CHAPTER DUA PULUH ENAM <<26>> MERASA DEKAT

787 33 1
                                    

Happy Reading

"Cinta tak selalu sejalan, namun keteguhan hati  mengajarkan kita tentang keberanian mencintai tanpa pamrih. Teruslah berikan yang terbaik, karena mungkin suatu saat, cinta akan menemukan jalannya sendiri."

~ Kenzo Elvano

***

Selanjutnya, Genta dan Luna kembali pulang dalam keheningan hanya suara langkah kaki mereka berdua. Genta merasa lega karena akhirnya bisa meminta maaf dan meredakan perasaan bersalahnya. Sementara itu, Luna mulai merenung dan memikirkan kata-kata Genta.

Di sisi lain, Kenzo yang melihat kejadian itu dari kejauhan merasa hatinya hancur. Dia mencoba menyembunyikan perasaannya, namun bunga aster dan anyelir yang tergeletak di tanah menjadi saksi bisu akan rasa kecewanya. Kenzo memutuskan untuk merenung sendiri, mencari jawaban atas perasaannya yang tak terbalas.

"Emang nggak ada kesempatan kedua buat gue," batin Kenzo tersenyum perih merasakan hatinya hancur berkeping-keping. "Pintu hatinya udah ketutup semua, nggak ada jalan untuk masuk," lanjut Kenzo menatap nanar.

Saat Genta dan Luna tiba di depan rumah Luna, mereka berdua berpamitan dengan senyuman. Luna merasa lega karena pertemuan itu membuka lembaran baru, sementara Genta merasa tanggung jawabnya sedikit terangkat.

Luna tersenyum mengangguk, "Terima kasih, Kak Genta. Aku akan mencoba untuk membuka hati seperti yang Kak Genta katakan tadi."

Genta mengangguk, "Iya," sahutnya secara singkat karena Genta tidak terbiasa dengan adanya Luna yang dia lakukan hanyalah penebusannya.

Setelah Luna masuk ke dalam rumahnya, Genta pun pulang dengan perasaan lega. Namun, di dalam hatinya masih ada kekhawatiran tentang persaingan di antara teman-temannya, terutama Kenzo dan Luna.

***

Sementara itu, Kenzo masih terdiam di tempatnya, memikirkan segala perasaan yang tengah bergejolak di dalam dirinya. Dia merasa sulit menerima kenyataan bahwa hatinya harus berhenti mencintai Luna. Namun, di tengah kegelapan pikirannya, Kenzo bertekad untuk menemukan jalan keluar yang terbaik.

"Lo kenapa Ken?" tanya Rasya sebagai sahabat terdekat Kenzo.

"Gapapa," jawab Kenzo singkat tanpa menoleh Rasya karena saat ini moodnya sedang buruk, jadi dia tidak ingin melampiaskan kekecewaan, kekesalan, dan kemarahannya kepada orang yang tidak bersalah.

"Yaudah kalau gitu, jangan lupa buat persiapan lomba. Kalau ada apa-apa cerita aja Ken, jangan dipendem sendiri nanti jadi penyakit," jelas Rasya kepada Kenzo yang tidak ingin menanggung beban sendirian. "Inget Ken, lo masih punya gue sama anak-anak Destroy," tambah Rasya lagi.

Hari-hari berlalu, persiapan untuk lomba non-akademik semakin intens. Genta, Gerlan, dan anggota Straddle lainnya terus berlatih dan merencanakan strategi. Meskipun ada ketegangan di antara mereka, semangat untuk meraih kemenangan tetap membara.

Di sisi lain, Luna mencoba untuk fokus pada pemulihannya. Dia berusaha menghibur diri dengan kegiatan yang disukainya. Namun, bayangan Genta masih terus menghantui pikirannya. Luna berusaha memahami bahwa takdir mungkin membawanya pada jalan yang berbeda kali ini.

Saat lomba non-akademik tiba, suasana persaingan sangat terasa. Straddle, dengan Gerlan sebagai ketua mereka, memberikan penampilan terbaik mereka. Genta memberikan kontribusi dengan kepiawaiannya, meskipun dalam hatinya masih ada rasa tidak nyaman.

GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang