40. My Dear

6.4K 333 10
                                        




7 bulan kemudian...

"ASTAGA!!"

"ASTAGA!! ASTAGA!!"

Ino memutar tubuhnya berkali - kali di depan cermin. Mulutnya tak henti memekik dan terkejut melihat pantulan dirinya sendiri.

"Apakah aku benar- benar sebesar ini sekarang?"

Wanita itu menyentuh kedua pipinya yang chubby, lalu menggeleng- geleng tak percaya.

Sakura yang sedari tadi memperhatikan sahabatnya yang bertingkah aneh itu hanya terkekeh.

"Beratku bahkan naik 11 kg" ucap Sakura tersenyum.

Ino terkejut "Kau benar, astaga kita jadi seperti badut!"

Sakura makin tertawa geli "Astaga Ino, kita tidak seburuk itu. Aku tetap merasa cantik walau badanku membulat."

"Itu karena Sasuke tidak pernah mempermasalahkan berat badanmu. Kau tau? Sai-kun sudah berkali- kali mengingatkanku untuk diet setelah melahirkan nanti." ucap Ino kesal.

"Eh? Mana boleh begitu? Usai melahirkan kita perlu memenuhi asupan nutrisi yang cukup untuk memberikan asi yang terbaik bagi anak kita nanti." ujar Sakura.

"Jika begitu, aku akan meminta Sai-kun saja yang memberi asi untuk anakku nanti." sahut Ino

Dan mereka pun tertawa bersama. Kedua wanita cantik dengan perut buncit itu baru saja selesai melakukan kegiatan senam hamil secara rutin. Mereka memanggil instruktur untuk datang ke kediaman Uchiha dan mengajarkan mereka gerakan untuk merileksan otot semasa kehamilan dan memperlancar saat proses kelahiran nanti.

"Sakura, apa kau mau menemaniku belanja beberapa pakaian bayi? Aku akan menunggu sampai tua jika meminta Sai yang menemaniku."

"Benar juga ya, suami kita sangat sibuk. Sedangkan saat libur mereka memanfaatkan waktu untuk istirahat."

"Yah walaupun setidaknya Sasuke sudah memesan perabotan dan box bayi dengan desain khusus rancangannya sendiri. Menurutku suamimu itu romantis."

"Ya, Sasuke-kun memberi begitu banyak perhatian dan kejutan selama kehamilanku. Dia sangat tau cara membuatku bahagia."

Sakura jadi teringat seminggu yang lalu saat Sasuke tiba- tiba membeli ayunan bayi yang terbuat dari kayu jati yang terlihat klasik dan bernilai dengan ukiran lambang uchiha.

"Baiklah, ayo Ino, waktunya belanja untuk para bumil."

🐻🐻🐻

Malam hari, Sasuke tiba dirumah pukul 10.00 malam. Ia masuk ke kamar dan mendapati Sakura yang sudah terlelap dengan wajah cantiknya di ranjang mereka. Sasuke melangkah menuju sisi ranjang dan berlutut, tangannya bergerak mengusap perut istrinya yang tengah mengandung 8 bulan itu.

"Maafkan papa, belakangan ini papa sangat sibuk dan kurang memperhatikan kalian." ucap Sasuke lirih.

Sakura membuka matanya saat mendengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang selalu ia tunggu saat hari menjelang malam tiba. Ia menatap sosok suaminya yang duduk di dekatnya sambil mengusap perutnya.

"Sasuke-kun? Kau sudah pulang?"

Sasuke menoleh dan langsung bergerak mencium kening Sakura "Apa aku membangunkanmu?"

Sakura menggeleng "Tidurku sedang tidak nyenyak, dan aku terbangun beberapa kali sejak tadi."

Sasuke langsung menampakkan raut khawatir. "Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"

"Tidak, tapi entah kenapa perasaanku sedang tidak enak. Mungkin karena nyeri di bagian kaki dan pinggangku."

Sasuke kini kembali mengusap perut Sakura lalu menciumnya. "Anak manis, kau sudah cukup besar ya. Mamamu sampai kewalahan karena terus membawamu." ucap Sasuke yang berbicara dengan perut Sakura.

Dan seketika tangan Sasuke merasakan perut Sakura yang bergejolak. Matanya membulat saat gerakan bayinya di dalam terasa begitu kuat.

"Sakura, dia bergerak lagi. Apa dia belum tidur?"

Sakura tersenyum, "Dia memang selalu merespon suaramu Sasuke-kun"

Sasuke pun tersenyum hangat, ia merengkuh perut besar Sakura dan mengecupnya berkali- kali. "Kau malaikat kecil papa, sehatlah selalu"

Sakura terkekeh saat menerima perlakuan Sasuke pada perutnya. Baginya, sentuhan Sasuke bagai mood booster yang mampu menghilangkan rasa letih dan pegal yang ia rasakan selama kehamilannya.

Usai membersihkan diri dan mengganti pakaian, Sasuke naik ke ranjang dan berbaring di samping Sakura.

"Berbaliklah, aku akan mengusap pinggangmu agar kau merasa lebih baik."

Dan Sakura pun menurut, ia terpejam saat tangan Sasuke mulai mengusapnya di belakang dan menghantarkan rasa nyaman baginya hingga ia kembali terlelap.

🐻🐻🐻

Pagi hari Sasuke terbangun dari tidurnya. Akhir pekan yang selalu di nanti, ia bangun lebih siang karena hari libur adalah waktu istirahat yang berharga baginya.

Sasuke mengerjapkan mata dan menggeliat mereganggkan ototnya. Kemudian tangannya bergerak ke samping berusaha meraih tubuh istrinya. Namun ia terkejut saat melihat sisi ranjangnya sudah kosong.

"Kemana Sakura?" gumamnya.

Sasuke segera mendudukkan dirinya sambil mengumpulkan nyawa. Kemudian ia bangkit dan keluar kamar berniat mencari istrinya.

"Selamat pagi Tuan.." ucap salah satu pelayan yang sedang membersihkan koleksi guci di ruang tengah.

"Hn, dimana Nyonya?"

"Ah, tadi pagi Nyonya pergi ke taman untuk berjalan- jalan Tuan."

"Ke taman? Dengan siapa?"

"Sendiri Tuan, Nyonya bilang ia tidak akan lama."

"Baiklah, aku akan menyusul."

Sakura sedang berjalan santai di sebuah taman kecil di dekat rumah. Ia memang selalu membiasakan diri untuk banyak berjalan agar mempermudah saat waktu persalinan nanti.

Setelah berjalan mengelilingi taman beberapa putaran, Sakura merasa cukup lelah dan mencari pohon rindang untuknya duduk dan beristirahat.

Sakura duduk dan bersandar disebuah pohon kersen sambil meluruskan kakinya, tangannya sesekali mengusap perut besarnya. Matanya terpejam saat merasakan hembusan angin segar di pagi hari.

Srek

Srek

Sakura membuka mata saat mendengar langkah seseorang yang menginjak rumput mendekat padanya.

"Halo jalang cantik, merindukanku?"

Sakura terbelalak saat melihat seseorang yang berdiri di hadapannya. "Kau??!"

Jedug

Tiba- tiba mata Sakura menggelap saat merasakan sebuah tendangan menghantam kepalanya cukup keras.

"Sasuke-kun.. Tolong aku.."

.

.


Ayo semangat puasanyaa 😁

Bond With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang