"Aduh pusing gue kalo pelajaran Akuntan geh, serasa mau pecah nih otak," ujar Aness.
"Terus kenapa kamu masuk jurusan Ak?" tanya Aurel dan di sambung oleh Aida.
"Mangkanya belajar biar gak oon-oon amat tuh otak,"
Aness terus memegangi kepalanya. "Tau ah pusing gue,"
"Dari pada pusing mending lo pesen makanan deh tuh," kata Aida.
"Tunggu dulu jangan pesen makanan, nih Aku ada ini mau gak?" ucap Aurel lalu membuka sekotak bekal yang berisi nasi goreng dan telor ceplok di atasnya.
"Katanya nggak bawa bekel tapi kok ini bawa Rel?" tanya Aida
"Emang gak bawa, ini tuh di kasih sama Ka Niko."
"What!! Kak Niko gak salah denger gue!" teriak Aness membuat seisi kantin melihat nya.
Aurel berdecak kesal. "Ih Aness jangan keras-keras dong bicaranya,"
"Sorry, gak aneh sih ya, kan Kak Niko suka sama lo."
"Suka? Hahaha, Kak Niko itu sahabat Aurel kali,"
"Apee sahabat lo kate!! wah parah Rel Kak Niko itu sebenarnya dari lama suka sama lo, tapi lo nya aje yang gak peka!" terang Aida.
"Kak Niko yang duluan bilang mau jadi sahabat Aurel, yaudah Aku terima, udah ah ayo makan nih, lumayan banyak soalnya."
***
"Jangan lupa tugas yang Bapak berikan tadi, kerjakan yang bener,"
"Bapak mah kebiasaan kalau bikin tugas itu seabreg." protes salah satu murid yang bernama Cika.
"Kamu protes!!" ujar pa Agus sambil melotot ke arah Cika.
"Eh ... nggak pak, maaf." ucap Cika.
"Ya sudah, kalian hati-hati pulangnya,"
"Iyaa Pak." jawab murid serentak.
Semua murid sudah bergegas untuk pulang begitupun dengan Aurel yang kini tengah menunggu kedatangan Adit di parkiran sekolah.
Aurel POV
Sekitar 10 menit sudah Aku menunggu Kak Adit di parkiran yang sudah mulai sepi. Tanpa berpikir panjang Aku langsung berlari menghampiri kelas Kak Adit. Mungkin saja kan Kak Adit masih di sana pikirku.
Dan sesampainya Aku di kelas Kak Adit Aku tidak menemukan siapa-siapa di sana kelas yang sudah sepi. Aku di buat bingung sendiri di sana, mencari Kak Adit kemana dan saat Aku kembali ke parkiran ternyata masih ada satu orang laki-laki yang kebetulan dia adalah teman Kak Adit. Dengan segera aku menghampiri Kak Daffa dan bertanya kepadanya."Kak Daffa tunggu!"
Rangga memicingkan matanya. "Ada apa?" tanyanya.
"Aku mau nanya Kak Adit mana ya, kok Aku cari gal ada,"
"Loh bukannya Adit udah pulang duluan tadi,"
"Pulang? Kok ngga bilang duluan sih sama Aku," kataku.
Daffa mengangkat kedua bahunya. "Mana gue tau, gue duluan ya."
Aku nggak menyangka Kak Adit akan ninggalin Aku, Aku kira Kak Adit akan menunggu ku ternyata malah pulang duluan. Aku kini sendiri di sekolah, Aku bahkan bingung harus pulang sama siapa. Motor pun aku tak membawanya, Aness dan Aida pun sudah pulang. Mau naik angkutan umum pun aku ngga punya uang karena habis. Dengan terpaksa aku pulang berjalan kaki dengan jarak rumah yang lumayan jauh dari sekolah ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
AURELIA
Fiksi RemajaCerita yang mengisahkan tentang seorang Aurelia Almashyra yang sangat mengagumi kakak kelasnya, bukan hanya kagum melainkan juga mulai timbul rasa cinta dan ingin memiliki. Dia terasa dekat namun tak bisa ku raih. Dia hanya menganggap ku sebagai sat...