Mereka bertiga kini sedang berada di kantin sekolah. Dan benar saja jika free class, sudah pasti banyak siswa siswi yang datang ke sini, walaupun hanya sekedar nongkrong saja.
"Kalian mau pesen apa?" tanya Aness.
"Gue air mineral sama bakso aja deh. Oh iya baksonya jangan pake kecap sama saos ya," ucap Aurel yang sambil menempati tempat duduknya.
"Kalo gue samain aja sama lo Ness," ucap Aida.
"Oke kalian tunggu ya di sini." ucap Aness
Tanpa sengaja Aurel melihat seorang cowok yang sedang memperhatikan dirinya, ia merasa risih.
Aurel menautkan kedua alisnya langsung, dia tidak mengerti apa maksud dari tatapan itu.
"Aneh banget sih," gumam Aurel dalam hati.
"Rel lo kenapa mukanya gitu amat?" tanya Aida.
"Gak kenapa-napa." ucap Aurel.
***
Sedangkan di lain tempat Adit memperhatikan Aurel terus menerus, matanya tak lepas dari pandangannya.
"Eh Dit, lo kenapa dari tadi matanya ke arah pojok kantin terus?" tanya Daffa menyenggol lengan Adit. "Oh gue tau pasti lo lagi liatin Ade kelas, si Aurel ya kan," ucap Daffa tepat.
"Hmmmm," gumam Adit pelan.
"Kalau lo suka sama dia pepet terus Dit, jangan sampe keduluan sama si Niko," ucap Daffa.
"Tenang aja gue bakal dapetin dia secepatnya," ucap Adit.
"Bagus dong Bro." ucap Daffa.
***
Aurel berjalan memasuki kelasnya saat ingin memasuki kelas Aurel berhadapan dengan seorang cowok yang tengah menatap ke arahnya.
Aurel kemudian menundukkan kepalanya lalu dia berjalan meninggalkan cowok itu yang kini masih menatapnya, tapi cowok itu menahan lengan Aurel supaya Aurel tidak pergi meninggalkannya.
Aurel menoleh ke belakang kembali dan ini kedua kalinya mereka saling menatap.
"Nama lo Aurelia kan?" tanya Cowok itu.
Aurel hanya mengangguk pelan tanpa menjawab pertanyaan dari Cowok itu.
"Kenalin nama gue Aditya Kavin Ardana kelas 12 TSM, cowok yang semalam nge-dm lo dan tadi pagi yang megang tangan lo." ucap Adit sambil mengulurkan tangannya kepada Aurel dan dibalas uluran tangan oleh Aurel.
Lalu Adit melepaskan uluran tangannya dari Aurel, suhu tubuh Aurel mendadak naik, ketika dia bersama Adit hari ini, sangat berbeda dengan saat mereka chattan di hp.
***
Aurel melanjutkan berjalan memasuki kelasnya dan langsung menempati tempat duduknya.
Seketika dia terbayang akan sosok Adit yang menyapanya barusan."Rel lo gak papa kan?" tanya Aida.
"Eh, gue gak papa kok," jawab Aurel yang langsung membuyarkan lamunannya.
"Oh iya Rel, cowok tadi siapa?" tanya Aness.
"Cowok yang mana," ucap Aurel yang pura-pura tidak tahu.
"Itu loh yang tadi ngobrol sama lo, ganteng ya keren lagi melebihi Kak Niko," ucap Aness kembali.
"Hmm, biasa aja sih." ucap Aurel.
"Kayanya dia suka sama lo deh Rel," ucap Aness.
"Iyaa tuh kayanya mah, namanya siapa sih Rel penasaran gue," ucap Aida.
"Dia itu Kak Adit anak kelas 12 TSM," ucap Aurel.
"Hah Kakak kelas!!" ucap Aness kaget.
"Iyaa udah ah, jangan bahas dia mulu,"
"Nanti juga lo bakal suka sama Adit Rel, pegang omongan gue ya" ucap Aida.
"Terserah." ucap Aurel malas.
***
Tak terasa bell pulang sekolah pun telah berbunyi.
Aurel langsung membereskan buku-bukunya, lalu ia masukkan ke dalam tas miliknya.
Aurel, Aida dan Aness berjalan menuju parkiran sekolah.
"Rel gue duluan ya sama Aness," ucap Aida.
"Iyaa hati-hati," ucap Aurel.
"Oke lo juga hati-hati." ucap Aida.
Saat Aurel ingin menyalakan motornya tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namanya.
"Hay Aurel," sapa Niko.
"Hay juga Kak," jawab Aurel.
"Kamu pulang sama siapa?" tanya Niko.
"Gue pulang sendiri Kak," ucap Aurel.
"Gak mau bareng sama Kakak aja!" ajak Niko.
"Nggak Kak makasih, lagian gue juga bawa motor sendiri," ucap Aurel.
"Iyaudah hati-hati di jalan kalau ada yang gangguin kamu bilang aja sama Kakak," ucap Niko perhatian.
"Iya Kak, gue duluan ya." ucap Aurel sambil menyalakan motornya menuju pulang ke rumah.
Saat di perjalanan Aurel dicegah oleh motor sport berwarna merah, laki laki itu turun dari motornya dan menghampiri Aurel.
Jika kalian suka dengan part ini silahkan klik tombol bintang ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
AURELIA
Novela JuvenilCerita yang mengisahkan tentang seorang Aurelia Almashyra yang sangat mengagumi kakak kelasnya, bukan hanya kagum melainkan juga mulai timbul rasa cinta dan ingin memiliki. Dia terasa dekat namun tak bisa ku raih. Dia hanya menganggap ku sebagai sat...