Percayalah, kecewa tapi tidak
Marah itu adalah sabar
yang luar biasa.❣️
Aurel kini sudah berada di depan Adit, tepatnya bersama dengan teman-teman Adit.
"Kak Adit!" panggil Aurel sembari mendekati Adit.
"Ada apa Lia?" tanya Adit menarik pergelangan tangan Aurel untuk menjauh dari Daffa.
"Ini Kak, gue bawain bekal nasi goreng buat Kakak," ucap Aurel sembari menyodorkan kotak nasi berwarna hijau itu.
"Nggak usah repot-repot kali Lia," ucap Adit yang tak enak hati kepada Aurel.
"Enggak papa Kak, gue sengaja bawain itu," ucap Aurel sembari senyum kepada Adit.
"Yaudah makasih ya Lia, Kakak pergi dulu nanti Kakak makan kok, oh iya nanti pulang sekolah Kakak antar kamu pulang ya, Kakak tunggu di parkiran," ucap Adit.
"Ngga usah Kak, gue pulang naik angkot aja," ucap Aurel kembali.
"Enggak ada penolakan!" ucap Adit yang langsung meninggalkan Aurel.
Namun di sisi lain ada seseorang yang tengah memperhatikan pembicaraan mereka sedari tadi.
**
"Di kasih apaan tuh Bro sama si Aurel?" tanya Daffa kepada Adit yang tengah berjalan menghampiri tempat duduk mereka di kantin.
"Nasi goreng," ucap Adit singkat.
"Jangan mainin perasaan orang loh Dit, kalo mau sama Aurel ya jauhin si Nindi," ucap Daffa ngasal.
"Gue belum bisa nentuin pilihan,"
"Mau sampe kapan? Sampe Aurel berharap lebih ke lo," tanya Daffa kembali.
"Siapa yang bikin Aurel berharap sama gue. Gue nggak ngerasa itu," ucap Adit yang langsung memakan nasi goreng dari Aurel.
"Sikap lo yang bikin dia berharap," ucap Niko yang tiba-tiba datang menghampiri meja mereka.
"Maksud lo?"
"Gue rasa Aurel udah ada rasa sama lo, jadi gue harap lo jangan pernah nyakitin Aurel apalagi bikin dia nangis kalo semuanya terjadi lo berurusan dengan gue!!" ancam Niko kepada Adit.
"Gak bakal gue sakiti dia." ucap Adit yang langsung meninggalkan mereka semua.
***
Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi membuat semua siswa-siswi meninggalkan kelas dengan cepat.
Dan Aurel masih saja membereskan buku-bukunya dengan cepat untuk bertemu dengan seseorang siapa lagi kalau bukan Adit, ia tak mau jika Adit menunggunya lama."Rel, lo beneran mau di anterin pulang sama Kak Adit?" tanya Aida.
"Iya lah, emang kenapa ada yang salah," ucap Aurel.
"Nggak sih, yaudah lo hati-hati ya," ucap Aida kembali.
"Iyaa Aida sayang dadah." ucap Aurel sambil lari meninggalkan Aida
"Kesambet apaan tuh orang, biasanya cuek aja sama cowok nah sekarang malah ke gitu dasar si Aurel," ucap Aness menghampiri Aida.
"Gue juga nggak tau."
Aurel menghentikan langkahnya saat Ia melihat Adit di parkiran sekolah bersama Seorang cewek yang entah siapa, bahkan Aurel pun tidak mengenali cewek itu, cewek yang sangat cantik bahkan jika di bandingkan dengan Aurel dia pasti akan kalah cantiknya dengan cewek itu. Tapi kenapa Adit bersama cewek itu dia kan sudah janji ingin mengantar dirinya pulang bukan kah dia yang menawarkan nya, sebenarnya ada hubungan apa antara mereka? itu yang saat ini ada dipikiran Aurel.
***
"Nin kamu ngapain ke sekolah?" tanya Adit saat melihat Nindi ada di parkiran sekolah.
"Aku habis silaturahmi aja," ujar Nindi. "Hm ternyata Pak Agus gak berubah ya masih galak, udah gitu kumisnya makin tebal apalagi sekarang di tambah jenggot," ucap Nindi sembari tertawa.
Adit tertawa pelan. "Iya juga sih,"
Aurel ingin menghapiri mereka namun niatnya terurungkan karena ia tak mau mengganggu kedua orang yang tengah tertawa bersama itu.
"Aurel kok lo belum pulang?" tanya Niko yang tiba-tiba ada di sebelahnya.
"Belum Kak," ucap Aurel dengan raut muka yang muram.
"Yaudah, gue antar ya,"
"Ngga usah Kak, gue bisa pulang sendiri naik angkot aja,"
"Oke, Kakak nggak akan maksa Aurel buat pulang bareng. Lo hati-hati ya,"
"Makasih ya Kak, gue duluan," ujar Aurel pergi meninggalkan Niko.
Sebenarnya Niko tau bahwa Aurel sedang memperhatikan Adit dengan cewek itu, setau Niko tadi di kantin bahwa Adit akan mengantarkan pulang Aurel dan nyatanya dia malah bersama orang lain, Sungguh Lelaki labil.
Jika kalian suka dengan part ini silahkan klik tombol bintang ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
AURELIA
Подростковая литератураCerita yang mengisahkan tentang seorang Aurelia Almashyra yang sangat mengagumi kakak kelasnya, bukan hanya kagum melainkan juga mulai timbul rasa cinta dan ingin memiliki. Dia terasa dekat namun tak bisa ku raih. Dia hanya menganggap ku sebagai sat...