"Ih siapa sih, ngehalangin jalan gue aja!!" decak Aurel kesal.
Seketika seorang laki-laki menyapanya, siapa lagi kalau bukan seorang Aditya.
"Hay," sapa Adit.
"Loh Kak Adit, ada apa Kak kok ngehalangin jalan gue sih," ucap Aurel sedikit kaget.
"Hmm gak ada apa-apa, Kakak cuma mau bilang hati-hati kalau bawa motor jangan ngebut!" ucap Adit sembari senyum kepadanya.
Seketika senyuman itu membuat Aurel sedikit blush.
"Ihh apaan sih Kak gaje banget tau gak, masa ngeberhentiin gue cuma mau ngomong itu doang," ucap Aurel cemberut.
"Hehe maaf ya, habisnya tadi waktu di sekolah gak sempat ngomong," ucap Adit.
"Yaudah sana minggir Kak!" ucap Aurel yang sambil menjalankan motornya kembali.
"Satu lagi jangan lupa nanti bales DM dari Kakak!" teriak Adit namun sudah tak ada jawaban dari Aurel, karena Aurel langsung pergi meninggalkannya.
***
Sesampainya di rumah Aurel masih teringat dengan kejadian di jalan.
Mengapa kakak kelas yang satu itu konyol sekali. Masa dia di berhentiin cuma mau bilang hati-hati. Dasar aneh, ya itu yang saat ini ada di pikiran Aurel. Tapi mengapa saat Adit senyum kepadanya kenapa dia sedikit merasa suka, oh tidak.
"Kenapa gue jadi mikirin dia sih?" gumam Aurel namun ingatan itu langsung di tepisnya ketika ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk, langsung saja ia membukanya.
Seketika Aurel membulatkan matanya saat mengetahui siapa pengirimnya.
Aditya Kavin Ardana
Lo udah sampai rumah?
Aurel langsung membalas pesan dari Adit.
Udah
Aditya Kavin Ardana
Cepet banget pasti lo ngebut
Nggak kok
Aditya Kavin Ardana
Bagus deh
Kak Adit khawatir sama gue
Setelah itu langsung tidak ada jawaban lagi dari Adit, padahal di situ sangat jelas pesan dari Aurel sudah di lihat oleh Adit.
"Loh kenapa gak di bales, emang gue salah jawab ya?" tanya Aurel pada diri sendiri.
***
Di sisi lain Adit sedang melihat pesan dari Aurel, kenapa gadis itu menanyakan hal itu kepadanya.
Sebenarnya Adit ingin membalas dengan jawaban iya tapi niatnya terurungkan agar tidak berkepanjangan.
"Gue sebenernya ada rasa suka sama lo Lia, tapi di sisi lain, sangat sulit." ucap Adit sendiri.
Adit beranjak pergi dari rumahnya, hari ini ia sudah berjanji dengan Daffa, untuk bertemu di Cafe Fanasa.
Sesampainya di Cafe Adit melihat Daffa yang berada di pojok tempat duduknya.
"Lo lama amat sih Dit, gue udah nungguin lo dari tadi," ujar Daffa.
"Iya gue minta maaf,"
"Ngomong-ngomong lo gimana sama Aurel udah jadian?" tanya Daffa
"Gak," jawab Adit simpel.
"Katanya lo mau langsung nembak dia waktu lo cegat di jalan?" tanya Daffa kembali.
"Belum tepat."
Saat mereka mengobrol kan tentang Aurel, pelayan kafe tersebut pun menghampiri mereka.
"Mau pesan apa Mas?" tanya pelayan tersebut.
"Lo mau pesan apa?" tanya Daffa
"Minuman aja," ujar Adit.
"Yaudah Mba, kami pesan chocolate drink dua ya," ucap Daffa.
"Baik silahkan tunggu sebentar ya," ucap pelayan yang langsung pergi.
"Ditt gue saranin ya lo harus gercep sama si Niko. Secara kan Niko cowok berprestasi di sekolah, idola cewek pula. Pasti Aurel juga suka tuh, gak mungkin kan Aurel gak suka sama cowok kayak Niko," ujar Daffa. "Sepertinya lo kalah saing deh sama Niko."
"Maksud lo apa hah?" tanya Adit sedikit kesal kepada Daffa.
"Santai elah. Lagian gak ada maksud gue banding-bandingin lo sama Niko. Lo juga ganteng kok, keren pula," ujar Daffa mengelak dan di iringi tawa.
"Hmm," ucap Adit.
Pelayan pun mengantar kan minuman mereka bertiga.
"Ini Mas minumannya, maaf lama," ucap pelayan tersebut.
"Iyaa Mba gak papa," ucap Daffa.
"Gue pulang duluan ya," ucap Adit kepada Daffa.
"Minumannya baru dateng loh Dit, masa lo mau langsung pulang aja sih,"
"Gue ada urusan," ucap Adit.
"Yaudah deh hati-hati lo." ucap Daffa.
Sebenarnya Adit bukan ada urusan, melainkan dirinya sedang tidak mood, saat dirinya di banding-bandingkan dengan Niko oleh Daffa. Walaupun Daffa hanya bercanda. Namun hatinya tetap saja merasa kesal.
Jika kalian suka dengan part ini silahkan klik tombol bintang ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
AURELIA
Teen FictionCerita yang mengisahkan tentang seorang Aurelia Almashyra yang sangat mengagumi kakak kelasnya, bukan hanya kagum melainkan juga mulai timbul rasa cinta dan ingin memiliki. Dia terasa dekat namun tak bisa ku raih. Dia hanya menganggap ku sebagai sat...