Happy Reading 🕎
"Setiap tindakan punya konsekuensinya" ~ Author
***
Genta yang mencari keberadaan Rasya akhirnya menemukannya sedang bermain basket bersama teman-temannya di lapangan sekolah yang sepi. Suara bola yang memantul di aspal dan tawa riang para pemain langsung terhenti saat Genta mendekat dengan langkah cepat dan pandangan penuh amarah. Tanpa basa-basi, Genta langsung membogem Rasya tanpa ampun. Bogeman keras itu membuat Rasya terhuyung dan jatuh ke tanah, darah mengalir dari sudut bibirnya. Teman-teman Rasya hanya bisa terpaku, tidak menyangka kejadian itu terjadi begitu cepat.
Selama ini, Genta menahan dirinya karena merasa bersalah terhadap Kenzo. Namun, apa perlu Rasya pergi begitu jauh menyeret semua orang dalam kekacauan ini? Rasa bersalah dan kemarahan yang tertahan kini meledak.
Rasya, yang terkejut dan merasakan nyeri di wajahnya, dengan cepat bangkit dan membalas bogeman tersebut dengan amarah yang menyeruak. Mata mereka bertemu, penuh kebencian dan kebingungan. "Lo itu apa-apa datang-datang langsung bogem gue, lo ada masalah apa sama gue? Hah?!" teriak Rasya dengan nada penuh tantangan, matanya memancarkan kebingungan dan kemarahan.
Genta menarik kerah baju Rasya, mendekatkan wajah mereka hingga napas panas mereka hampir bersentuhan. Dengan nada yang mengintimidasi, Genta menjawab, "Kalau lo emang benci gue, lo lampiasin aja ke gue. Nggak usah nyeret banyak orang ke dalam kekacauan yang lo perbuat ini. Rasya, ini berkaitan dengan masa depan mereka semua, gara-gara keegoisan lo mereka semua bisa hancur dan ga punya masa depan."
Rasya semakin bingung dengan perkataan Genta. Dia tidak merasa terlibat dengan masalah Genta atau siapa pun lagi. Bagi Rasya, tindakannya hanyalah untuk membalas rasa sakit yang diterima oleh Kenzo oleh dua manusia yang tidak tahu diri yaitu Genta dan Luna. "Sakit lo, Gen. Gue nggak ngerti arah pembicaraan lo itu apa. Gue udah balas dendam dan lampiasin semuanya dengan bogem lo. Menurut gue, itu udah ngeredain semuanya. Sekarang apalagi? Gue udah nggak ada urusan sama lo!"
Genta semakin emosi, wajahnya memerah, dan suaranya meninggi, hampir seperti raungan. "Lo yang sakit! Lo udah berani berbuat, ya harus berani bertanggung jawab. Lo udah nyebarin rumor tentang Luna dan ditambah nyebarin rumor tentang Straddle. Lo nggak sadar kalau tindakan lo itu merugikan banyak orang!"
Rasya terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang dikatakan Genta. Matanya menyipit, mencoba memahami tuduhan yang baru saja dilontarkan. "Gen, gue rasa lo udah gila! Gue nggak pernah nyebarin rumor tentang Luna maupun Straddle. Gue emang brengsek, tapi gue bukan cowok bejat yang bisanya nyerang di belakang, apalagi nyebaran rumor tentang Straddle. Gue nggak ada niatan buat ngehancurin masa depan gue dengan hal bodoh yang lo omongin!"
Rasya tidak pernah menyangka kalau dirinya bisa dalam situasi yang tidak menguntungkan seperti ini. Dia memang bermulut tajam, tapi dia juga masih punya akal sehat. Untuk apa menyebarkan rumor tentang Straddle yang merupakan aset sekolah? "Gue cuma ingin balesin rasa sakit Kenzo, bukan ngehancurin Luna maupun geng lo."
Genta menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. "Mau lo ngomong pembelaan apapun gue nggak akan percaya karena semua bukti mengarah ke lo. Gue cuman minta lo harus sadar, Rasya, semua tindakan lo punya konsekuensi. Lo nggak bisa seenaknya aja menyeret semua orang ke dalam masalah lo. Sekarang, lo harus bertanggung jawab atas semua yang lo perbuat."
"Gue nggak ngerti atas dasar apa lo nuduh gue dan nggak percaya sama semua omongan gue. Emang gue kelihatan orang gila yang suka main-main sama hidup banyak orang dan mempertaruhkan semua masa depan gue gitu," sanggah Rasya, yang tidak terima terus disudutkan oleh Genta.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTA & LUNA [SEDANG DALAM REVISI💣]
Novela JuvenilJudul baru Genta & Luna Judul lama Bad Boy [ SUDAH SELESAI DI REVISI ULANG BANYAK PERUBAHAN ADEGAN DAN LAIN-LAINNYA JADI KALIAN WAJIB BACA ULANG NGGAK MAU TAU YANG UDAH BACA KALIAN BACA ULANG YAH!] Ini tentang seorang Genta Aksara Wijaya dimana keh...