51

1.9K 171 26
                                    

"brensek kau chen"

"Aku tidak perduli, PENGAWAL BAWA JALANG INI DAN BUNUH"

"LEPASS SIALAN, KAU LAKI LAKI YANG TIDAK PUNYA HATI CHEN. DONGSHENG MENGAMBIL JALAN YANG TEPAT, KAU TIDAK PANTAS UNTUK DI CINTAI. AHH LEPASS AKU TIDAK MAU MATI."

"Wanita seperti mu memang harus di musnahkan agar bumi menjadi tentram.

***
















Tuan juan pov

"Tiga bulan, tiga bulan kamu menjauh, tiga bulan waktu yang sangat terasa lama, tiga bulan ayah tersiksa wuxin."

Hay guys Sekarang tuan juan manggil wuxin yaa guys. Soalnya aku ribet nanti nulisnya wkkww.

"Tiga bulan kamu pergi dari kehidupan ayah nak, mau sampai kapan kamu bersembunyi hem? Apa tidak capek bersembunyi terus?"

"Kembali lah jangan siksa ayah hiks kembali nak kembali. Ayah tidak kuat lagi ayah mohon"

Mau sampai kapan anaknya menjauh? Dia sangat sangat menderita, makan tidak mau hidup pun tidak mau.

Rasanya dia ingin menyusul sang istri. Tetapi dia juga ingin meminta maaf kepada anaknya.

Rasanya dadanya selalu sangat sesak, sangat sulit bernafas ketika dia mengingat semua kejahatan yang dia lakukan.

Dia sudah mengecewakan istrinya, dia sudah melukai anaknya, darah dagingnya sendiri.

Tuan juan pov end

Manusia memang selalu egois, dia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Dia sudah menyakiti dan dengan tidak tau dirinya dia mau di maafkan?bukan kah itu sangat egois?.

Yang dia tau hanya rasa sakitnya sendiri tanpa dia ketahui dia  menorehkan rasa sakit  yang sangat sangat besar.

Egois, itu adalah penyakit yang selalu ada di diri manusia, tidak pernah berpikir bagaimana bisa orang memaafkannya setelah dia melukainya bertahun tahun?.

Wuxin sudah tersiksa sedari dia kecil, bukan orang asing yang melukainya, tetapi ayahnya.

Mungkin jika orang asing luka yang wuxin rasakan tidak sedalam ini.

***





"Ibuu"

"Hei sayang sini duduk"

Anak itu duduk di samping sang ibu, lalu memeluk wanita itu.

"Capek hem?"

"Capek sekali ibu"

"Sudah ibu bilang, jangan lari lari sayangkuu"

"Ibu jangan salahkan aku"ucap anak itu dengan tampang imutnya.

Wanita itu memandang gemas sang putra.

"Lalu ibu harus salah kan siapa hem?"

"Salahkan ayah ibu dia yang mengejarku"

"Oh ya? Apa saja yang ayahmu lakukan hem?"

"Emm itu"

"Jawab dengan jujur kenapa ayah sampai mengejar anak ibu ini?"

"Huhu aku tidak sengaja membawa pedang ayah ibu, huhu lalu hiks huhu ayah memukuli ku"

"Hei anak nakal jangan mengada ngada, sayang aku tidak memukulnya, dia yang menarok lem di bangku ku sayang"

Ucap peria dewasa itu, sambil menjewer telinga anak kecil itu.

"Ahh ayah sakittt, ibu huhu ayah menyiksa ku lagi buu, hiks ibu ini sakitt"

"Heii lepaskan telinga anakku"

Peria dewasa itu memandang sang wanita dengan mata berkaca-kaca.

"Sayang kamu jahat sekali, baby lihat ibumu sangat kejam"

Ucap sang peria sambil mengusap perut wanita itu yg sedikit membuncit.

"Kau sudah tua tidak pantas menangis seperti anak kecil"

"Sayang? Aku masih muda,aku bahkan lebih tampan dari anak itu"

"Hei pak tua, aku jauh lebih tampan dari pada kau, benarkan ibu?"

"Tentu sayangku"

"Kalian sangat kejam, hiks aku akan mencari istri baru sajah"

"Oh ya? Bagus lah jadi aku juga bisa mencari peria tampan"

"Tidak sayang aku hanya bercanda"




















"Arghh"chen langsung terduduk di atas kasurnya, keringat dingin memenuhi pelipis nya.

"Tidak, tidakk itu hanya mimpi, wuxin tidak akan menikah dengan peria jelek itu dan aku, hanya aku yang akan menjadi ayah dongjun, mimpi sialan"

Tepat sekali, chen bermimpi, dia melihat wuxin dan dongjun hidup bahagia dengan peria tampan. Mereka tampak sangat sangat harmonis.

Tubuh chen bergetar menahan tangis.

"Tidak ku mohon hiks jangan tinggalkan aku wuxin, jangan menikah dengan peria jelek itu. Hiks aku mohon hiks aku sangat mencintaimu hiks"



dunia apa ini?(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang