigidig ngeri
"Yeh gw cuma takut aja lo gak bisa nahan emosi tadi" cuek putra
"Modus"
"Ngapain gw modusin lo gak ada kerjaan banget"
"Ih bang putra jangan kayak gitu ih" lebay galih sambil memukul pelan bahu putra
"Goblok jangan gitu malu diliatin noh, sumvah gw azab baru tahu rasa lo"
"Tuh kan putra mah jahat"
"Beuhh efek jomloh nya kumat"
"Uh gemoiii deh putra"
"Bang please deh jangan kayak gini gw malu diliatin!"
"Bodo" ucap galih yang menyandarkan kepalanya ke bahu putra
"Punya abang kok kewarasannya di bawah rata rata ya nasib nasib" pasrah putra
-----
"Bang Panji" lemah Zilla
Hoammmm
Panji menguap sebentar dan menetralkan kembali pendengarannya yang tadi mendengar suara Zilla yang lirih
"Bang ih Zilla laper" rengek zilla
"Astaga, Ozil kamu kah itu?" Panji yang setengah melek pun mengumpulkan kesadarannya terlebih dahulu, apakah ia sudah bangun atau masih bermimpi
"Zilla!" Ucap zilla tegas
"Wah ternyata Ozil lo sudah bangun"
"Sini pengen peluk"
"Manja"
"Yaudah"
"Yaudah sini sini" zilla dan Panji pun berpelukan cukup lama dan zilla melepaskannya karena merasa pengap
"Eh tadi pengen makan ya bentar kakak ambil dulu buburnya"
"Kok bubur sih, zilla tuh pengennya seblak, cigor, bakso larva, samyan-
"Mati aja kau sekalian"
"Nyebelin banget sih"
"Lagian belum sembuh udah absen makanan yang pedes pedes kali kali yang manis manis kek Abang mu ini"
"Serah deh, cepet pengen makan"
"Iya nih, aaaaaaa pesawat terbang nih" Panji menyuapi zilla bubur seperti anak kecil
"Nyam nyam enak banget"
"Gak usah boong, abang tahu buburnya pasti gak ada rasanya di lidah kamu"
"Iya nih sebenernya sih gituh btw buburnya enak banget kok"
"Gak usah ngeles!"
"Ih dibilangin kagak percayaan"
"Emang itu faktanya"
"Buburnya sih gak ada rasanya tapi kalau disuapin sama abang mah jadi banyak rasa"
"Hilih modus"
DIREVISI TANGGAL 30-09-2020
Ada typo? Maafkan Author
Eh votte dan komennya mana nih?
Ayoo author tungguin hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
ZILLA (BELUM DIREVISI)
Teen FictionINI CERITA ABSURD KO BANYAK YANG BACA SIE? Saya selaku author sangat kaget dan malu🙂