38). Kenyataan yang menyakitkan

49 2 0
                                    

"Itu kan Kak Adit,"

"Kak Adit siapa?" tanya Aldi mengerutkan kening.

"Itu Kakak kelas yang gue suka," ujar Aurel sambil memandang Adit.

Aldi terasa sedikit sesak mendengarnya. Lalu ia memperhatikan Adit yang sedang bernyanyi.

Sungguh aku sayang kamu.. Lirik terakhir dari Adit. Adit menunjuk ke salah satu penonton perempuan yang ada di hadapannya.

Semua penonton bertepuk tangan dengan meriah setelah penampilan Adit.

"Lagu tadi gue persembahkan untuk perempuan yang sangat cantik di hadapan gue ini. Perempuan yang selalu membuat gue semangat. Intinya lagu ini spesial buat kamu, pri kecil," ucap Adit.

Sedangkan perempuan yang ada di depannya sudah tersenyum malu.

Adit melanjutkan bicaranya. "Satu lagi yang pengen gue omongin di sini. buat kamu, mau kan kamu jadi pacar aku?" tanya Adit.

Perempuan itu mengangguk sebagai tanda jawaban bahwa dirinya mau menerima Adit.

Adit terlihat sangat senang. "Terimakasih pri kecil. Terimakasih juga buat kalian yang sudah menjadi saksi antara gue dan Nindi yang resmi berpacaran hari ini." ucap Adit lalu turun dari panggung dan merangkul pundak Nindi.

Sedangkan Aurel yang sejak tadi menyaksikan Adit menyatakan cinta kepada perempuan itu. Hatinya terasa sakit, ia benar-benar tak menyangka bahwa selama ini cintanya bertepuk sebelah tangan. Lalu untuk apa kemarin-kemarin Adit memberi perhatian kepadanya.
Aurel juga berpikir bahwa sebutan pri kecil hanya untuknya saja, nyatanya perempuan itu juga Adit panggil dengan sebutan pri kecil.

Aurel tak bisa membendung air matanya lagi, kini air mata itu mengalir di pipinya.

Aldi melihat Aurel menangis menjadi tak tega, ia langsung mendekati Aurel dan memeluknya. Aurel pun tak menolak saat Aldi memeluknya.

"Kalau misalkan dia gak cinta sama Aurel seharusnya dia gak usah ngasih harapan lebih buat Aurel, nggak usah bikin Aurel nyaman," Isak Aurel di pelukan Aldi.

Aldi juga bisa merasakan apa yang Aurel rasakan. Aldi juga tahu bahwa Aurel sangat mencintai Adit.

Aldi berusaha menenangkan. "Lo yang sabar ya Rel," ujar Aldi mengelus punggung Aurel.

Aurel melepaskan pelukan Aldi lalu beranjak pergi dari Cafe. Kemudian Aldi mengejarnya.

"Al, Aurel kenapa?" tanya Galen panik ketika melihat Aurel menangis.

"Nanti gue jelasin, Lo tenang aja. Gue duluan sama Aurel," ujar Aldi. Lalu mengejar Aurel kembali.

Aldi berhasil mengejar Aurel. Kini Aurel berada di dekat taman Cafe Fanasa.

"Rel lo gak boleh cengeng kayak gini, cuma gara-gara cowok itu. Lo gak boleh lemah, Lo harus kuat Rel," ujar Aldi seraya memegang kedua tangan Aurel.

Aurel menunduk. Pipinya masih di basahi dengan air mata.

"Tapi Al gue cinta banget sama Kak Adit. Lo gak akan tau apa yang gue rasain saat ini. Hati gue sakit Al," paraunya.

Aldi menghapus air mata di pipi Aurel dengan tangannya. "Gue tau banget Rel perasaan lo saat ini, karena gue juga pernah di posisi lo. Lo masih ingat kan saat Lo mutusin gue tiba-tiba, saat itu gue juga hancur Rel, tapi gue terima keputusan lo, gue ikhlas, walaupun hati gue sakit. Dan gue juga harus terima kenyataan bahwa cewek yang gue cinta lebih mencintai cowok lain di banding gue, sama halnya kayak lo yang sekarang kan? Terkadang cinta itu tak harus memiliki. Jadi gue harap lo bisa jadi cewek yang tegar untuk menerima kenyataan bahwa cowok yang lo cinta lebih memilih perempuan lain," terang Aldi.

Benar yang dikatakan Aldi, Aurel harus jadi perempuan yang tegar. Ini juga salah dirinya sendiri yang terlalu berharap Adit mencintainya juga dan ia mencintai orang yang salah.

"Gue mau pulang Al,"

Aldi tersenyum. "Gue bakal antar lo pulang," ujar Aldi. Lalu menggandeng tangan Aurel dan berjalan menuju parkiran.

Sepanjang perjalanan Aurel diam termenung. Ucapan Adit yang menyatakan cintanya kepada Nindi, masih terngiang di ingatannya.
Seharusnya tadi Aurel menolak saja ajakan Galen. Mungkin kenyataannya gak sesakit ini.

Sesampainya di rumah Aurel pamit kepada Aldi dan berterima kasih kepadanya. "Al, terimakasih banyak udah nganterin gue pulang. Lo cowok paling baik Al, pasti cewek yang jadi pacar lo nanti sangat beruntung memiliki lo, maafin kesalahan gue juga ya, gue masuk dulu," ujar Aurel menatap Aldi tersenyum dan di balas anggukan oleh Aldi.

Bersambung..

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang