33). Masalah Apa?

46 2 0
                                    

Bell masuk sudah berdering nyaring seantero penjuru Sekolah Nusantara.

Dan kini Aurel langsung menuju kelasnya setelah sarapan bersama Adit.

Dengan langkah cepat Aurel berjalan dan memasuki ruang kelasnya.
Terlihat di dalam kelas sudah cukup ramai.

Aurel menempati kursinya, ia melirik Aida yang tengah senyum-senyum sendiri sambil memandang handphone.

"Ai kenapa senyum-senyum gitu, gak lagi kerasukan kan?" tanya Aurel sambil menempelkan tangannya di kening Aida.

"Apaan sih lo Rel, ya kagak lah enak aja gue kesurupan, lo tuh yang kenapa," ucap Aida malah membalikan pertanyaan.

"Apanya yang kenapa, perasaan gak ada apa-apa," ujar Aurel tampak bingung.

"Alah habis mojok kan lo sama Kak Adit di kantin, pantes telat masuk biasanya dah stay di tempat duduk, eh malah gue duluan yang dateng," ujar Aida. "Gimana lo dah jadian sama Kak Adit Rel? Bagi dong pajak jadiannya,"

"Belum jadian Ai masih proses. Seharusnya Aku yang minta pajak jadian ke kamu sama Kak Faldin tuh," ujar Aurel lalu mengambil buku yang ada di dalam tasnya.

"Tenang nanti gue kasih,"

"Bener ya, bakso mang oglek loh,"

"Iya Aurelia Almashyra pri kecilnya Adit,"

***

Kini kantin sudah di penuhi oleh murid yang ingin mengisi perut yang sudah di demo sedari tadi.

Begitupun dengan ketiga gadis yang kini tengah berdesakan mengantri bakso mang Oglek yang super duper Wenak. Harga murah tapi bikin kenyang.

"Mang Aurel dulu ya, gak pake toge," ujar Aurel yang langsung di timpal oleh Aida.

"Aida dulu mang paket komplit,"

"Gue dulu lah mang, baksonya doang,"

"Iya neng sabar, nanti mang Oglek layanin satu persatu. Nengnya tungguin aja di meja, nanti mamang bawain ke sana," ujar Mang Oglek yang pusing.

"Okey deh," ujar Aida. "Ayo kita tungguin di meja,"

Ketiga gadis itu akhirnya menuruti perintah Mang Oglek. Mereka memilih meja kantin yang berada di paling pojok. Karena menurut mereka di pojokan itu paling enak dan tempat duduk ternyaman.

"Ai ada Kak Faldin tuh,"

"Mana Ris, kok gue gak ngeliat sih," ujar Aida yang celingak-celinguk mencari keberadaan Faldin.

"Hahahaha ketipu," tawa Risa.

"Ngeselin, Oh iya gue mau ngomong Ris," ucap Aida. "Rel, lo bisa gak tukeran tempat duduk sama gue, soalnya gue mau ngomong sama Risa,"

Aurel yang sejak tadi sedang merhatiin Mang Oglek dari jauh pun spontan langsung pindah duduk di sebelah Aida. Jadi posisi nya kini Aida berada di tengah-tengah antara Aurel dan Risa.

***

Bell pulang sudah berdering nyaring sejak tadi. Namun Aurel tak kunjung mengemas buku-bukunya. Siswa yang lain bahkan sudah terlebih dulu pulang, dan hanya Aurel seorang yang masih berada di dalam kelas.

Entah mengapa saat jam pelajaran terakhir dirinya hanya melamun saja, tak mendengar penjelasan dari guru. Bahkan dirinya sempat mendapat teguran karena tak memperhatikan pelajaran.

"Emang ada masalah apa, Kok Aida begitu?" tanya Aurel sendiri.

Aida, satu nama itu yang membuat Aurel tak fokus saat jam pelajaran berlangsung.

"Rel, gue sama Risa duluan ya, lo bisa kan balik ke kelas sendiri," Ia terus memikirkan perkataan Aida yang seolah-olah sudah tak memperdulikan Aurel.

Pas saat di kantin aja Aurel di abaikan. Dan kalian tau saat Aurel kembali ke kelas, Aurel mendapati Aida yang sudah pindah duduk bersama Risa. Dan lebih parahnya saat Aurel nanya.

"Ai kok pindah?" Dia malah jawab. "Gw sama Risa aja deh Rel, soalnya ngeclop sama Risa,"

Nah terus selama ini Dia temenan sama Aurel gak pernah clop gitu.

Menurut Aurel se jutek-juteknya Aida gak pernah dia mengabaikan temannya sendiri. Tapi sekarang semuanya berubah.

"Aida kenapa, Aurel ada salah ya? Kalau iya maafin Aurel. Maafin Aurel yang nggak bisa jadi teman yang baik buat Aida." Isak Aurel sambil memandangi foto bertiga Aurel, Aida dan Aness yang sengaja ia tempel di meja mereka.

Bersambung...

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang