Aurel menaiki motor Adit, dan dengan segera Adit menyalakan motornya dan pergi dari lingkungan sekolah.
Di sela-sela perjalanan Adit memulai pembicaraan.
"Aurel, kenapa bisa suka sama Kakak?"
"Hm ... Karena ya itu," ujar Aurel malu-malu.
"Itu apa?"
"Ngga mau jawab malu,"
"Kenapa malu?"
"Ya malu aja."
"Ya udah. kalau malu mah gak papa, kalau gitu pegangan dong biar gak jatuh," ucap Adit lalu membawa kedua tangan Aurel melingkar di pinggangnya.
Sedangkan dalam hati Aurel sudah menjerit-jerit kegirangan.
Walaupun cuaca hari ini sangat panas namun seketika mendadak menjadi dingin.
Sungguh Aurel tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya lagi.
"Kenapa senyum-senyum gitu?" tanya Adit yang melihat wajah Aurel dari kaca spion.
Aurel tersentak dari lamunannya. "Eh ... Siapa yang senyum-senyum,"
"Hm iya iya. Mau makan dulu gak?" tanya Adit lalu memberhentikan motornya di pinggir jalan.
"Boleh deh, Asal tlaktir ya," ucap Aurel turun dari motor begitu pun Adit.
"Oke," ujar Adit, "Mau bakso apa mie ayam?"
"Bakso aja deh Kak," ujar Aurel.
"Ya udah ayo! Kita samperin Abang baksonya." ujar Adit lalu memegang tangan Aurel dan berjalan menghampiri penjual bakso.
Selang beberapa menit Adit memesan bakso, Akhirnya datang juga.
"Ini baksonya A," ujar penjual bakso sambil meletakkan kedua mangkuk bakso di meja.
"Terimakasih bang." ucap Adit.
"Aku yang ini ya Kak," ujar Aurel langsung mengambil satu mangkuk bakso di depan Adit.
"Iya boleh," jawab Adit.
Dengan segera Aurel memakan baksonya dengan lahap. Jujur ia sangat lapar karena dari pagi Aurel belum sarapan, Sewaktu istirahat pun dirinya tak ke kantin. Jadi wajar saja jika Aurel lapar.
Sedangkan Adit ia sedari tadi hanya memperhatikan Aurel yang sedang memakan baksonya.
Aurel merasa dirinya sedang di perhatikan langsung menoleh ke arah Adit.
"Jangan liatin terus Kak, Malu," ujar Aurel.
Adit tertawa kecil. "Habisnya gemes," ucap Adit lalu mencubit pipi Aurel.
Aurel seketika melotot. "Kakak!!"
"Apa Lia?" ucapnya manis.
"Nggak! Udah ah Aurel mau lanjutin makan lagi," Sebelum Aurel melanjutkan makannya, ia melihat mangkuk bakso Adit yang masih terisi penuh.
"Kakak gak makan baksonya?" tanya Aurel.
"Kakak makan kok," Alibi Adit.
"Kakak gak boleh bohong ya sama Aurel. Aurel tau kakak dari tadi gak makan baksonya. Ayo makan Kak baksonya, Aurel suapin nih." ucap Aurel sambil mengambil satu bakso yang ada di mangkuk Adit.
Adit menahan sendok yang berisi bakso di tangan Aurel yang akan menyuapinya.
Sedangkan Aurel ia tersentak. "Gak mau di suapin ya sama Aurel. Ya udah deh maaf," ujar Aurel lalu menunduk.
"Hey bukan gitu," ucap Adit. Lalu mengangkat wajah Aurel ke
Atas menatapnya. "Oke Kakak jujur, dari tadi emang Kakak gak makan baksonya. Karena bakso punya Kakak di campur sama toge, Kakak gak suka toge. Jadi Kakak Gak mau makan baksonya." terang Adit.Membuat Aurel merasa bersalah. "Seharusnya Kakak bilang sama Abang baksonya jangan pake toge." ucap Aurel.
"Kakak udah bilang. Sebenarnya bakso punya Kakak sama Lia." ujar Adit.
Seketika Aurel tersentak kembali. Dan ia langsung mengecek ke arah baksonya dan benar saja punya Aurel tidak ada toge sama sekali.
"Maaf ya Kak," ucap Aurel meminta maaf.
"Iyaa gak papa,"
"Tapi Kakak gak jadi makan deh,"
"Kakak bisa makan di rumah aja nanti. Ayo cepet habisin baksonya Lia,"
"Udah gak laper. Mau pulang aja."
"Yang bener?"
"Iyaa ayo Kak." ucap Aurel beranjak berdiri dan menarik pergelangan tangan Adit.
"Iyaa tunggu dulu Kakak mau bayar dulu."
"Iya deh."
Jika kalian suka dengan part ini silakan pencet tombol bintang nya:)
See you next..

KAMU SEDANG MEMBACA
AURELIA
Teen FictionCerita yang mengisahkan tentang seorang Aurelia Almashyra yang sangat mengagumi kakak kelasnya, bukan hanya kagum melainkan juga mulai timbul rasa cinta dan ingin memiliki. Dia terasa dekat namun tak bisa ku raih. Dia hanya menganggap ku sebagai sat...