CHAPTER LIMA BELAS << 15>> TKP

1.1K 42 2
                                    

Happy Reading👀

"Ketika kehidupan membuka tirai misteri, terkadang kita menemukan kebaikan di tempat yang tak terduga, bahkan dari orang yang sepertinya memiliki sisi gelapnya sendiri." – Genta & Luna

***

Luna mencari bukti yang menyelamatkannya sehingga dia tidak tertabrak mobil, tetapi tidak ada hasilnya. Bahkan tidak dapat menunjukkan apa-apa. Tiba-tiba Genta lewat di depan Luna, tidak sengaja Luna menangkap celana seragam yang dipakai oleh Genta sedikit robek di bagian lutut kakinya, yang aku tidak tahu kenapa.

"Karena di sekolah, aku juga nggak nemuin bukti apa-apa mending aku kembali ke tempat kejadian sesudah pulang sekolah," gumam Luna.

Bel istirahat baru berbunyi membuat semua siswa berhamburan keluar dari kelas ada yang ke perpustakaan, kantin, bahkan lapangan, sedangkan aku hanya melamun disini. Sampai kedatangan Alesha yang membuatku menatap Alesha yang datang sambil melipat tangannya ke depan.

"Ayo ke kantin Lun, disana udah ada Natasha sama Amel," jelas Alesha.

"Kalau aku nggak ke kantin gimana?" tanyaku yang ingin menolak ajakan Alesha untuk ke kantin.

"Nggak bisa!" jawab Alesha cepat.

"Tapi aku mager Ale," jelas Luna.

"Udah Lun pokoknya harus ke kanti!" paksa Alesha.

"Iya ... iya ke kantin," jawab Luna dengan malas.

Saat di kantin suasana begitu ramai, dimana kantin tak pernah sepi saat jam istirahat telah tiba. Dimana kantin sekolah memiliki beberapa kios yang dinamai dengan nama pemiliknya, ada kantin Simbok, kantin mbak Dewi, dan masih banyak lagi. Kantin tersebut sangat setia melayani kebutuhan para siswa.

Kantin sekolah terletak di bagian pojok sekolah di sisi sebelah barat daya. Ketika aku berada di kantin Amel dan Natasha melambai-lambai tangannya dia ada di kios makanan yang menjual bakso dan nasi rames, aku juga membalas lambaian tangannya.

"Mereka dimana ya Lun? Gue kok nggak lihat sama sekali?" tanya Alesha.

"Aku lihat kok Ale, ayo ikut aku aja!" seru Luna.

Saat Luna sudah sampai di Natasha dan Amel, dia dan Alesha duduk menghadap mereka. Namun Luna baru menyadari bahwa Genta juga duduk diseberang mejanya. Membuat dirinya memandang paras rupawan seorang Genta Aksara Wijaya. Entah mengapa tatapannya tidak bisa beralih dari kekaguman akan ketampanan Genta, wajahnya begitu terpahat sempurna seakan-akan dia diciptakan ketika Tuhan sedang berbahagia.

Luna hanya bisa menerbitkan senyuman. Sedangkan teman-temannya merasa aneh dengan tingkah Luna. Padahal sedari tadi Luna sudah di panggil oleh temannya bergantian, dia malah tenggelam dalam godaan paras tampan Genta yang membuat pandangan dan pikirannya tertuju kepadanya.

"LUNA ... !!!" teriak Alesha yang sudah kesal.

Membuat Luna berhenti mengagumi dan tenggelam dari rasa kekagumannya, "Iya ... Ale ada apa?" sahutku cepat.

"Lun, daritadi kita manggil lo berulang kali emangnya mikirin apaan sih?" tanya Alesha yang penasaran.

"Iya Lun?" sahut Amel yang juga penasaran apa yang dipikirkan oleh Luna.

GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang