22). Nyesek

90 6 0
                                    

Pelajaran seni budaya adalah pelajaran yang membuat semua mata semua murid terasa ngantuk. Lihat saja guru itu sedari tadi menjelaskan dengan suara yang sangat kecil dan tidak kedengaran bagi murid yang duduk di barisan paling belakang.

"Pak kerasan dong ngomong nya, di sini nggak kedengeran,"ujar Aida

Pak Diman pun malah menghampiri meja Aida dan Aurel."Minggu depan kalian semua praktek nyanyi satu persatu, nanti nyanyiin di depan."kata pak Diman masih dengan nada rendahnya.

"Oh nya-, hah nyanyi Pak gak salah tuh!" ucap Aida sedikit terkejut.

"Nggak salah dong Aida."

Tak terasa bell pulang sekolah sudah berdering nyaring seantero Nusantara.

"Karena bel pulang sudah berbunyi, Bapak cukupkan sampai di sini. Jangan lupa buat minggu depan." ujar Pak Diman.

Dan di jawab serentak oleh semua murid. "Iya, Pak Diman."

Aurel, Aida dan Aness keluar kelas bersamaan, saat mereka sudah di parkiran tak sengaja Aida melihat Adit bersama seorang cewek tanpa basa-basi Aida langsung menengokan kepala Aurel untuk melihat Adit.

"Iihh Aida apaan sih," decaknya.

"Itu Rel, lo gak liat, itu Kak Adit sama cewek," ujar Aida.

"What! Cewek mana Ai," ucap Aness yang langsung melihat ke arah yang Aida tunjukkan, sedangkan Aurel ia hanya diam hatinya terasa sakit, lagi-lagi Adit bersama cewek itu.

Aurel berlari sambil menahan rasa sesaknya.

"Aurel tungguin kita, lo sih Ai jadi gini kan," ucap Aness sambil mengejar Aurel.

Dan Brakh ... Aurel menabrak seseorang.

"Maaf," lirihnya tanpa melihat orang itu, lalu kembali berlari menuju taman belakang.

Sedangkan yang di tabrak Aurel adalah Niko, dan dengan segera Niko mencegah Aness dan Aida yang kebetulan berlari ke arahnya.

"Tunggu dulu!"

"Ada apa kak,kita lagi buru-buru nih." ujar Aness khawatir takut Aurel kenapa-napa.

"Gue mau nanya Aurel kenapa?" tanya Niko menatap tajam Aness dan Aida.

Aida dan Aness merasa takut dengan tatapan tajam Niko, baru kali ini iya melihat Niko marah. Tanpa mau di tatap kembali Aida langsung menjawab pertanyaan Niko.

"Aurel nangis kak, gara-gara kak Adit sama cewek yang kata Aness cewek itu alumni dari sini," tutur Aida.

"Apa!! Adit cih. Kalian boleh pulang duluan biar gue yang urus Aurel." ujar Niko masih dengan emosinya.

"Tapi Kak," ujar Aness.

Niko tak menjawab ucapan Aness, iya langsung bergegas ke taman belakang. Pasti saat ini Aurel sedang berada di sana, ia sangat tahu tempat yang sering di kunjungi Aurel, karena dulu ia sering memergoki Aurel di sana.
Dan benar saja ia melihat Aurel sedang nangis di kursi taman belakang sekolah.

"Kak Adit jahat!! Aurel sebel sama Kak Adit, kenapa Kak Adit sama cewek itu lagi hiks ... hiks." ujar Aurel bermonolog dengan isakan tangisnya.

Niko yang melihat Aurel menangis pun rasanya tidak tega dengan segera Niko menghampiri Aurel dan duduk di sebelahnya.

Aurel yang sadar akan kedatangan Niko pun langsung bingung pasalnya kenapa ia bisa tahu bahwa Aurel ada di sini. "Kak Niko ngapain di sini." tanyanya.

Dan Niko langsung mengelap air mata Aurel dengan sapu tangannya. "Kebonya Kakak gak boleh nangis, nanti mukanya tambah jelek," ledek Niko sambil mencubit pipi Aurel.

Aurel menoleh ke arah Niko. "Iih Kak Niko nyebelin banget sih, Aurel itu lagi sedih. Kak Niko gak usah ganggu Aurel deh sana pergi!" usirnya.

"Bener ya kata orang cinta itu memang buta, karena cinta tidak bisa terlihat oleh mata dan cinta itu tentang rasa." ucap Niko dengan pandangan lurusnya.

"Maksud kakak apa?" tanya Aurel.

"Gak ada maksud, ayo pulang kamu mau di sekolah sampai sore!" ujar Niko lalu memegang tangan Aurel dan membawanya pergi.

"Tapi Kak aku mau ketemu sama Aldi dulu, di kafe sekarang." ucapnya di sela perjalanan menuju parkiran

Niko memberhentikan langkahnya. "Mau apa?" ucap Niko sambil menatap Aurel.

"Mau ngasih jawaban yang kemarin, sekarang Aurel udah mantep sama keputusan Aurel setelah ngeliat kak Adit." jawab Aurel.

Niko tersenyum mendapat jawaban dari Aurel, setidaknya iya tidak berharap lagi sama Adit semoga aja. Karena menurut Niko kebahagiaan Aurel adalah kebahagiaannya juga.

"Biar Kakak anter, Kakak mau tau calon pacar sahabat Kakak itu kaya apa, Kakak nggak mau kamu salah pilih Rel." terangnya.

"Kakak emang yang terbaik." ucap Aurel sambil tersenyum kepada Niko

Jangan lupa votment ya gays biar aku semangat lanjutin ceritanya:)

Follow ig : trilistiani_07

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang