23(revisi)

11.8K 590 42
                                    

Dongsheng yg melihat ayahnya pun langsung menceritakan semuanya

"Ayahh bunda_" belum sempat dongsheng meyelesaikan perkataannya tuan juan malah duluan membentaknya

"DIAM! KAU,KAU KAN YG MEMBERIKAN TEH ITU KEPADA ISTRIKU"

Dongsheng mundur dia menatap ayahnya dengan pandangan penuh luka dan kecewa  ini kali pertama ayah membentaknya. Hatinya  terasa di tikam anak panah sakit,sakit sekali

"Ayah,memang aku yang memberikan teh itu tapi aku tidak meracuni bunda"

"Dia berbohong suamiku, pasti gadis ini yg meracuni kakak"ucap selir jun

Dongsheng menggelangkan kepalanya

"Panggilkan tabib cepat"

"Baik tuan"

Lima menit kemudian tabib datang dan memeriksa nyonya amber

"Bagaimana keadaan isteriku"

Tabib memandang sayu tuan juan

"Nyonya sudah pergi tuan"ucapnya sambil menundukkan kepalanya

Tuan juan menatap tidak percaya pada tubuh kaku nyonya amber

"Gak,ENGGAKKK,BUNDAAAA HIKS BUNDAA JANGAN TINGGALIN AKU"dongsheng berlari kearah nyonya amber dan menggerakkan tubuh nyonya amber berharap akan sadar

"Bundaa hik hiks jangan pergii aku mohon"

Tuan juan yang merasa geram dengan dongsheng pun, tanpa merasa iba dia langsung menarik dan membanting tubuh mungil itu

"JANGAN KAU SENTUH DIA,KAU ANAK PEMBAWA SIAL. KAU MEMBUNUH ISTERIKU!"

dongsheng menggelengkan kepala dengan air mata yg telah memenuhi pipi bakpaunya

"A ayah"

"DIAMM!SAYA TIDAK INGIN MENDENGAR SUARAMU ANAK SIALAN"

"BAWA DIA KELUAR"

dayang membawa nonanya keluar semua dayang meneteskan air mata mereka

"Suamiku kamu yang sabar yaa"

"Pergi"

Selir jun pergi dengan tangan terkepal

"kenapa kamu pergi amber,bagaimana denganku, bawa aku pergi"tuan juan jatuh tak berdaya badanya bergetar karena menangis

"Bawa aku bersamamu sayang. Aku tidak bisa seperti ini hiks hiks hiks, ku mohon bangun lahh"

***














"Bibi yen bukan aku bibi"ucap dongsheng sambil menggelengkan kepalanya dan jangan lupa tangannya bergetar

"Bibi bukan aku, aku tidak menaruh racun di teh bunda"

Dayang yen memeluk dongsheng sambil menangis

"Non hiks nona, saya tau bukan anda pelakunya hiks saya mohon berhenti menangis"

"Tapi ayah tidak percaya aku bibi. Hiks kenapa ayah seperti itu?,aku tidak mungkin membunuh bunda hiks hiks lagi pulaa tidak ada untungnya bagiku hiks aaaa hik hikss bundaaa. Sekarang bunda pergii hiks hiks bunda kenapa tinggalin dongsheng hiks bu ndaa"dongsheng pingsan dia sudah lelah, lelah menangis

"Nona, NONAA BANGUNN HIKS NONAA HIKS, SIAPAPUN PANGGIL TABIBB"

"nona tidak apa apa, dia hanya kelelahan saja"

"Terimakasi tabib"

"Iya, kalo begitu saya pamit undur diri"

Flashback off

Sekarang wusin telang mengingat semuanya, semua kenagan masalalunya dia mengingat semua tanpa ada celah

Dia berdiri dan berjalan ke arah jendela dia melihat langit yg gelap dan ada satu bintang yg bersinar terang, dia memegang dadanya.

"Bunda, bunda aku rindu, bunda apa kabar dongsheng rindu banyak banyak, bunda aku sudah ingat semuanya waktu kecil dulu aku juga pernah berada di tubuh ini, aku tau semuanya bunda dongsheng adalah wusin dan wusin adalah dongsheng kami adalah orang yang sama, sama sama di benci ayah hiks bundaa aku hiks aku harap bunda tenang di sana hahh aku jadi kangen dengan bunda di dunia modern "

Dongsheng memjamkan matanya kepalanya pusing, setelah ini apa yang harus dia lakukan kenagan itu terus menghantui dirinya seperti kaset yang rusak kenagan itu terus saja berputar di otaknya.

"Apa yang akan aku lakukan sekarang, pergi atau tetap bertahan,kalau aku pergi apa aku akan sanggup meninggalkan ayah chan dan dongjun, oh tuhan tolong beri aku petunjuk"

Yuhuu masi ada yg tungguin cerita aku gak niii

Jangan lupa follow dan vote

Spam komen yaa biar aku semangat update

dunia apa ini?(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang