26). Pindah sekolah

61 3 0
                                    

"Aldi!!" ucap Aurel yang baru keluar kamar yang langsung melihat Aldi di ruang tamu dengan seragam sekolah nya.

"Ngapain pagi-pagi ke sini?" tanya Aurel sambil duduk di sebelah Aldi.

"Good morning sayang," ucap Aldi.

"Kebiasaan deh!! Mau apa ke sini?" tanyanya sekali lagi.

"Mau jemput kamu lah,"

"Jemput aku? Kan kita beda sekolah." ucap Aurel sambil memakai sepatu sekolah nya.

"Gapapa dong, ayo berangkat nanti kesiangan lagi," ujar Aldi beranjak berdiri.

"Mama Papah kemana?" tanya Aurel terlebih dahulu.

"Papah kamu udah pergi kerja, kalau Mama katanya pergi sebentar tapi gak tau kemana."

"Kok pada pergi sih, terus uang jajan aku gimana?"

"Tenang aja, nih Mama kamu nitipin uang jajan buat kamu sama aku tadi," ujar Aldi sambil memberikan uang 50 ribu kepada Aurel.

"Makasih Al, yaudah ayo berangkat." ucap Aurel sambil menenteng tas sekolahnya keluar rumah dan di ikuti Aldi.

Aldi terlebih dahulu memakaikan helm untuk Aurel. Setelahnya ia langsung menjalankan motornya dan pergi menuju sekolah Aurel.

Sepanjang perjalanan Aldi terus tersenyum di balik helm full facenya melihat wajah Aurel yang sangat cantik itu.

Semoga kita bisa seperti ini selamanya Rel.

Saat sudah sampai di depan gerbang sekolah, Aurel langsung turun dari motor dan melepaskan helm milik Aldi dan memberikannya.

"Makasih ya Al," ucap Aurel sambil memberikan helm kepada Aldi.

"Sama-sama beb, inget ya jangan genit sama cowok lain!" ujar Aldi.

"Insya Allah, kalau lagi gak khilaf," ucap Aurel menyengir.

"Kok gitu sih, ngambek nih," ucap Aldi sembari memanyunkan bibirnya.

"Gak usah di manyunin gitu ih, jelek banget tau, udah berangkat ke sekolah sana nanti kamu lagi yang malah terlambat." ujarnya.

"Iyaa deh, aku pergi dulu ya by sayang." ucap Aldi lalu pergi dari sekolah Aurel.

Aurel memasuki gerbang sekolah dan berjalan menuju kelasnya.

Saat sudah sampai di kelas Aurel langsung duduk di tempatnya.

Selang beberapa menit Aurel masuk kelas, Aida pun datang dengan sendiri tanpa sosok manusia paling cerewet.

Aida langsung duduk di sebelah Aurel dengan muka yang merasa sedih.

Aurel yang melihat raut muka Aida yang tampak sedih pun langsung membuka pembicaraan.

"Ai kenapa? Lagi ada masalah ya coba cerita sama Aku, siapa tau Aku bisa bantu," ucap Aurel sambil memegang tangan Aida.

"Hiks .. hikss" dengan tiba-tiba Aida nangis dan langsung memeluk Aurel.

"Loh kenapa nangis Ai?" tanyanya bingung.

"Aness Rel hiks .. hiks,"

"Aness kenapa Ai? Jangan bikin Aku panik deh," ucap Aurel lalu melepaskan pelukan Aida.

"Aness pindah sekolah ke luar kota huaaaaaa,"

"Hah pindah kenapa? kok dia gak bilang sih sama Aku," ujar Aurel tak percaya.

"Tadi gue ke rumah Aness mau jemput dia, terus kata sepupunya Anes pindah sekolah dan dia gak berani pamit sama kita Rel, da takut kita kecewa sama dia," terang Aida.

"Kok Aness gituu sih hiks .. hiks, malah kalau dia gak pamit gini kita bakal kecewa banget sama dia," kini malah giliran Aurel yang nangis dan memeluk Aida.

"Iyaa Rel seharusnya dia pamit terlebih dahulu sama kita ya Rel, setidaknya kita bikin momen terakhir dulu sama Aness hiks .. hikss,"

"Kalian kenapa dah kok pada nangis?" tanya Risa yang baru datang.

Aurel dan Aida langsung melepaskan pelukan mereka dan langsung mengusap Air matanya.

"Ngga papa kok Ris, kita cuma lagi sedih aja Aness pindah sekolah tapi gak pamit dulu sama kita," ujar Aida.

"Aness pindah sekolah kemana?" tanya Risa

"Ke luar kota,"

"Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, jadi kalian harus kuat ya ngadepin pertemanan kalian, gue yakin kok Aness kek gitu cuma gak mau ngecewain kalian,"

"Makasih ya Ris," ucap mereka bersamaan.

"Sama-sama Ai, Rel."

Huaaaaaa gak tau kenapa aku pas nulis part ini ikutan sedih juga, intinya part ini gak bisa dijelasin 😢

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang