gila

128 7 0
                                    

Selamat membaca :)

"Panji lo mau kemana?" Tanya Galih yang bingung karena panji sedang mengemasi semua barang barangnya ke koper besar

"Gw mau pergi" singkatnya yang terus memasukan semua baju ke kopernya

"Piknik ke war negri?" Putra yang tiba tiba muncul langsung menyerobot ke kamar panji

"Kuliah" ujar panji yang memandang keduanya dengan sorot mata yang dingin

"Gila lu! Kata momy dan dedy harus kuliah di Indo" potong galih cepat

"Gw gak peduli!" Cuek panji yang akan selesai berkemas semua barangnya

"Jujur saja, bang panji pasti pengen cari si Ozil" selidik putra

"Iya"

Mendengar jawaban dari panji, galih bersidekap dada dan memandangi kembarannya itu dengan sinis

"Gw tahu lo dapet alamat si ozil dari si Chila kan, dan gw harap lo jangan susul si Zilla" gumam Galih yang mendapat respon dari panji, ia mendekati galih dengan tatapan mata yang tajam

"Kenapa gw gak boleh susul dia hah! LO GAK TAHU RASANYA HIDUP BERSAMAAN DENGAN RASA BERSALAH! setiap kali gw melakukan aktifitas gw selalu keinget kesalahan waktu itu dan dengan gampangnya lo bilang gw gak usah susul Zilla!" Bentak panji yang tidak bisa mengontrol emosinya

"Lo tahu alasan kenapa gw ngelarang lo ketemu sama si ozil? Karena DISINI YANG LEBIH TERSAKITI DIA! BUKAN LO! BAYANGIN KALAU LO ADA DI POSISI DIA SAAT INI setiap malem dan pagi gw selalu VidioCool dia dan setiap pagi dan malemnya juga matanya selalu sembab, dan bengkak gw tahu itu semua karena lo!" Balas galih yang mencoba mengendalikan emosi yang sudah bergejolak

Putra yang melihat kedua abwangnya seperti ini mencoba menenangkan dan saat ini juga putra bingung harus melakukan apa karena dua manusia ini adalah abang abangnya

"Bang panji gw mohon lo jangan nyusul Zilla terlebih dahulu biarin dia sendirian sementara waktu disana dan bang galih tolong! Lo jangan nambah kesengsaraan bang panji dengan terus mengungkit waktu itu, bang panji udah sangat menderita" putra berkata bijak kepada kedua abang abangnya agar sedikit lebih tenang

"Sampai kapan gw nunggu" pasrah panji yang sudah tersungkur dilantai

"Sebenernya david udah mau tunangan sama Tania dan si David ngundang si Ozil menggunakan surat tapi entahlah adek kecil kita bakalan dateng atau engga" ucap Putra yang pilu mengatakannya

"Nggak ngotak si david! Masa ngundang si Ozil ke acara tunangannya" kesal galih yang menyebutkan ucapan serapahnya

"Nggak ada ahlak tu anak!" Geram panji yang tanpa sengaja panji dan galih terlihat sudah seperti sedia kala

"Nah gitu dong! Sukak gw liatnya" kata putra yang mendapat dengusan sebal dari keduanya

Pantaii

Yang tadinya tujuan Zilla ingin ke Caffe kini batal karena ia menyetir mobil yang tak tentu arah dan berakhir dipantai yang selalu ia kagumi

Zilla duduk di tepian pantai, terlihat ombak yang selalu menghampirinya dan sang matahari akan bersembunyi di bawah laut menampilkan senja yang sangat indah

Zilla menatap lurus sang senja dengan air mata yang entah kapan sudah meluruh juga dengan rambut yang sedikit berantakan karena angin bertiup sedikit kencang

"Kenapa dalam masalah cinta aku selalu berakhir tragis tuhan!" Zilla berucap sangat pelan sambil memandangi senja yang menenangkan

"Apa aku tidak pantas bersanding dengannya?lalu kalau aku tidak pantas mengapa kau menghadirkan dirinya tapi pada akhirnya kau juga menghilangkannya?" Zilla bergumam sendiri dan tanpa disadari ia tengah diperhatikan oleh seseorang

Dengan berani orang itu menghampiri Zilla bermaksud untuk menenangkan perempuan rapuh itu dan mengusap kepalanya lembut, hanya itu! Tidak lebih

"Andai sahabatku berada disini pasti aku sudah menumpahkan semua kesedihanku" Zilla mulai berdiri dari duduknya ketika berbalik kepalanya terbentur dada bidang seseorang

"Aduh sakit bule!" Zilla memegangi kepalanya yang cenat cenut

"Maaf" cicitnya

Ketika Zilla medongkak kan kepalanya ia terkejut bukan main! Apakah matanya mendadak buram karena kejedot dada bidang seorang laki laki?atau ini hanya halusinasi?

"Rian" ucap Zilla pelan

"Iya ini aku" Rian mendekap erat tubuh Zilla dan berbisik sesuatu ditelinganya

"Balas pelukanku sahabat cintaku" Zilla menghiraukan ucapannya dan tidak membalas pelukan rian, zilla menegang di tempat dan dengan kasar zilla mendorong tubuh rian

"Kamu bukan rian! Rian sudah mati aku sendiri yang melihatnya di makamkan" Zilla menangis terisak dan rian perlahan lahan mendekatinya dan berbicara sehalus mungkin

"Baiklah sekarang apa yang kamu inginkan agar kamu percaya bahwa yang berdiri di depan kamu ini adalah rian sahabat cintamu sejak kecil NONA" Rian berkata demikian membuat Zilla terlonjak kaget karena rian akan memanggilnya sebutan nona bila Zilla sedang merajuk kepadanya

Tanpa pikir panjang Zilla langsung berhamburan ke pelukan rian, meskipun zilla sendiri masih bingung dengan keadaan ini namun hatinya terus meyakinkan bahwa dia memang rian

"Tolong jelaskan semuanya padaku ian"

"Aku akan menjelaskannya tapi kita makan dulu pasti kamu lapar" ajak rian

"Aku memang lapar, cepat kita ke lestoran dan jelaskan semuanya!" Titah zilla

"Siap nona!"
















Holla gyus

Berita votte dan komen, biar tambah semangat untuk lanjut hehe

Maaf kalau masih buanyak typo disana sini

Btw aku udah lama gak update maaf ya karena akhir akhir ini aku gak mood banget nulis, mangkanya votte dan komen manteman wkwk

ZILLA (BELUM DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang