Ternyata

117 7 0
                                    

Selamat membaca :)

Secangkir kopi hangat sudah menemani Zilla untuk menyamankan suasana ketika hujan seperti ini, memang tadinya Zilla berencana pergi ke sebuah lestoran memborong semua menu yang tersedia disana tapi ketika di perjalanan mendadak hujan turun yang akhirnya Zilla memaksa rian untuk pergi ke caffe saja menikmati secangkir kopi

"Dasar aneh" cibir rian ketika melihat Zilla menyeruput kopinya

"Weh sirik ae si abang" balas Zilla asal

"Mana ada coba kopi bisa bikin orang kenyang padahal tadi perut kamu meronta ronta minta makan"

"Ada kok, buktinya aku sekarang kenyang walau hanya satu kali seruput kopi" sinis zilla yang memberikan tatapan mautnya

"Kan makin aneh" rian brigidig ngeri

"Yang penting kamu sayang" cuek Zilla yang tanpa sadar membuat jantung rian dag dig dug serrrrrrrrr

"Iya" rian mengelus rambut Zilla pelan

"Hm sekarang kamu cerita gimana ini semua bisa terjadi padahal aku udah ngira kamu meninggal"

"Intinya papa sengaja memalsukan kematianku karena takut hak asuhnya jatuh ke tangan mamah" singkat rian yang langsung menyeruput kopinya

"Papa kamu bener bener gila ian!" Ucap Zilla tak percaya

"Kalau papa aku gila gak mungkin bangun perusahaan besar"

  "Ih ian!" Kesal Zilla

"Becanda nona" rian terkikik geli mendengar Zilla ngedumel dengan suara yang sedikit keras hingga rian bisa mendengarnya dengan jelas

Suasana kembali diselimuti keheningan mereka berdua memilih diam mendengarkan suara rintik hujan diluar yang kebetulan mereka duduk dekat jendela hingga rian kembali membuka topik pembicaraan

"Aku tahu kamu udah punya kekasihkan di indonesia" ujar rian datar

"Dulu" singkat Zilla

"Bukannya kalian pasangan yang romantis ya kenapa tidak mau mengakui hm?"

"Dia berkhianat"

"Selingkuh maksud kamu?"

"Iya" entah kenapa kalau membahas david Zilla tiba tiba berubah menjadi irit bicara seperti ini

"Dan sekarang david pasti akan bertunangan dengan perempuan bernama tania" kata rian yang membuat mata Zilla ingin keluar dari tempatnya

"I-iian tahu darimana?" Heran Zilla

"Meski aku tinggal jauh dengan mu tapi aku selalu ngawasin kamu setiap hari dan aku juga tahu semua masalah yang menyebabkan kamu datang ke negara ini"

"Iii-an" Zilla berkata lirik dan menundukan kepalanya

Rian menghampiri Zilla dan berlutut dihadapannya untuk menghapus air mata yang sudah banyak terjatuh dari pelupuk mata indah Zilla

"Sekarang ada aku gak akan ada orang yang berani menyakiti nonanya ian" rian mendekap tubuh munggil Zilla dibalas pelukan yang tak kalah erat dari Zilla yang menangis segukan

"Kita pulang" ajak rian yang mengandeng tangan Zilla


David pov

4 hari lagi gw tunangan sama ni cewe yang gak ada ahlak bayangkan daritadi gw cuma disuruh duduk di sofa dan tangannya bergelayut kayak monyet, sabar sabar ini permintaan bunda kalau saja bukan permintaan bunda udah gw tendang ke selat sunda eh terlalu deket harusnya ke antartika sekalian!

ZILLA (BELUM DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang