Happy Reading
"Bahagia itu seperti buah, kita tak perlu parcel mewah untuk berbagi. Cukup dengan kehadiran dan perhatian, kita bisa menyebar senyum di setiap sudut hati yang membutuhkan." – Luna Sahira
***
Sekarang Genta berada di ruangan anak Straddle bersama teman-temannya. Sejak dari tadi dia hanya bisa bermain rubrik mendengarkan penjelasan Gerlan. Walaupun Genta sebenarnya tidak ada minat untuk mendengarkan perkataan Gerlan yang seperti omong kosong belaka bagi Genta. Genta memang tidak suka, tapi dia tetap mendengarkan saja dengan bermain jadi dia tidak mati kebosanan mendengarkan penjelasan Gerlan Pratama.
Genta tidak mengerti, kenapa Gerlan sangat lama dalam menjelaskan bukan kah perlombaan robot sudah selesai dimenangkan olehnya, sekarang sekolah mau melempar beban apa lagi?
"Ger, langsung intinya aja!" sela Genta yang sudah tidak tahan ingin pulang ke apartemennya.
"Lo tadi dengerin gue kan Gen?" tanya Gerlan menatap kearah Genta yang sedang menidurkan kepalanya di atas meja sambil bermain rubrik.
"Dengerin," jawab Genta seadanya.
"Kekanak-kanakan!" hujat Gerlan pelan.
"Udahlah Ger, intinya kita di suruh ngapain lagi sama sekolah?" tanya Genta menatap Gerlan.
"Gue suka nih gaya lo Gen," sahut Nicolast bertepuk tangan, dimana Gerlan yang sudah kesal setengah mati setiap hampir menjelaskan selalu di sela oleh Genta.
"Gue muak lihat muka lo sih Nic," sahut Kenzie tajam.
"Ikan hiu makan tomat, aku sih bodo amat!" balas Nicolast kepada Kenzie dengan pantun.
"Sejak kapan ikan hiu makan tomat?" tanya Andhika dengan polosnya.
"Nggak usah lo pikirin Dik," ujar Vano sambil menepuk pundak Andhika.
"Kuatkan hambamu ini ya Allah," doa Vino.
Gerlan yang melihat anak buahnya malah nyeleneh di saat membahas penting hanya bisa mengelus dadanya, tetapi jika tidak dihentikan percakapan random ini akan tetap berlanjut jadi mau tidak mau Gerlan hanya bisa menggerakkan meja dengan keras untuk mengisyaratkan anggotanya memfokuskan pusat perhatiannya kepada dirinya seorang, "Brak!"
"Oke! Udah kan ributnya?" tanya Gerlan dengan raut muka yang begitu serius tandanya Gerlan meminta semua anggotanya untuk serius bukan main-main. Kecuali Genta yang masih asyik bermain dengan rubriknya, Gerlan juga tidak akan menegur Genta. Sudah pernah ditegur beberapa kali bahkan pernah membuang rubriknya di tong sampah, bahkan di rusak. Tetap saja itu tidak akan berguna bagi Genta.
Genta pasti akan membawa mainan rubrik barunya, membuat Gerlan juga kesal dan jengah jadi membiarkan Genta saja. "Kalian ini udah bisa serius kan?" tanya Gerlan kepada semuanya.
"Lanjutkan aja Ger, biar cepat pulang!" seru Genta yang sepertinya ingin segera menyelesaikan rapat dan pertemuan ini segera.
"Kali ini kita akan wakilin sekolah untuk lomba non-akademik," jelas Gerlan. "Cuman dari kita nggak semua yang wakilin, apa ada yang keberatan?" tambah Gerlan dengan bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]
Ficção AdolescenteJudul baru Genta & Luna Judul lama Bad Boy [ SUDAH SELESAI DI REVISI ULANG BANYAK PERUBAHAN ADEGAN DAN LAIN-LAINNYA JADI KALIAN WAJIB BACA ULANG NGGAK MAU TAU YANG UDAH BACA KALIAN BACA ULANG YAH!] Ini tentang seorang Genta Aksara Wijaya dimana keh...