32). Tapi suka kan?

54 2 4
                                    

Setelah beberapa minggu putus dari Aldi, kini Aurel sudah merasa lega. Bagaimana tidak? Ia kini sudah tak menanggung rasa bersalah kepada Aldi lagi.

Hari ini Aurel pergi ke sekolah dengan bersemangat. Entah apa yang membuatnya sesemangat ini. Ia menggunakan bedak berserta liptin sedikit. Tak lupa juga rambutnya di gerai panjang.

Aurel berjalan menyusuri koridor dengan senyuman lebarnya. Manis, satu kata itu yang menggambarkan sisi Aurel.

Ia melewati kelas Adit dan tak sengaja, ia pun melihat Adit sedang bercanda dengan temannya, Daffa di depan kelas.

Saat Aurel memilih putar balik. Di situ lah ada tangan yang tiba-tiba mencekalnya. Dan mau tak mau Aurel harus berbalik badan. Yang membuat Aurel kaget adalah Adit yang kini sudah di depannya.

"Hey kok balik lagi?"

Aurel menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Hm itu kak Aurel mau ke ... kantin, ya ke kantin," ucap Aurel sembari pergi begitu saja.

"Lia tunggu! Kakak ikut," ujar Adit mengejar Aurel.

"Kakak ngapain ikut Aurel, sana gih ke kelas," usir Aurel. Aurel tak mau jika dirinya jadi bahan gosip siswa yang lainnya hanya karena ke kantin bersama Adit.

"Gak jadi, Kakak mau ke kantin sendiri," ucap Adit, lalu membiarkan Aurel berjalan di depannya.

Saat sesampainya di kantin tiba-tiba Adit menggandeng tangan Aurel, seketika Aurel langsung terkejut.

"Kakak!!"

"Tapi senang kan," ucap Adit tersenyum lalu membawa Aurel menghampiri salah satu meja yang ada di kantin.

"Aurel malu Kak," ucap Aurel sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Loh kenapa malu, emangnya Kakak ini bikin malu Lia ya? kalau Lia malu deket-deket sama Kakak, ya udah Kakak pergi aja deh," ucap Adit ingin beranjak pergi namun tangannya di cekal oleh Aurel.

"Bukan gitu Kak," ucap Aurel. "Kakak boleh deh duduk sini sama Aurel, Aurel udah gak malu," ucap Aurel yang berubah pikiran. Bagaimana tidak? Aurel berubah pikiran karena kantin biasanya kalau sepagi ini mana mungkin banyak orang, jadi gak malu-malu amat lah.

"Oke. Kakak pesenin kamu nasi goreng dulu ya," ujar Adit lalu pergi menghampiri Bu Ijah.

Selang beberapa menit nasi goreng yang di pesan oleh Adit pun kini sampai ke meja mereka.

"Makasih ya bi," ucap Adit kepada Bu Ijah.

"Nya jang, nu di gigiran Jang Adit ieu saha atuh, tumben henteu sareng neng Nindi?" tanya Bi Ijah.

Adit melirik ke sebelah Aurel. "Ini Lia bi temen Adit. Kalau Nindinya lagi ngajarin anak-anak bi, jadi gak sempet ke sekolah akhir-akhir ini,"

Jadi selama ini Kak Adit sering makan nasgor di kantin bareng Kak Nindi? Terus Kak Nindi ngajarin anak-anak, maksudnya Kak Nindi punya anak gitu. Apa jangan-jangan bapaknya Kak Adit. Arghh gak mungkin masa iya Kak Adit punya anak. Terus tadi lagi bilang ke Bi Ijah aku cuma temen Kak Adit, hmm ya bener juga sih cuma temen, tapi setidaknya di lebih-lebihin kek biar aku seneng dikit. Pikir Aurel dalam hati yang tidak-tidak.

"Hey Lia, kok ngelamun?" tanya Adit sambil melambaikan tangannya di muka Aurel.

Aurel yang tersadar dari lamunannya langsung gugup. "E ... eh nggak Kak, Aurel cuma merhatiin nasi goreng dari tadi," alibinya. Tak lupa dengan cengirannya.

Adit terkekeh melihat Aurel. "Ya udah jangan di perhatiin terus nasgornya, ayo di makan! Bentar lagi bel masuk," ucap Adit.

"Asiap sayang," ceplos Aurel lalu langsung menutup mulutnya.

"Apa sayang?" tanya Adit.

"Hmm itu maksudnya sayang makanannya kalau di makan lama-lama," gugup Aurel.

"Tapi kalau manggil Kakak sayang juga gak papa," ucap Adit tersenyum dan perkataan Adit seketika membuat pipi Aurel merah merona.

"Itu sih maunya Kakak, huh dasar genit,"

"Tapi suka kan?"

"Gak,"

"Yakin?"

"Iya,"

"Iya apa?"

"Tau ah Aurel mau lanjut makan lagi, katanya bel bentar lagi bunyi kan,"

"Iya deh, selamat makan pri kecil,"

Aku kembali 🤗
Jangan lupa votment
Biar aku semangat buat
Ngelanjutin cerita ini.

Oh iya buat yang mau
Berteman sama aku
Boleh banget. Kalo
Mau tanya-tanya silahkan DM saja di Instagramku : trilistiani_07

See you next part ❤️

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang