Nyampe

124 8 0
                                    

Selamat membaca :)

Akhirnya Zilla sudah berada di depan rumah yang sangat dia rindukan sejak kepergiannya 1 tahun lalu, mengehela nafas terlebih dahulu untuk memantapkan hati memasuki rumah dan melupakan kejadian yang membuat hatinya meringgis sakit

Tok tok tok Zilla mengetuk pintu keras dan seperti biasa abwang abwangnya tidak membukakannya pintu, CK! kebiasaan

Lain halnya di dalam rumah ketika panji sedang heboh bermain PS bersama putra dan galih hingga suara ketokan pintu pun mereka abaikan, Zilla yang kakinya sudah pegal menunggu mereka untuk membukakan pintu akhirnya mengambil keputusan untuk masuk melalui jendela rumahnya

Disebelah pintu depan ada sebuah kaca jendela yang besar hingga Zilla bisa menerobos masuk ke dalam, maklum kalau Zilla pulang malam dia selalu mengambil jalan tikus, dan cara ini salah satunya

Brakk... Tubuh Zilla terjatuh karena dia tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya ketika melangkah di jendela tapi untungnya Zilla terjatuh yang di bawahnya ada karpet bulu yang nyaman

"Teroris!" Teriak putra yang langsung melesat pergi ke kamarnya untuk menghindari sebuah serangan tanpa melihat siapa yang terjatuh dari kaca jendela

Panji dan galih saling tatap menatap satu sama lain, seakan akan tidak percaya bahwa Zilla sudah berada di depannya, iya di depan mereka!

"Aisshh sakit bantu gw napa!" Zilla bangkit dari jatuhnya dan segera berlari memeluk kedua abwang abwangnya yang ternyata masih belum percaya bahwa Zilla sudah berada di sini

"Ah gaseru! Kenapa enggak bales pelukan Zilla" kesal Zilla yang menghentak hentakan kakinya kasar

"Lo bukan dedemit yang nyamar jadi si Ozil kan?" Tanya galih memastikan

"Ngomong apaan dah, gw kan tadi udah ngomong kalau adek kesayangan kalian akan pulang naik buroq" canda Zilla

"Dek? Ini sungguh kamu?" Panji masih tidak mempercayainya

"Iya ini aku Zilla Zhulaikha Fernando princessnya keluarga fernando" Zilla memeluk panji erat dan panji pun membalas pelukan Zilla

"Maafin abang de, waktu it- ucapan panji terpotong karena Zilla membekap mulutnya dengan senyum yang mengembang

"Gak papa, lupain aja!" Ujar Zilla yang mengecup pipi panji singkat

"Koper lo mana?" Tanya galih karena melihat Zilla tidak membawa satu barang pun kecuali tas selempang yang dipakainya

"Tuh diluar buruan bawain" perintah Zilla kepada galih dengan mengalungkan tangannya di leher panji

"Set dah! Napa lo tinggal di luar sih" kesal galih yang bergegas menuju pintu

"Gw udah pegel ya nunggu diluar, daritadi gw ketuk dan tekan bel berkali kali malah kagak ada yang nyaut, dan itu semua gara gara PS laknat ini! lama lama gw bakar PS sialan!" Marah Zilla yang mendapat tatapan maut dari kedua abangnya

"Santuy bang! Becanda kok" Zilla segera berlari ke kamar putra untuk menemuinya karena putra mengira Zilla yang tiba tiba muncul dijendela adalah seorang teroris yang membawa bom!

Zilla membuka pintu kamar putra kasar hingga melihat putra tengah bermain dengan ponselnya, pasti sedang mabar tuh abang satu!

"Abang! Zilla kangen!" Putra yang sedang di atas kasur sedikit kaget karena Zilla langsung memeluknya erat tapi ya tetap game nomor 1 hingga putra lebih mengutamakan mabarnya daripada melihat adeknya yang jelas jelas sudah ada di sampingnya

"Bang! Cuek banget sih bilangin ke Quinsa nih" acam Zilla dan putra langsung mematikan ponselnya lalu tangannya terulur untuk membelai rambut Zilla lembut

ZILLA (BELUM DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang