Benci!

123 4 2
                                    

Selamat membaca ;-)

"Aku kangen kamu ian" hiks hiks hiks

Kini Zilla sedang berada di sebuah pemakaman umum mengelus sebuah batu nisan yang bertuliskan nama seseorang yaitu RIAN MAHAPUTRA yang sempat menjadi tempat hatinya singgah dan mungkin akan menetap dalam hatinya

"Aku ingin kamu kembali! Aku mau kamu peluk aku sekarang aku butuh kamu ian" Zilla menangis sejadi jadinya sambil menatap sendu batu nisan itu

"Kenapa kamu pergi secepat ini ian kamu tega ninggalin aku" hiks hiks hiks

"Kamu tahu gak ian, aku sempet jatuh cinta kepada seorang laki laki tapi laki laki itu brengsek! Gak seperti kamu yang selalu ada buat aku, bahkan kamu jauh dari kata brengsek" ucap Zilla dengan air mata yang terus membasahi pipinya

"Ian ini udah mau malem aku pulang dulu, segitu aja ya ceritanya besok aku dateng lagi buat menyampaikan kisah sedihku" Zilla menabur bunga di makam rian sambil membacakan doa untuk rian dan bergegas pergi secepat mungkin karena awan mendung sudah memunculkan diri

  Diperjalanan hujan pun turun dengan langit yang ikut gelap seakan tahu akan perasaan Zilla saat ini yang sangat hancur berantakan meski begitu Zilla tetap memaksakan diri untuk pulang jalan kaki walaupun hujan semakin besar namun hal itu sama sekali tidak ia pedulikan, yang ia tahu saat ini hanyalah perasaannya yang sedang hancur

"Benar kata orang, menangis dibawah air hujan itu menyenangkan! Bisa menutupi air mata dan digantikan dengan senyuman palsu" - batin Zilla sambil memunculkan fake smilenya

Kakinya lelah Zilla memutuskan untuk menepi sebentar di luar sebuah Caffe yang mana Caffe itu pernah menjadi tempat Favorite Zilla dan David secara tiba tiba kenangan itu muncul dengan sendirinya seperti sedang mengejek Zilla saat ini

Zilla menatap kosong kendaraan yang berlalu lalang kesana kemari tanpa henti, tak sengaja matanya menangkap sesuatu yang membuat hatinya terhenyuh sakit

  Zilla melihat David bersama tania sedang meminum coffe santai dan sesekali mereka tertawa lepas membuat hati Zilla terasa semakin sakit 

"Lo di sana senang, sedangkan gw disini udah kayak gembel" kata Zilla pelan dengan nada suara yang lirih

Zilla merasakan hatinya sesak serta air mata yang terus mengalir, ingin rasanya Zilla berlari ke tengah jalan dan menabrakan dirinya sendiri, mungkin saat ini juga dia akan melakukannya

Melangkahkan kakinya secara perlahan ke tengah jalan dan berhenti tepat ditengah sambil menutup matanya, mempasrahkan dirinya kepada sang semesta semoga semesta bisa memaafkan dirinya yang terlalu bodoh ini

Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi mulai mendekat ke arah Zilla dan semakin mendekat hingga akhirnya

Bbrrukkk

"Awss sakit" pekik Zilla

"Udah tahu sakit malah mau bunuh diri" ucap seorang laki laki yang mendorongnya tepat saat mobil itu mulai mendekati Zilla

"Lo- ucapanya terpotong karena ia merasakan kepalanya berdenyut sakit hingga laki laki itu segera membawa Zilla ke rumahnya dan memberikannya jaket agar ia tidak kedinginan

  Skip

Rumah David

Zilla membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya lampu yang menerobos masuk ke retinanya membuat zilla agak sedikit silau

"Astaga gw dimana ini" bingung Zilla yang menatap kamar bernuansa putih tersebut sambil menurunkan dirinya dari ranjang tempat tidur

"Eh jangan banyak gerak, makan dulu nih aku bawain" kata david dengan tangan yang membawa nampan yang terdapat bubur

"Ngapain lo disini"

"Ini kan rumah aku sayang, nanti juga bakalan jadi rumah kamu, ralat! Rumah kita"

"Bacot!"

"Heem, kamu makan dulu, nih aku suapin" david menyuapi zilla dengan senyum yang mengembang

"Gak mau!gw mau pulang" zilla melangkahkan kakinya pergi, namun sayang tangannya dicekal kuat oleh laki laki yang bernama David hingga badannya limbung dan jatuh ke kasur besar

"Aku bilang makan dulu ya"

"Gak mau!kamu tuli atau budek sih!"

"Sayang, tuli sama budek itu sama"

"Y-yyaa yaudah terserah gw dong"

"Iya, tapi makan dulu ini aku suapin"

"Gak mau! Kamu suapin aja tuh si tania"

"Oh ceritanya cemburu nih?" Tanya David gemas

"Gw gak berhak cemburu"

"Kamu berhak sayang"David mencium kening Zilla singkat

"Terus yang di caffe tadi apa?sampe ketawa cekikikan, sekalian aja kalian ketawa di pohon biar rame" kesal Zilla

"Kuntilanak kali ah"

"Heem" singkat zilla

"Kamu marah?" Tanya David polos

"Yaiyalah David Gw jelas marah! lo jadi cowok harus tegas dong dan bisa ngebedain mana temen dan mana pacar! Bukan temen diperlakukan kayak pacar, terus pacar diperlakukan kayak temen, mikir anjing!" -batin Zilla memberontak

"Gak" tungkas Zilla

"Terus tadi kenapa mau bunuh diri segala?kalau aku gak nyelametin kamu aku gak tahu hidup aku kayak apa jadinya tanpa kamu"

"Gak usah bullshit lagi deh! Gw udah kenyang sama omong kosong lo"

"Aku serius! Kalau alasan kamu tadi bunuh diri adalah karena liat aku sama tania di caffe itu salah!" Gumam david sambil menatap zilla tajam

"Maksud kamu?" Tanya Zilla bingung

"Aku sama tania memang bener tadi di caffe tapi aku enggak berdua kok sama tania, banyak temen temen yang lain cuman ya mereka lagi pada ke toilet"

"Ke toilet berjamaah?" Ejek Zilla

"Iya, mereka kan cewe semua sayang" gemas david

"Lah tadi kalau aku jadi bunuh diri, malah bunuh diri yang gak guna dong"

"Kamu kalau cemburunya suka kelewatan sih"

"Lagian kamunya juga- ucap Zilla terpotong karena David menyosor kata katanya

"Iya aku minta maaf aku yang salah, kamu maafin aku kan?"

"Iya aku maafin" ucap Zilla yang langsung kaget karena david memeluknya erat






Holla gyus
Jangan lupa vote dan komen yaw
Maaf kalau masih banyak typo typo, soalnya aku jarang edit wkwk
-17-04-2020💛








ZILLA (BELUM DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang