17. Friendship

7.3K 495 2
                                        

Malam yang cukup ramai di pusat kota Tokyo. Para muda-mudi berkumpul bersama menikmati akhir pekan. Waktunya melepas stres, mencari suasana baru agar lupa dari lelahnya tuntutan pekerjaan. Atau sekedar hiburan untuk menghindari tumpukan tugas kuliah.

Sasuke sedang duduk di sebuah bar milik kawannya, Shikamaru. Tak lupa dua sahabat kentalnya juga berada disana, Naruto dan Sai. Mereka sedang asik bersantai menikmati alunan musik sambil meneguk anggur yang di sediakan bartender.

"Jika kau mabuk aku akan meninggalkanmu disini" ucap Sasuke pada Naruto yang telah meneguk anggurnya di gelasnya untuk kesekian kali

"Hah, dia akan merepotkanku jika kalian tinggalkan disini" Ucap Shikamaru malas.

"Kalian, santailah sedikit. Kita kan kesini untuk bersenang-senang. Aku hanya ingin melepaskan kepenatan dengan minuman manis ini." Naruto mengoceh panjang lebar

"Ya. Dan jika kau mabuk, aku akan menyeretmu ke rumah Paman Hiashi agar ia bisa melihat kelakuan calon menantunya." tambah Sai.

Naruto hanya diam dan kembali menuangkan minuman dalam gelasnya. Teman-temannya tahu jika Naruto sedang bertingkah seperti itu, artinya dia sedang bertengkar dengan Hinata.

"Kau kan sudah bertunangan, bicarakan masalah kalian baik-baik. Bukannya mencari pelarian seperti ini. Kau seperti anak SMA saja." ucap Shikamaru.

"Sudah jangan pikirkan aku, pikirkan saja Sasuke yang sedang patah hati." sahut Naruto yang membuat kedua temannya menatap ke arah Sasuke.

Sasuke hanya mendengus "Persetan dengan itu" ucapnya lalu meneguk minumannya.

"Yah. Wanita memang sulit dipahami. Tapi untung lah selama hubunganku dan Ino berjalan, kami tidak pernah bertengkar karena masalah serius. Kurasa karena kami selalu bisa saling memuaskan di ranjang." ungkap Sai dengan santai.

"Ya kau benar. Aku juga sering menggunakan seks sebagai perantara untuk menyelesaikan masalah dengan istriku. Kami bisa berkomunikasi dan lebih memahami satu sama lain." sahut Shikamaru. Diantara mereka berempat hanya Shikamaru yang sudah beristri karena memang usianya paling tua.

"Yaa mungkin aku akan menghubungi Hinata malam ini dan mengajaknya ke apartemenku untuk 'menyelesaikan' masalah kami. Dan kalian akan menemukan kepalaku terpisah dari tubuh besok pagi"

Dan ketiga temannya pun hanya memandang Naruto sambil terkekeh.

"Sasuke, sebentar lagi kau akan berangkat ke Amerika kan? Bagaimana jika kita liburan bersama. Sekaligus perpisahan." Ucap Sai

"Kau pikir aku akan pergi berperang? Aku akan kembali lagi."sahut Sasuke ketus.

"Tapi kurasa itu ide bagus, kita bisa ajak Hinata, Ino, dan Sakura. Kita menginap saja di Villa milikmu Sasuke. Bagaimana?" ucap Naruto bersemangat.

"Hn. Terserah kalian saja"

"Aku tidak ikut. Beberapa minggu ini aku sangat sibuk karena akan mempersiapkan klub yang akan ku buka di Osaka." Ucap Shikamaru

"Ah kau tidak seru." ucap Naruto

"Baiklah, bagaimana kalo kita berangkat minggu depan? Kau setuju Sasuke" tanya Sai

Sasuke hanya mengangguk mengiyakan. Kemudian mereka kembali mem-bully Naruto yang mulai hilang kesadaran.

🐻🐻🐻

Sakura dan Hinata sedang menginap di rumah Ino. Tuan dan Nyonya Yamanaka sedang liburan ke Belanda. Sedangkan Sai sedang absen mengapel karena sudah ada janji ingin berkumpul dengan teman-temannya. Alhasil mereka mengambil kesempatan Quality time dengan bermalam bertiga.

"Aku ingin membeli takoyaki di ujung jalan. Kalian mau menitip sesuatu?" tanya Sakura sambil memasukan ponselnya ke dalam sling bag kecilnya.

"Aku mau mandi dulu, kau duluan saja. Ah ya, tolong belikan untukku juga" sahut Ino.

"Kalau begitu aku akan ikut denganmu Sakura" ucap Hinata

Kini mereka sudah tiba di kedai takoyaki setelah 10 menit jalan kaki dan segera memesan tiga porsi untuk dibawa pulang. Sakura dan hinata yang sedang menunggu pesanan mereka duduk sambil mengobrol, kemudian seseorang melewati mereka.

"Permisi tuan, apakah pesananku sudah jadi?" seorang pria bertanya pada penjual takoyaki itu.

Drrrt

Ponsel Hinata berdering menandakan panggilan masuk dari ayahnya yang Sakura bisa jamin ia ingin memastikan keberadaan Hinata. Ayahnya Hyuga Hiashi memang cukup protektif terhadap putrinya.

Setelah menerima satu bungkus takoyaki dan membayarnya, pria tadi memutar badannya dan berjalan. Namun tiba- tiba langkahnya terhenti.

"Sakura?"

Sakura menoleh saat merasa namanya dipanggil

"Utakata?"

"Kau membeli takoyaki juga?" tanya utakata

"Ya, malam ini udaranya cukup dingin dan membuatku lapar terus" jawab Sakura.

"Kau tinggal dekat sini?"

"Ah tidak, aku sedang menginap dirumah temanku di daerah sini"

"Ah begitu rupanya. Baiklah, aku permisi dulu. Ah punyamu biar aku saja yang bayar" ucap Utakata

"Eh? Tidak usah Utakata-san. Biar aku sa.."

"Paman, aku bayar pesanan gadis ini." lalu si penjual Takoyaki menerima uangnya.

"Te-terima kasih banyak" ucap Sakura segan

"Sama-sama. Sampai jumpa" Utakata pun pergi setelah menepuk bahu Sakura. Sakura hanya membalasnya dengan senyuman.

"Baik sekali orang itu" gumam Sakura pelan.

🐻🐻🐻

Sasuke tiba dirumah larut malam. Usai berkumpul bersama teman-temannya, ia merasa kini telah kembali menjalani hari- harinya seperti biasa. Ia tak mau lagi mengingat masa lalunya. Sudah waktunya ia kembali melangkah ke depan.

Kini pria itu terbaring di ranjangnya sambil menatap langit- langit kamar dengan tangan kirinya sebagai bantal. Sejenak obrolan teman-temannya tadi membuatnya memikirkan tentang keberangkatannya ke Amerika. Jujur saja, ia pun akan merindukan teman-temannya. Terutama dua sahabatnya yang kadang sangat mengganggu jika mereka berdua sedang berdebat. Namun Sasuke sadar bahwa mereka adalah sahabat terbaik yang ia miliki.

Kemudian pikirannya beralih pada Sakura. Mengingat kembali apa yang mereka lakukan kemarin sore. Sasuke masih tak percaya, mereka berciuman. Ia dan adiknya.

Entah kenapa perasaan Sasuke menghangat saat mengingatnya. Bibir adiknya yang tipis dan lembut menimbulkan candu baginya. Sasuke sadar ini salah. Tapi jika diingat lagi, ia memang tak memiliki hubungan darah sama sekali. Keduanya bersatu dan menjadi akrab setelah kedua orang tua mereka menikah. Mereka sangat menyayangi satu sama lain seperti saudara kandung.

"Aku sangat menyayangimu baby" gumamnya.

"Aku berjanji akan berusaha membahagiakanmu"

Kemudian matanya perlahan memberat. Pandangannya mulai kosong, menyudahi segala lamunannya. Dan Sasuke pun berangkat ke alam mimpi.

Bond With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang