2. Luka Lama

9.7K 620 4
                                        

Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun berlari di lorong rumah sakit, diiringi seorang pria yang selalu setia mendampingi dan mengawasinya. Anak laki-laki itu- Uchiha Sasuke, baru saja mendapat kabar bahwa ayahnya mengalami kecelakaan tadi pagi. Bukannya tanpa sengaja, sesungguhnya Iruka di perintahkan Fugaku agar anaknya tidak mengetahui musibah yang saat ini menimpanya.

Tetapi mustahil bagi seorang anak jenius seperti sasuke yang curiga pada asistennya, Hatake Kakashi yang beberapa kali menerima panggilan telepon dari seseorang dan terlihat berusaha menutupi kecemasannya di depan Sasuke. Setelah mencoba memaksa Kakashi untuk memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi, Kakashi mau tidak mau menjelaskan tentang kecelakaan yang dialami Fugaku.

Sasuke masuk ke ruangan tempat ayahnya dirawat. Nafasnya sempat tersengal setelah beberapa saat kemudian wajahnya kembali datar. Namun pandangan matanya yg melihat sosok di depannya tersirat kekhawatiran. Dia mendekat ke ranjang tempat ayahnya terbaring. Melihat ayahnya terpejam, Sasuke menyentuh tangan fugaku.

"Ayah.." ucap Sasuke lirih.

Fugaku membuka matanya, sedikit terkejut melihat Sasuke berada di depannya. "Nak, kenapa kau kesini? Siapa yang memberi tahumu?" Tanya Fugaku.

"Mengapa ayah menutupinya dariku?" Sasuke malah balik bertanya dengan suara parau namu penuh penekanan.

"Ayah baik-baik saja nak, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Makanya ayah pikir tidak perlu memberi tahumu soal ini." jawab Fugaku

"Apa ayah benar baik-baik saja?" Saat itu Kakashi dan Iruka memutuskan keluar ruangan memberi privasi pada ayah dan anak itu.

"Seperti yang kau lihat, ayah baik-baik saja. Hanya perlu beberapa hari untuk menginap disini." Ucap fugaku ringan seolah dia baru saja menikmati voucher menginap di hotel mewah.

"Aku terkejut saat mendengar ayah mengalami kecelakaan. Aku takut.. Aku tidak mau sesuatu yang telah menimpa Ibu dan Itachi terulang lagi. Aku tidak mau kehilangan keluargaku lagi." ucap Sasuke sambil menahan air matanya.

Dia mengingat kejadian lima tahun lalu yang menimpa Ibu dan kakaknya. Kecelakaan tragis yang membuatnya kehilangan mereka, beserta salah satu supir kepercayaan keluarga mereka. Mikoto Uchiha, Ibu dari Sasuke meninggal dunia bersama putra sulungnya Itachi Uchiha saat mobil yang mereka tumpangi mengalami masalah pada rem dan membuat mereka masuk ke jurang.

Sejak saat itu, Sasuke menjadi sosok yang pendiam. Dia hampir tak pernah menunjukkan air matanya di depan banyak orang. Tetapi selalu menangis diam-diam dalam kesendirian. Terlebih saat ia merindukan wanita tercinta yang telah melahirkannya. Sosok wanita yang penuh dengan kelembutan dan kehangatan. Dan kakak satu-satunya yang sangat dia sayangi. Yang selalu menemaninya bermain saat kecil, selalu ada saat Sasuke membutuhkan. Sosok kakak yang diimpikan semua adik di dunia ini. Namun kini mereka sudah tiada. Hanya kenangan bersama mereka lah yang tersisa.

Fugaku melihat pancaran kesedihan dari kedua onyx kelam anaknya. Dia mengerti perasaan anaknya. Namun ia tak ingin anaknya kembali mengingat kenangan yang memilukan. Fugaku sangat menyayangi Sasuke dengan caranya.

"Kau tau..dokter yang merawatku dengan baik lah yang telah menolongku. Dia wanita yang cantik dan lembut, sama seperti Ibumu." Fugaku mengatakannya pada Sasuke dengan selembut mungkin

"Aa.. Syukurlah." Jawab Sasuke. Dia melihat raut kebahagiaan yang tersembunyi saat ayahnya mengatakan sesuatu tentang dokter tadi. Sasuke jadi penasaran dengan dokter yang di bicarakan ayahnya itu.

                          🐻🐻🐻

Mebuki pulang kerumah tepat saat makan malam. Di kediaman Haruno itu Sakura menyambutnya dengan pelukan dan senyuman manis yg membuat para pelayan akan langsung gemas melihatnya. Sang Ibu menyambut pelukan putri kecilnya. Kemudian mereka berjalan menuju ruang makan.

"Ibu, aku sudah menyelesaikan PR-ku, dan tadi aku ingin melukis tapi ternyata buku gambarku sudah penuh.." keluh sakura dengan manja.

"Ah.. Benarkah? Kalau begitu akan Ibu belikan untukmu besok ya sayang." jawab Mebuki dengan senyuman indahnya.

"Emm.. Bu, bolehkah kalau aku saja yang membelinya besok? Aku ingin ke toko buku dekat sekolah bersama Ino." pinta Sakura.

"Begitu ya?.. Baiklah, tapi kau harus hati-hati. Yahiko akan langsung menjemputmu usai kau membeli buku gambarmu, mengerti?"

Sakura hanya mengangguk dan tersenyum lebar. Setelah itu mereka menikmati makan malam dengan tenang.

Malam hari, Mebuki memberi kecupan selamat tidur pada Sakura.

Cup

"Selamat tidur bidadari Ibu. Mimpi indah ya nak. I love you sweety." ucap Mebuki sambil membelai lembut surai merah muda Sakura.

Sakura yang matanya sudah setengah watt menjawab dengan lirih " I love you too Ibu."

Setelah Sakura terlelap, Mebuki menyelimuti tubuh mungil anaknya. Kemudian ia beranjak turun dari ranjang Sakura sambil memandang gambar buatan anaknya yang di tempel di dinding atas ranjang. Gambar itu selalu mengingatkan Mebuki pada mendiang suaminya, Kizashi. Pikirannya melayang mengingat wajah Kizashi yang tegas dan berkarisma. Munculah rasa rindu dalam hatinya yang membuat matanya berkaca-kaca. Mengingat segala kenangan indah bersama suaminya. Ia tersenyum miris. Kemudian tiba-tiba ia teringat wajah pria yang menjadi pasiennya saat ia memeriksanya tadi sore. Uchiha Fugaku.

'kenapa aku tiba-tiba mengingatnya?'

Mebuki mencoba menetralkan pikirannya dan berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat. Dia masih bertanya-tanya dan mencoba menghilangkan sosok yang sedang mengganggu pikirannya. Mungkin dia terlalu lelah hari ini. Berharap istirahat bisa menghilangkan halusinasinya. Tak butuh waktu lama Mebuki pun terlelap menuju alam mimpi. Entah siapa yang akan dia impikan malam ini dalam tidurnya.

Bond With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang