9). Tuan Putri

120 24 20
                                    

Kebahagiaan bukanlah tentang
Kesempurnaan, namun
Kebahagiaan adalah tentang
Kenyamanan.

💞

Aurel memasuki kelas dengan wajah yang kusut. Dengan sangat lesu Aurel duduk di atas kursinya, entah kenapa sepertinya dia tidak bersemangat untuk ke sekolah hari ini.

"Hay Hay my Aurelia, si cantik dari kayangan datang!" teriak Aness yang langsung menggema di dalam kelas, Saking nyaringnya suara Aness membuat kuping Aurel menjadi sakit karena teriakannya itu.

"Cowong banget lo!" ucap Aida yang langsung menyumpel mulut Aness dengan kertas.

"Ihh nyebelin banget sih lo Da, eh ngomong-ngomong cowong apaan dah?" tanya Aness dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Pikir sama otak lo yang agak gesrek itu!" Aness pun memanyunkan bibirnya ke depan.

"Rel lo kenapa mukanya kusut amat?" tanya Aida langsung menduduki tempat duduknya yang bersebelahan dengan Aurel.

"Jangan diem aja Rel, gak asik tau kita ini lagi ngomong sama lo, malah nggak di jawab," ujar Aness.

Sedangkan yang di tanya masih melamun saja.

"Gue tau pasti lo badmood gini gara-gara Kak Adit kemarin nggak jadi nganterin lo pulang kan?" tanya Aness tepat.

Aurel masih terdiam, dan benar apa yang di katakan Aness tadi bahwa Aurel sedang badmood karena Adit, bahwasanya Adit tidak mengirimkan pesan satupun ke Aurel sejak kemarin dan ngomong-ngomong kenapa dirinya sebadmood ini hanya karena Adit tidak menghubunginya, apa ia sudah mulai suka sama Adit, Entahlah.

"Lo tau dari mana soal itu?" tanya Aurel.

"Tuh kan bener, pasti lo badmood gara-gara itu,"

"Aness jawab pertanyaan gue, lo tau dari mana?"

"Tau dari orang lah,"

"Ishh,"

"Jadi bener Rel, lo ga jadi pulang bareng Kak Adit kemaren?" tanya Aida.

"Hmmm,"

"Kenapa?"

"Kak Adit nganterin cewek lain," terang Aurel.

"Hah cewek! Lo kenal cewek itu siapa?"

"Gue juga kurang tau,"

"Kalian mau tau?" ucap Aness.

"Emang lo tau dia siapa?" tanya Aurel.

"Cewek itu alumni angkatan kemarin,"

"Kok lo bisa tau?" tanya Aida mengernyitkan dahi.

"Iyaa lah gue tau, orang gue nanya soal lo kemarin ke Kak Niko,"

"Jadi yang ngasih tau semuanya itu Kak Niko?" tanya Aurel tak percaya.

"Iya siapa lagi emang,"

***

Bell pulang sekolah sudah terdengar seantero sekolah saatnya Aurel dan siswa siswi yang lainnya pulang.

Aurel cepat-cepat berjalan ke arah pintu keluar kelas dan ternyata di depan kelasnya sudah ada seseorang yang akhir-akhir ini ada dipikiran Aurel, untung saja di kelasnya sudah mulai sepi bahkan kedua sahabatnya pun sudah pulang duluan sejak tadi.

"Loh Kak Adit ngapain di sini?" tanya Aurel.

"Kakak nungguin Lia," terang Adit.

"Mau apa? ada perlu kah?"

"Maaf," lirih Adit.

"Maaf untuk apa, emang ada yang buat salah?" tanya Aurel kembali.

"Soal kemarin yang ngga jadi nganterin Lia pulang,"

"Ngga usah minta maaf Kak, seharusnya gue yang minta maaf udah ganggu Kaka," ucap Aurel.

"Gak boleh gitu Lia, ini salah Kakak, untuk menebus kesalahan Kakak kemarin Sekarang Kakak anter Lia pulang ya,"

"Ngga usah Kak,"

"Kakai mohon Lia, sekali ini aja,"

"Oke."

"Yaudah ayo keparkiran!" ujar Adit dengan senyumnya.

Adit Menaiki motor ninja merahnya dan di ikuti Aurel di belakangnya
dan segera Adit melajukan motornya keluar gerbang sekolah.

Sekitar 5 menit perjalanan, mereka masih terdiam, tidak ada yang memulai pembicaraan satupun di antara mereka dan akhirnya mereka sampai di suatu tempat. Aurel pun menyadari jika ini bukan tempat tinggal melainkan Danau yang sangat indah dan terdapat rumah pohon di dekat danau itu.

"Turun Lia udah sampe!" perintah Adit dengan lembut.

"Kak, kok bawa gue ke danau sih?" ucap Aurel.

Adit tidak membalas ucapan Aurel kini ia menggenggam tangan Aurel untuk mendekati Danau itu.

"Kak, Aurel mau naik rumah pohon itu,"

"Baik tuan putri." ucap Adit seraya berjalan menuntun Aurel untuk naik ke rumah pohon itu, Aurel hanya tersenyum melihat perlakuan Adit yang sangat manis kepadanya.

Kini keduanya sudah berada di atas rumah pohon tersebut sambil melihat danau dari atas.

"Kak, Aurel boleh nanya sesuatu?"

"Boleh selagi pertanyaan itu masuk akal"

"Cewek yang kemarin diparkiran sama Kakak itu siapa?"

Deg. Apakah kemarin Aurel melihat dirinya dengan Nindi.

"Cewek itu cuman temen Kaka, namanya Eva Anindita ia alumni tahun kemarin,"

"Yakin hanya teman bukan pacar Kakak kah?"

Adit malah membalikan pertanyaan Aurel kembali, "Kamu cemburu?"

"Ngga! ngapain Aurel cemburu Kakak kan bukan siapa-siapa Aurel jadi gak berhak dong," cetus Aurel.

"Tapi sebentar lagi Aurel berhak kok,"

"Maksudnya?" tanya Aurel memastikan kembali.

"Ayo pulang nanti Lia di cariin Mama,"

"Oalah iya, Aurel lupa pasti Mama khawatir," ucap Aurel yang langsung turun dari rumah pohon itu bersama Adit.

Jangan lupa votment
See you next part:)

Follow ig: trilistiani_07

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang